Keunikan Shalat Ied di Masjid ‘Ukhuwatul Islamiyah Kedamaian Bandarlampung
TERASLAMPUNG.COM — Takbir dan tahmid berkumandang dari Masjid ‘Ukhuwatul Islamiyah di Jl.Pangeran Antasari Gang.Mulya Jaya, Kelurahan Kedamaian RT 09, Bandarlampung, sejak lepas subuh, Jumat, 15 Juni 2018. Sejak pukul 06.30 WIB warga sek...

TERASLAMPUNG.COM — Takbir dan tahmid berkumandang dari Masjid ‘Ukhuwatul Islamiyah di Jl.Pangeran Antasari Gang.Mulya Jaya, Kelurahan Kedamaian RT 09, Bandarlampung, sejak lepas subuh, Jumat, 15 Juni 2018.
Sejak pukul 06.30 WIB warga sekitar masjid berdatangan ke Masjid Ukhuwatul Islamiyah untuk menunaikan ibadah Shalat Idul Fitri.
“Jamaah harus datang lebih awal kalau ingin mendapatkan tempat sholat di dalam masjid,”kata Herry Suherman, Ketua RT 09. Kelurahan Kedamaian.
Sebelum shalat dimulai, Ketua Panitia Shalat Ied kali ini, Junaedy M.Ks menyampaikan bahwa khatib sekaligus imam Shalat Idul Fitri di Masjid Ukhuwah Islamiyah pagi itu adalah Drs. H.Rasyid.
Sedangkan Bilal oleh M. Anshori.
Disusul kemudian pengumuman dari panitia penerimaan zakat fitrah , zakat mal, infak, dan sedekah.
Menurut Asep, panitia penerimaan zakat, total zakat fitrah, zakat mal, dan sedekah yang terkumpul berupa besar 340 kg dan uang tunai Rp 11.318.000.
“Semuanya sudah dibagikan kepada yang berhak sejumlah 107 orang, Alhamdulillah,” kata Asep.
Untuk ukuran masjid di kampung, jumlah zakat fitrah dan zakat mal yang terkumpul di Masjid ‘Ukhuwatul Islamiyah termasuk besar. Jumlah itu lebih besar dibandiing total zakat fitrah dan zakat mal yang dikumpulkan panitia zakat Masjid Al Furqon — salah satu masjid besar di Bandarlampung — yang hanya di bawah Rp 10 juta.
Sekitar pukul 07.30 WIB Shalat Ied pun dimulai. Usai shalat dua rakaat secara berjamaah, Ustaz Rasyid N Murad tampil ke mimbar untuk menyampaikan khotbah.
Khatib mengangkat Kemenangan Melawan Hawa Nafsu sebagai tema khotbah. Ratusan jamaah shalat Ied pun khusyuk mendengarkan khotbah.
Sekilas pelaksanaan Shalat Ied di Masjid ‘Ukhuwatul Islamiyah di Jl.Pangeran Antasari Gang.Mulya Jaya sama dengan masjid-masjid lain di Lampung. Bedanya, di masjid ini ada beduk yang menjadi penanda waktu masuk shalat sebelum azan dikumandangkan. Ketika malam takbiran, beduk di Masjid Ukhuwatul Islamiyah juga ditabuh seirama dengan bunyi-bunyian lain dan kumandang tahmid.
Di Lampung, beduk sudah jarang dipakai untuk takbiran dan penanda waktu masuk shalat. Entah sejak kapan terjadi, beduk sudah lama “menghilang” dari banyak masjid di Lampung.
Selain beduk, hal lain yang membedakan shalat Ied di masjid ini dengan masjid-masjid lainnya adalah soal kerukunan jamaahnya. Tidak seperti masjid lain–utamanya masjid besar– yang jamaahnya langsung pulang ketika khatib selesai khotbah, di masjid ini para jamaah masih bertahan di masjid saat shalat Ied usai. Mereka segera bergilir saling bermaafan satu sama lainnya.
Daniel H.Ghanie