Proyek MP3KI Sungkai Barat, Sejumlah Rekanan Pernah Diminta Setoran 22,5 Persen
Feaby/Teraslampung.com Proyek jalan MP3KI di Sungkai Barat. (Teraslampunung.com) Kotabumi–Dugaan seputar keterlibatan pihak rekanan dalam pengerjaan sejumlah proyek jalan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan...

Feaby/Teraslampung.com
Proyek jalan MP3KI di Sungkai Barat. (Teraslampunung.com) |
Kotabumi–Dugaan seputar keterlibatan pihak rekanan dalam pengerjaan sejumlah proyek jalan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) Kecamatan Sungkai Barat, Lampung Utara (Lampura) kian menguat. Pasalnya, sejumlah rekanan mengaku sempat dimintai setoran oleh pihak pengelola kegiatan sebesar 22,5 persen untuk sejumlah proyek pekerjaan yang ada di Kecamatan Sungkai Barat.
“Saya sempat ditawari mengerjakan proyek itu berikut sebagai penyedia material proyek. Tapi saya diminta setoran sebesar 22,5 oleh pengelola kegiatan di sana (Sungkai Barat) untuk itu,” ucap narasumber teraslampung.com yang mewanti – wanti agar jati dirinya disembunyikan, baru – baru ini.
Menurutnya, setoran sebesar 22,5 persen tersebut sangat tidak masuk akal sehingga membuat dirinya mengurungkan niat untuk mengikuti proses lelang pengadaan materal atas sejumlah proyek tersebut.
“Kalau setoran cuma 5-10 persen atau dibawahnya, bolehlah. Tapi kalau 22,5 persen, mau dapat apa lagi dari kerjaan itu (proyek),” beber dia.
Sementara, sumber terpercaya lainnya membenarkan bahwa adanya dugaan setoran sebesar 22,5 persen dalam sejumlah proyek MP3KI Sungkai Barat. Namun dirinya memutuskan untuk tak ikut lelang sejumlah proyek tersebut lantaran besaran keberatan mengikuti kemauan pihak pengelola kegiatan. “Saya juga sempat diminta setoran sebesar 22,5 persen oleh mereka (pengelola kegiatan) Sungkai Barat,” beber dia.
Oleh karenanya, ia merasa wajar apabila kualitas pekerjaan sejumlah proyek di Kecamatan Sungkai Barat jauh di bawah standar. Sebab, menurutnya, nilai setoran sejumlah proyek itu di luar batas kewajaran. Akibatnya, pihak rekanan terpaksa memutar otak bagaimana caranya menyelesaikan sejumlah proyek itu meski kualitasnya jauh dari harapan. “Wajar kalau kerjaannya (proyek) itu jelek seperti yang ramai dibicarakan media. Setorannya saja sudah segitu,” ucapnya.
Sebelumnya, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan MP3KI Sungkai Barat, Rizal Effendi tak menampik adanya keluhan warga terkait kualitas pembangunan kedua proyek dimaksud. Dimana keluhan warga itu disampaikan melalui surat dari Desa yang bersangkutan kepada Camat Sungkai Barat. Bahkan, ia mengaku sempat beberapa kali menegur Pokja terkait keluhan dimaksud. “Pokja-nya yang saya tegur. Tolong dibagusin lagi. Sudah sering sih. Minggu – minggu ini sering,” kata dia.
Ditanya mengenai dugaan tentang keterlibatan kontraktor dalam pengerjaan kedua proyek itu, Rizal dengan tegas membantahnya. “Bukan. Yang mengerjakan itu masyarakat. Kalau teknis-teknisnya pekerjaan itu Pokja dan PPK,” kata dia.
Diketahui, Berbagai fakta menarik mulai bermunculan seputar pembangunan kedua proyek jalan lapen di Desa Gunung Raja, Kecamatan Sungkai Barat, Lampung Utara (Lampura) yang diduga dikerjakan asal jadi.
Sejumlah fakta menarik tersebut yakni ternyata dalam kedua proyek dimaksud, tak satu pun warga sekitar turut dilibatkan dalam pembangunan jalan yang berasal dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI). Padahal, seharusnya pembangunan itu melibatkan warga sekitar. Selain itu, proyek kedua jalan tersebut diduga kuat dikerjakan oleh pihak rekanan.
Tak berhenti sampai di situ, berdasarkan pantauan di lapangan, Kamis (18/12) sekitar pukul 11:38 WIB, kualitas kedua jalan yang dibangun itu terbilang cukup buruk. Bebatuan baik dibadan jalan maupun di tepi jalan dalam proyek peningkatan Jalan lapen sepanjang 2,8 Kilometer dengan lebar 3 meter ini sangat mudah terlepas jika dicungkil dengan tangan. Aspal yang semestinya menjadi perekat bebatuan jalan tersebut diduga kuat terlalu sedikit alias tak sesuai standar.
Salah seorang pekerja saat ditemui di lokasi pembangunan jalan penghubung Desa Gunung Raja dengan Desa Tanjung Jaya, mengatakan seluruh pekerja yang terlibat dalam pembangunan jalan tersebut berasal dari luar Kecamatan Sungkai Barat. Dikatakannya bahwa sejatinya proyek ini diborong oleh pria yang bernama Tikno asal Kotabumi.
“Tikno tukang yang ngeborong ini. Orang Kotabumi,” ucapnya tanpa mau menyebutkan namanya.