ITCZ Membuat Lampung Dilanda Hujan Lebat
Oleh Ramadhan Nurpambudi Prakirawan BMKG Lampung ITCZ atau Intertropical Convergence Zone bukan hanya terjadi di wilayah Indonesia, tetapi juga terdapat di berbagai wilayah di dunia yang melintasi khatulistiwa, seperti Amerika Selatan, Afrika, dan As...

Oleh Ramadhan Nurpambudi
Prakirawan BMKG Lampung
ITCZ atau Intertropical Convergence Zone bukan hanya terjadi di wilayah Indonesia, tetapi juga terdapat di berbagai wilayah di dunia yang melintasi khatulistiwa, seperti Amerika Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara. ITCZ merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi cuaca di wilayah tropis. Selain ITCZ, terdapat faktor lain yang mempengaruhi pola cuaca seperti angin monsun, El Nino, dan La Nina yang juga mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia.
ITCZ juga dapat memengaruhi produktivitas pertanian dan perikanan di wilayah Indonesia. Misalnya, curah hujan yang terlalu tinggi akibat ITCZ dapat mengakibatkan kerusakan tanaman dan kematian ikan akibat air yang terlalu keruh. ITCZ masih menjadi sorotan para ilmuwan saat ini dalam studi mengenai perubahan iklim global. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ITCZ dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu permukaan laut dan gas rumah kaca di atmosfer.
ITCZ adalah sebuah garis vertikal di sekitar khatulistiwa; yaitu saat angin dari belahan bumi utara dan selatan bertemu dan terjadi pergerakan udara naik. Pola ini terbentuk karena perbedaan suhu antara daerah tropis yang lebih panas dibandingkan daerah kutub yang lebih dingin.
Pada saat matahari bersinar di sekitar khatulistiwa, energi matahari mencapai daerah tersebut secara langsung dan merangsang pemanasan atmosfer bumi di wilayah tersebut. Dampak dari pemanasan ini adalah terjadinya pergerakan udara naik yang membentuk awan-awan di atasnya. Udara yang naik akibat pemanasan bertemu dengan angin dari utara dan selatan yang menuruni permukaan bumi. Hal ini menyebabkan terjadinya pergerakan udara naik yang konstan di wilayah tersebut sehingga membentuk garis vertikal ITCZ.
ITCZ dapat berdampak pada cuaca di daerah sekitarnya. Pada daerah yang dilalui ITCZ, terdapat peningkatan curah hujan yang signifikan. Namun, di daerah lain, ITCZ justru dapat menyebabkan musim kemarau karena udara yang naik di ITCZ kemudian turun di daerah lain. Dampak dari ITCZ yang cukup signifikan adalah meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah yang dilaluinya, sehingga dapat memicu terjadinya bencana banjir dan longsor.
ITCZ dapat melewati wilayah Lampung pada bulan-bulan tertentu tergantung pada pergerakan musim di Indonesia. Secara umum, ITCZ melewati wilayah Lampung pada musim hujan, yaitu sekitar bulan November hingga Maret. Namun, dampak dari ITCZ terhadap wilayah Lampung tidak selalu sama setiap tahun. Terkadang, ITCZ dapat menyebabkan curah hujan yang sangat lebat dan memicu terjadinya bencana banjir dan longsor yang cukup besar. Sebagai contoh, pada tahun 2019, ITCZ menyebabkan terjadinya banjir dan longsor di wilayah Lampung yang merusak rumah dan infrastruktur warga setempat.
Dalam sejarahnya, wilayah Lampung sering dilanda bencana banjir dan longsor akibat aktifnya ITCZ. Hal ini disebabkan karena letak geografis wilayah Lampung yang berada di sekitar garis pantai dan pegunungan. Daerah-daerah yang berada di kawasan pantai rentan terkena dampak banjir akibat air laut yang naik akibat curah hujan yang tinggi. Sementara itu, daerah-daerah yang berada di kawasan pegunungan rentan terkena dampak longsor akibat tanah yang longsor akibat terjangan air hujan yang lebat.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pergerakan ITCZ di wilayah Lampung cukup aktif pada musim ini. Selain itu, pengaruh cuaca global seperti fenomena La Nina juga masih memperburuk kondisi cuaca di wilayah saat ini. Oleh karena itu, warga di wilayah Lampung dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan bencana. Begitu juga untuk pemerintah daerah yang harus segera mengambil langkah pencegahan terjadinya bencana.
Berdasarkan data BMKG, intensitas hujan di wilayah Lampung hampir mencapai 100 milimeter dalam 24 jam terakhir. Hal ini membuat beberapa wilayah di Lampung masih turun hujan bahkan sampai dengan siang ini. Kondisi ini membuat petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) di wilayah Lampung untuk dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir dan longsor. Petugas juga meminta masyarakat untuk memantau perkembangan cuaca dan mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti membersihkan saluran air dan menghindari aktivitas di daerah rawan bencana.
Dalam kondisi seperti ini, penting bagi masyarakat Lampung untuk tetap tenang dan waspada menghadapi cuaca yang ekstrem. Selalu pantau perkembangan cuaca dan ikuti instruksi dari petugas BPBD dan BMKG. Terkait dengan kondisi cuaca yang cukup ekstrem akibat aktifnya ITCZ, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan bencana. Selain itu, hal ini juga bisa menjadi kesempatan untuk memanen air hujan yang melimpah sebagai persiapan memasuki musim kemarau yang diprediksi lebih kering di tahun ini dibandingkan 3 tahun terakhir.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk mempersiapkan diri dengan cara mengantisipasi terjadinya bencana banjir dan longsor, serta memanfaatkan air hujan yang melimpah untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakat dapat melakukan pengumpulan air hujan dengan menggunakan bak penampungan atau sumur resapan. Selain itu, juga penting untuk memperhatikan kondisi lingkungan sekitar agar tidak memperparah dampak dari bencana yang terjadi.
Dalam jangka panjang, perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia berdampak pada pola cuaca di Indonesia, termasuk dalam aktivitas ITCZ. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca dan menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
Mari kita jadikan aktifnya ITCZ sebagai momentum untuk lebih waspada dan siap menghadapi potensi bencana di musim hujan ini. Sebagai warga Indonesia, kita harus selalu siap menghadapi perubahan cuaca yang tidak menentu dan berusaha untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk bertahan dalam menghadapi tantangan alam. Mari kita jadikan aktifnya ITCZ sebagai kesempatan untuk memanen air hujan dan mengurangi dampak dari kemarau yang akan datang. Ingat, kebersihan air yang kita konsumsi dimulai dari pengumpulan air hujan yang bersih dan aman. Setiap perubahan cuaca membawa pelajaran berharga untuk kita semua. Semoga kita dapat terus belajar dan mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi tantangan alam yang semakin kompleks. ITCZ telah memberikan kita pelajaran tentang kekuatan alam yang tidak terduga. Mari kita belajar dari pengalaman ini dan terus menjaga keberlangsungan hidup kita di bumi yang kita cintai.
”Dalam musim hujan, ITCZ melanda
Menimbulkan hujan lebat di negeri Lampung yang tercinta
Namun, janganlah sampai lupa, persiapkan diri saat musim kemarau tiba
Manfaatkan air hujan, jangan sampai terbuang percuma begitu saja
Hujan turun membasahi bumi
Menyirami kehidupan yang ada di dalamnya
Jangan terbuai dalam kelalaian
Persiapkan diri untuk musim kering yang tak lama lagi tiba”