Papa Hilang di Taman Papa

Oyos Saroso H.N. Papa hilang. Itulah kabar yang saya terima ketika saya sedang memimpin rapat umum pemegang saham PT Asu Putra Putu Lan Buyute di sebuah hotel berbintang lima di taman surga Kota Meikatrok. RUPS belum kelar. Tapi harus saya sudahi dan...

Papa Hilang di Taman Papa

Oyos Saroso H.N.

Papa hilang. Itulah kabar yang saya terima ketika saya sedang memimpin rapat umum pemegang saham PT Asu Putra Putu Lan Buyute di sebuah hotel berbintang lima di taman surga Kota Meikatrok.

RUPS belum kelar. Tapi harus saya sudahi dan dilanjutkan lusa demi menenangkan hati Mama.

Di seberang telepon, Mama menangis meraung-raung dan menyebut nama Papa berulang-ulang. Sebagai anak laki-laki tertua, saya diberi mandat Mama segera menemukan Papa.

“Harus kamu temukan dalam tempo 3 x 24 jam! Kalau kamu gagal, maka lupakanlah jatah warisan Taman Papa! Kamu akan dicoret dari daftar penerima warisan!” teriak Mama.

“Siap, Mama!”

***

Menemukan Papa bukanlah perkara mudah. Bukan apa-apa, soalnya Papa konon punya aji panglimunan. Orang yang punya aji panglimunan akan bisa menghilang dengan sukses. Dengan ajian panglimunan, Papa konon bisa membuat benda segede gajah tidak bisa dilihat orang banyak.

Kabarnyya aji panglimunan hanya bisa digunakan pada saat terdesak atau benar-benar diperlukan. Jadi, ketika Papa tiba-tiba raib bak ditelan bumi sehingga Mama dan semua anak buah Papa kalang kabut, itu berarti Papa dalam kondisi terdesak.

Sebagai anak sulung Papa, saya sebenarnya pernah berusaha punya aji panglimunan seperti Papa. Di sebuah buku yang saya pelajari disebutkan bahwa untuk menguasai aji panglimunan kita harus puasa mutih selama 21 hari dan pati geni sehari semalam.

Selain itu, setiap usai sholat wajib lima waktu, harus membaca mantra dan doa tertentu sebanyak tujuh kali. Malam harinya kita harus menjalankan sholat hajat khusus dua rakaat,mantra dan doanya dibaca 7x, ditambah wirid asma’ul husna sebanyak putaran tasbih.

Adapun mantra yang harus dibaca adalah seperti ini

“Shalallohu ‘alaihi wasallam
Allohuma qulhu Allah
Dzat gumilang tanpa sangkan
Gumilang tanpa enggon
Liyep ilang salin raga
Inna fatohia lakofat kanmubilla
Sir Abubakar, sir Umar, sir Ali, sir Usman
Sir jabarail, sir malaikatul mukhorobin
Sir Alloh la illa haillaloh muhammadurrosulluloh
Sir wali, sir kuat berkat, sir teguh, sir luput, sir ora katon
Lungguhku imbar, mimang-mimong si wisakarma
Tengahing angin, apipit maya-maya ora katon apa-apa
Kang hima kakalangan peteng ndedet alimengan si ambar ngemuli aku
Wong sabuwana bloloken orang weruh aku “. 3x,

Doanya (dibaca 7 kali):
“La tudrikuhul abshor
Wa huwa, yudrikul abshor
Wa huwal lathiful khobir”.

Wiridnya (dibaca 700 kali):

“ya latif ya khobir” 

Saya pernah menjalankan ritual itu. Tapi tetap gagal meraih aji panglimunan. Buktinya, ketika saya terdesak kepungan polisi karena saya melakukan korupsi Rp 5 triliun uang negara, polisi dengan gampang meringkus saya. Saya sudah berupaya keras matak aji panglimunan, tapi tetap gagal. Wal hasil, saya pun menghuni sel. Untung saja ayah bisa membereskan semua urusan sehingga akhirnya saya dinyatakan tidak bersalah dan bebas dari segala tuduhan.

***

Papa hilang di Taman Papa. Itulah kesimpulan yang saya dapatkan ketika saya mengerahkan semua jaringan intelijen partiker yang saya bayar dengan bermiliar-miliar rupiah.

Taman Papa adalah Taman Surga seluas 100 ribu hektare, terletak di sebelah utara Kota Meikatrok. Jaraknya hanya sepelemparan batu dari Kota Meikatrok.

Sebagai taman, ia 1.000 kali lebih indah dibanding taman terindah yang pernah ada di dunia. Pengamanannya superketat. Tidak sembarang orang bisa masuk ke taman. Hanya Papa, keluarga kami, dan para kolega Papa yang punya kartu khusus yang bisa masuk ke Taman Papa.

Maka itu, ketika investigasi yang dilakukan ratusan anak buah saya menyimpulkan bahwa Papa hilang di Taman Papa, saya pun menjadi lega.

Papa hilang di Taman Papa itu berarti Papa tidak benar-benar hilang. Papa sebenarnya ketawa-ketiwi saat membaca berita tentangnya. Sebab, Papa sejatinya tidak lari ke mana pun. Ia sedang menikmati hidup indah di Taman Papa.

Papa (meng-) hilang karena tiba-tiba segerompolan aparat negara menyatroni rumah Papa, sementara segerompolan alat negara lain memaksa masuk ke Taman Papa. Mendengar ada segerombolan orang bersenjata masuk secara paksa ke Taman Papa, Papa pun memakai aji panglimunan. Para aparat negara pun tidak bisa melihat Papa. Padahal Papa sedang asyik duduk sambil ngopi sore sendirian di pojok taman.

***

Seminggu setelah Papa dinyatakan hilang, Papa akhirnya capek juga hidup mewah sendirian di Taman Papa. Sebab itulah, ia mengontak orang kepercayaannya untuk mengantarkannya pulang.

“Aku sayang istri, mari antarkan aku pulang…” kata Papa kepada Mad Kursip, sopir kepercayaannya.

“Tapi nanti Bapak ditangkap polisi!” kata Mad Kursip.

“Tenang… kita bisa bikin drama. Misalnya, saya sebenarnya sudah punya niat baik untuk mendatangi kantor polisi untuk memberikan keterangan tentang tuduhan korupsi,” kata Papa.

“Tetap saja Bapak nanti akan ditahan…”

“Ada caranya. Nanti kita pikirkan cara itu belakangan. Yang penting bagaimana saya tidak langsung masuk bui. Kamu tahu tugu di tengah-tengah Kota Meikatrok?”

“Tahu, Pak”

“Nah, nanti kamu tabrakkan mobil kita ke tugu itu. Bikin mobilnya penyok dan saya luka-luka. Dengan begitu, saya bisa istirahat di rumah sakit,” kata Papa.

“Siap,Pak!”

***

Benar saja, saat saya dan istri sedang makan tibat-tiba handphoneku berdering. Ajudanku mengabarkan bahwa Papa dirawat di rumah sakit karena mobilnya menabrak tugu kota.

Aih, Papa…. I love you full….