Ironis, Dinas Pasar Lamteng tidak Miliki Kantor yang Layak

Supriyanto/Tersalampung.com GUNUNGSUGIH- Ibarat anak tiri.  Mungkin padanan ini layak diberikan kepada Dinas Pasar Lampung Tengah. Dengan beban berat sebagai dinas yang menjadi salah satu tulang punggung pundi-pundi kas daerah Lampung Tengah,...

Ironis, Dinas Pasar Lamteng tidak Miliki Kantor yang Layak

Supriyanto/Tersalampung.com

GUNUNGSUGIH- Ibarat anak tiri.  Mungkin padanan ini layak diberikan kepada Dinas Pasar Lampung Tengah. Dengan beban berat sebagai dinas yang menjadi salah satu tulang punggung pundi-pundi kas daerah Lampung Tengah, hingg kini Dinas Pasar Kabupaten Lampung Tengah belum mendapatkan perhatian serius dari Pemkab Lampung Tengah.

Ironisnya, kondisi yang memprihatinkan ini sudah dialami sejak dibentuknya sejak sepuluhan tahun lalu.

Jangankan ruangan berpendingin udara yang sejuk (AC), hingga kini dinas yang bertanggungjawab mengelola pasar di Lampung Tengah  (Lamteng) ini belum memiliki kantor sendiri yang layak, seperti dinas lainnya yang ada di Lampung Tengah.

Selama ini untuk memberikan pelayanan, kantor Dinas Pasar Lampung Tengah selalu berpindah-pindah. Terakhir menempati bekas kantor Dinas Bina Marga yang sempit. Sementara lahan untuk  kantor yang sudah disiapkan sejak lama, sampai sekarang masih berupa semak belukar. Belum jelas kapan bangunan kantor akan didirikan.

Di ruangan yang sempit tersebut, empat bidang yang ada melakukan kegiatan kantor saling berbaur tanpa ada sekat pembatas. Sedankan  untuk ruang kerja sekretaris dinas, hanya dibuatkan ruang khusus disudut ruangan berukuran sekitar 3 x 3 meter. Bukan hanya ruangan yang sempit, air bersih di kamar mandi untuk  para pegawai pun tak tersedia.

 ”Jangankan air untuk  wudu’ bagi yang beragama Islam, untuk buang air kecil saja kami menggunakan air minum kemasan. Termasuk di kamar mandi ruang kapala dinas, juga tidak ada air bersih,”kata salah seorang pegawai yang enggan ditulis namanya, Senin (22/9).

Terkait dengan target pencapaian pandapatan asli daerah (PAD), Sekretaris  Dinas Pasar Lampung Tengah,  Benny Mustafa, mengaku pihaknya optimis bisa meningkatkan pendapatan sekalipun dengan kondisi yang ada seperti saat ini.

“Tahun 2013 lalu target PAD mencapai Rp1,8 miliar atau 103 persen, ini melampaui estimasi. Sembilan pasar daerah yang dikelola semua mencapai target,”kata Benny.

Tahun 2012 lalu, ujar Benny, pencapaian PAD hanya sebesar Rp700 juta.  Tahun 2013 ada estimasi kenaikan PAD, melalui berbagai upaya target tersebut dapat di capai. ”Tahun 2014 ini, dinas pasar di target untuk meningkatkan PAD sebesar Rp2,1. Kami optimis target itu bisa kami capai,”katanya.

Diakui Benny, tahun anggaran 2013 Dinas Pasar dialokasikan anggaran mencapai Rp2 miliar lebih. Dari dana tersebut, sekitar 40-45 persennya terserap untuk belanja pegawai atau gaji pegawai. Saat ini kata Benny,  Dinas Pasar Lampung Tengah mempunyai 35 pegawai yang bersatus PNS, dan  54 orang pegawai honorer sebagai tenaga salar dan kebersihan yang tersebar di sembilan pasar.

”Pegawai honorer mendapatkan gaji sebesar Rp460 ribu perbulan. Saat ini untuk gaji honor saja kami butuh anggaran sebesar 24.840.000,”katanya.

Selain itu, anggaran yang ada di Dinas Pasar juga untuk membiayai beberapa kegiatan, seperti sosialisasi Perda No.04 dan 06 tahun 2012 kepada 300 orang, terdiri dari pengelola pasar, pedagang, juru salar/sampah, di Kecamatan Seputih Banyak, Kotagajah, Seputih Mataram dan Pasar Bandarjaya. Kegiatan sosialisasi ini, bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan pasar daerah dengan baik dalam upaya meningkatkan PAD.

”Kegiatan tersebut menelan biaya mencapai Rp65 juta, di antaranya untuk honor  panitia, narasumber, makan minum  peserta, dan  transport peserta, termasuk ATK dan pajak,”katanya.

Beny mengaku, pihaknya juga melakukan pembinaan dan penertiban pedagang kaki lima dan asongan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk tertatanya para pedagang kaki lima dan asongan di tiga pasar daerah, yakni Pasar Seputih Mataram, Pasar Seputih Banyak dan Kotagajah.

”Dana kegiatan tersebut mencapai Rp42 juta, untuk honor panitia, narasumber, peserta kegiatan, ATK dan pajak,”katanya.

Ditegaskan  Benny, untuk kegiatan kebersihan pasar, khusus kebersihan dalam Pasar Bandarjaya Plaza penanganannya sudah diserakhan kepada pihak ke tiga, yakni CV Samosir Jaya. Untuk pengelolaan sampah Pasar Bandarjaya Plaza bekerjasama dengan CVGandhi Jaya. Pengelolaan kebersihan dan pengelolaan sampah Pasar Bandarjaya Plaza tidak dianggarkan melalui dinas pasar. Sedang untuk kebersihan dan pengelolaan sampah di sembilan pasar daerah dianggarkan melalui Dinas Pasar Lampung Tengah.

Tahun 2013 lalu, untuk peningkatan kebersihan di sembilan pasar daerah tersebut mencapai Rp29 juta. Dana itu untuk memenuhi sarana kerja berupa cangkul garpu, serok masing-masing 18 buah, lalu sepatu boat dan helm kebersihan masing-masing 81 buah, lalu arit, kotak sampah, sapu, dan sapu lidi.

”Pengelolaan kebersihan di dalam lingkup pasar daerah menjadi tanggungjawab Dinas Pasar, sedang di luar pasar dikelola oleh Dinas Cipta Karya,”katanyanya.  

Benny berharap ke depan untuk peningkatan PAD harus juga diimbangi dengan anggaran yang dibutuhkan, sehingga banyak kegiatan yang dapat dilaksanakan demi peningkatan PAD yang maksimal.

Beny mengaku, untuk meningkatkan penataan pasar yang tertib,pihaknya akan bersikap tegas,  terutama terhadap pedagang kaki lima yang menggelar dagangan di kawasan yang dilarang berjualan di lingkungan pasar.

”Untuk menertibkan pedagang kaki lima secara rutin tentunya kami tidak bisa sendiri, yang pasti melibatkan Satpol PP, untuk operasional mereka tentunya perlu dianggarkan,”kata Benny Mustafa,  didampingi Kabid K3PP Dinas Pasar Lamteng Ajma’in Yusuf.