Pria Bertopeng Cabuli Gadis Remaja Hingga Hamil Lima Bulan
Zainal Asikin/Teraslampung.com Korban pencabulan berinisial KR (kaus hijau) didampingi ibu dan kerabatnya saat mendatangi Mapolresta Bandarlampung, Selasa (25/8). Kedatangannya, melaporkan pencabulan yang dialaminya hingga hamil lima bulan...

Zainal Asikin/Teraslampung.com
BANDARLAMPUNG – Ditemani ibu dan kerabatnya, perempuan muda berinisial KR (14),warga Kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang, Bandarlampung melapor ke Mapolresta Bandarlampung, Selasa (25/8) terkait pencabulan yang dialaminya. Kepada polisi KR mengaku menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh pria bertopeng di semak-semak samping rumah orang tuanya saat memberikan makan ternak bebek milik ayahnya.
Hartoyo (41), paman KR, mengaku peristiwa pencabulan yang menimpa keponakannya KR yang memiliki keterbelakangan mental tersebut terjadi pada sekitar bulan april (4/8/2015) lalu.
Kejadian pencabulan itu terjadi ketika orang tua korban JH, yang berprofesi sebagai tukang reparasi televisi sedang mendapat panggilan untuk memperbaiki televisi di luar rumah. Sementara ibu korban, sedang bekerja menjadi buruh di gudang kopi dekat rumahnya.
“KR saat itu sedang memberikan makanan ternak bebek peliharaan ayahnya, tiba-tiba korban di datangi pria tak dikenal dengan mengekan topeng dengan membawa senjata tajam di tangannya. Korban di bekap mulutnya pakai kantung pelastik, bertopeng ini langsung menggagahi korban,”kata Hartoyo kepada teraslampung.com saat di Mapolresta Bandarlampung, Selasa (25/8).
Hartoyo mengutarakan, terungkapnya peristiwa ini, setelah kedua orangtua korban melihat adanya perubahan fisik KR yang melihat perutnya semakin hari semakin besar. Kecurigaan tersebut ternyata benar, ketika di periksakan orang tua korban terkejut mengetahui kalau anaknya KR ternyata sedang mengandung lima bulan dan KR mengaku telah di cabuli orang yang memakai topeng.
“KR ini mengaku telah di cabuli oleh orang yang tidak di kenalnya, orang yang mencabulinya menggunakan topeng. Saat dicabuli, KR mendapat ancaman oleh pria bertopeng itu menggunakan pisau. Jika berteriak, maka KR ini akan di bunuh oleh pria bertopeng itu. Perbuatan bejat itu, dilakukan pria bertopeng di sebuah semak-semak yang lokasinya tidak jauh dari rumah korban,”ujarnya.
Karena KR takut diancam akan dibunuh, lanjut Hartoyo, lalu KR hanya pasrah saja ketika orang tersebut melakukan persetubuhan layaknya orang dewasa melakukan hubungan intim. Menurut korban, pria bertopeng yang telah mencabuli tersebut memakai minyak wangi yang khas.
“Bau parfum itu, sering tercium saat seseorang yang di duga pelaku sering bertandang kerumah korban. Korban serta kelurganya mengenali bau parfum itu, setelah kejadian itu orang yang biasa pakai parfum itu sudah tidak pernah lagi datang kerumah korban,”terangnya.
Dikatakan Hartoyo, sebelum melaporkan ke Mapolresta Bandarlampung, ibu korban berinisiatif mengadukan peristiwa yang menimpa putrinya KR ke Lembaga Advokasi Perempuan dan Anak (DAMAR) untuk memberikan pendampingan pada korban. Bahkan pihak DAMAR pun sudah mendatangkan psikolog untuk menguji kejiwaan korban.
Psikolog menanyakan kepada KR mengenai kronologis kejadian sampai beberapa kali, keterangan dari KR menyebutkan satu nama yang di duga sebagai pelakunya. Pihak DAMAR pun menyarankan orang tua korban untuk melaporkannya ke polisi.
“Rekomendasi dari DAMAR, kami di sarankan agar melaporkan ke polisi. Makanya kami melaporkan kejadian ini ke Mapolresta Bandarlampung, agar kejadian ini bisa di tindaklanjuti oleh pihak yang berwenang. Kami berharap besar kepada pihak berwajib, agar bisa segera mengungkap kasus ini dan menangkap pelakunya,”ungkapnya.
Ditambahkannya, sudah sejak satu bulan terakhir ini, KR sudah tidak tinggal lagi bersama orangtuanya. Setelah kejadian tersebut, korban masih sok dan trauma. “Saat ini, KR tinggal di rumah kami sejak bulan juli ini,”tandasnya.
Pantauan teraslampung.com, di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapolresta Bandarlampung sangat disayangkan ketika mebuat laporan ke polisi pihak DAMAR justru tidak ada untuk melakukan pendampingan terhadap korban. Bahkan korban yang tengah duduk dikursi diruang SPK, sempat terlihat menangis ketika di tanya oleh petugas yang menerima laporan. Selanjutnya, korban di arahkan oleh petugas ke Unit Reskrim untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Terpisah, Kasatreskrim Polresta Bandarlampung Komisaris Dery Agung Wijaya saat di konfirmasi melalui ponselnya mengatakan, pihaknya belum mengetahui dan menerima adanya laporan tersebut.
“Nanti akan saya cek dulu, jika benar sudah melapor selanjutnya akan kami tindak lanjuti,”katanya.