Rapopo yang Baik, Kupasrahkan Nasibku Padamu
Martin Aleda foto dok Tempo Rapopo yang baik, doa orang-orang yang jadi korban, yang dizalimi, semoga doa yang dinanti-nanti Allah, terkabul dan kau dilantik sebagai manusia nomor wahid di negeri 17.000 pulau ini. Aku percayakan nasibku seb...

Martin Aleda
foto dok Tempo |
Rapopo yang baik, doa orang-orang yang jadi korban, yang dizalimi, semoga doa yang dinanti-nanti Allah, terkabul dan kau dilantik sebagai manusia nomor wahid di negeri 17.000 pulau ini. Aku percayakan nasibku sebagai warga negara kepadamu, ke pantai mana pun aku terdampar.
Aku telah memilih dengan puncak harapan tertinggi. Mungkin kau akan bilang aku naif bila kukatakan aku takkan mengecammu kalau kau menampik kemauan mereka dengan berbuat sesuatu yang sudah dirintis Gus Dur, agar rakyat benar-benar bebas, demokratis, memilih harapannya walau pun itu ternyata cuma sebuah utopia.
Aku juga tidak akan melemparkan telur busuk ke wajahmu yang mirip nelayan kampung tapi dengan tatapan yang bisa dipercaya. Mengapa kita harus mencekik saudara kita hanya karena kita ingin bersatu?! Kekuasaan itu untuk membebaskan bukan untuk menginjak-injak hak saudara kita atas hidup mereka.
Aku pasrahkan kepadamu, arus mana yang ingin kau pilih asal memuliakan manusia. Kau tahu mereka telah banyak menderita. Rapopo, kalau aku benar-benar sehat, esok aku ingin bergabung mengarakmu ke Istana, di mana pada tangganya aku pernah duduk sebagai wartawan menunggu keluarnya sumber berita setelah bertemu Sukarno.
Aku ingin diganggang matahari, minum dan makan gratis yang disumbangkan orang yang baik hati untuk memujamu. Aku juga ingin jantungku menendang hampir mematikan ditingkah musik yang ditalu oleh para seniman yang menjadi pendukungmu. Terbayang langit sore turun rendah menyapa kami yang telah menyerahkan kepercayaan padamu. Satu permintaan kami, jangan lukai hati kami. Derita cukup sudah…