Payah, Kinerja Diknas Lampura dalam Awasi Proyek DAK

Feaby/Teraslampung.com KOTABUMI–Kinerja Dinas Pendidikan (Disdik) Lampung Utara (Lampura) dalam mengawasi pengerjaan rehab sekolah yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2014 terbilang payah. Buktinya, terdapat sebuah sekolah yang...

Payah, Kinerja Diknas Lampura dalam Awasi Proyek DAK
Kepala Sekolah  SMA Wiyata Karya, Sri Suwarni (kiri) sedang mengawasi proses pengerjaan rehab fisik sekolahnya yang belum rampung hingga kini. Foto dibidik pada Senin (5/1). Foto: Teraslampung.com/Feaby.

Feaby/Teraslampung.com


KOTABUMI–Kinerja Dinas Pendidikan (Disdik) Lampung Utara (Lampura) dalam mengawasi pengerjaan rehab sekolah yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2014 terbilang payah.
Buktinya, terdapat sebuah sekolah yang belum selesai proses rehabnya hingga kini.

Sekolah dimaksud yakni SMA Wiyata Karya (WK), Kotabumi yang berada di Jalan Ganesha, Kelurahan Tanjung Aman, Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampura. Padahal, jika merunut peraturan yang ada, proses setiap pengerjaan rehab fisik sekolah harus selesai pada tahun yang berjalan atau dalam kasus ini, harus selesai pada akhir tahun 2014 atau hingga 31 Desember 2014.

Kepala Bidang Perencanaan Disdik Lampura, Kasim ketika ditemui di rumah makan Taruko II, tak menyangkal bahwasannya proses rehab fisik SMA WK masih belum rampung hingga kini. Menurutnya, pihaknya juga sempat mendatangi sekolah dimaksud dan memberikan teguran langsung kepada Kepala Sekolah itu.

“Sudah kita kasih teguran langsung (kepada Kepala Sekolah) dua hari lalu. Alasan sekolah, kurang pekerjanya,” katanya, Kamis (8/1).

Ia membenarkan, seyogyanya seluruh pengerjaan rehab fisik sekolah yang bersumber dari DAK tahun 2014 selesai dikerjakan paling lambat tanggal 31 Desember 2014. “Harusnya memang selesai tanggal 31 Desember (sesuai dengan aturan),” tutur Kasim.

Kendati demikian, Kasim membantah bahwa belum rampungnya pengerjaan rehab fisik SMA WK adalah buah dari ‘lemahnya’ atau tidak berjalannya pengawasan dari Disdik. “Jalan (kok) pengawasan (nya). Itu kan ada konsultan pelaksana (juga),” kelit dia.

Di lain sisi, Kepala Sekolah Wiyata Karya, Sri Suwarni mengakui bahwa proses pengerjaan rehab fisik pada sekolahnya belum rampung dikerjakan. Hal ini dikarenakan berbagai faktor seperti musibah yang menimpa beberapa pekerjanya, banyaknya jenis pekerjaan rehab yang harus dilakukan para pekerjanya, serta cuaca yang kini tengah memasuki musim hujan.

“Tukang saya ini kena musibah, ada yang jatuh, kena keroyok, dan ada yang meninggal. Laju terbengkalai. Bukannya kita enggak ingin selesaikannya tapi masih dalam proses pengerjaan,” terangnya, Senin (5/1).

Di samping itu, alasan lainnya yang menyebabkan proses pengerjaan rehab sekolah yang dipimpinnya berjalan lamban dikarenakan kualitas bangunan sekolahnya yang merupakan jenis bangunan lama. Dengan kondisi demikian, para pekerjanya harus ekstra hati – hati dalam melakukan pengerjaan rehab dimaksud.

“Bangunan (sekolah) saya ini bangunan tua. Ibarat layang – layang. (Jadi) ngerjainnya harus teliti – telit benar. Kenapa?.Ghabay yo ghubuh (takut dia rubuh),” paparnya dengan bahasa Indonesia dan bahasa Lampung.

Sri menerangkan bahwa total anggaran rehab sekolah yang belum rampung hingga kini itu menelan biaya sebesar Rp.230 juta. Ia juga memperkirakan, proses pengerjaan rehab sekolahnya akan selesai dalam waktu seminggu kedepan terhitung sejak Senin (5/1). “Insya Allah, 1 minggu selesai,” tegas perempuan berjilbab ini.