Mahasiswi Polinela Ini Tidak Tahu Bocah yang Digendongnya Tewas dengan Leher Tergorok
Zainal Asikin|teraslampung.com LAMPUNG SELATAN — Salah seorang mahasiswi Polinela semester II, Tika (18) mengatakan, saat kejadian pembunuhan terhadap Revan, anak dari tetangganya yang masih berusia satu tahun tersebut, ia mengaku tidak mengeta...
Zainal Asikin|teraslampung.com
LAMPUNG SELATAN — Salah seorang mahasiswi Polinela semester II, Tika (18) mengatakan, saat kejadian pembunuhan terhadap Revan, anak dari tetangganya yang masih berusia satu tahun tersebut, ia mengaku tidak mengetahui kejadian persis pembunuhan tersebut. Karena saat itu, ia baru saja pulang kuliah di Fakultas Polinela di Bandarlampung.
“Kalau kejadian persisnya saya nggak tau, saat itu saya belum lama baru pulang dari kampus,”ujarnya kepada teraslampung.com saat ditemui di warung makan orangtuanya, Jumat (14/4/2017).
Selanjutnya, pada saat ia berada di warung makan milik ayahnya, ia mendengar suara teriakan orang minta tolong dan warga langsung ramai berlarian. Karena penasaran, ia ikut berlari untuk melihat sebenarnya yang terjadi. Belum sampai di rumah korban, di tengah jalan ia bertemu dengan bibinya bernama Nurlela sembari berlarian sudah mebopong korban.
“Tiba-tiba bibi saya Nurlela yang mebopong korban (Revan), langsung memberikan Revan kepada saya supaya secepatnya dibawa ke tempat bidan,”ungkapnya.
Tanpa berpikir panjang, kata Tika, saat itu juga ia langsung membawa korban ke tempat bidan Desa dengan menumpang sepeda motor orang yang tidak ia kenal yang dibehertikan ditengah jalan. Namun ia sama sekali tidak mengetahui, kalau korban yang dibawanya itu mengalami luka gorokan dilehernya.
“Saya tahu kalau Revan ini lehernya digorok sama ibunya sendiri, begitu sampai di tempatnya bidan Lela. Itu juga, setelah handuk yang ditutupi dibadan sampai dilehernya Revan itu dibuka sama ibu bidan Lela,”terangnya.
Dikatakannya, begitu ia melihat luka dilehernya Revan dan dari telinganya mengalir darah, Tika mengaku badannya gemetaran dan seperti tidak percaya, kalau bocah malang yang dibawa untuk diselamatkan nyawanya itu mengalami luka gorokan dileher yang cukup parah.
“Saya sempat mau pingsan, saat lihat darah yang menempel ditangan saya. sampai sekarang, rasanya masih gemetaran dan ngerasa takut kalau mengingatnya. Ya masih nggak percaya aja, kalau korban yang saya bawa ini sudah meninggal. Padahal, saya paling takut kalau ada orang meninggal,”jelasnya.
Menurutnya, bahkan dirinya bersama bibinya Nurlela, bidan Lela dan kerabat korban malam itu juga sempat ikut membawa korban ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM).
“Saya juga sempat menunggu Revan, sampai selesai visum di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) sampai Jumat dinihari sekitar pukul 02.00 WIB,”pungkasnya.
Diketahui, diduga pengaruh bisikan ghaib, ibu rumah tangga (IRT) Beti Selvia Ningsih (23) istri Andrianto alias Andre (25) menghabisi nyawa putranya sendiri, Revan Adi Wijaya yang masih berusia satu tahun dengan menggorok lehernya di rumahnya di Dusun Rangai Barat, Desa Rangai Tritunggal, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, Kamis (14/4/2017) malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Hingga saat ini, motif pembunuhan yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri tersebut, belum diketahui secara pasti. Saat ini aparat kepolisian Polsekta Tanjungan, Lampung Selatan masih mendalami motif pembunuhan tersebut dan mengecek kondisi psikologi pelaku







