Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lampung di Bawah Indeks Nasional

Ekspose BPS Lampung, Kamis (5/2). BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com– Indeks kebahagiaan masyarakat Lampung menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung menyetuh angka 67,92. Sementara secara nasional, indeks kebahagiaan penduduk Indo...

Indeks Kebahagiaan Masyarakat Lampung di Bawah Indeks Nasional
Ekspose BPS Lampung, Kamis (5/2).

BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com– Indeks kebahagiaan masyarakat Lampung menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung menyetuh angka 67,92. Sementara secara nasional, indeks kebahagiaan penduduk Indonesia adalah 68,28 atau meningkat 2,17 dibanding tahun 2013 yang hanya  65,11. Artinya, sebagian masyarakat Lampung sudah menikmati kebahagiaan, sementera sebagian lainnya belum.

Sementara jika dibandingkan dengan daerah Sumatera lainnya, tingkat kebahagiaan Lampung berada pada posisi 8. Peringkat pertama ditempati Aceh.

Tiga  provinsi di Indonesia dengan indeks kebahagian tertinggi adalah  Riau 72,42,Maluku 72,12,Kaltim 71,45. Sedangkan  provinsi dengan indeks kebahagian terendah adalah Papua (60,97), NTT  (66,22), dan Sumatera Barat (66,79).

“Indeks diukur dengan rentang 0 sampai 100. Semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia,” kata Kepala BPS Lampung,  Adhi Wiriana,dalam konferensi pers di Kantor BPS Lampung, Kamis (5/2).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Lampung Adhi Wiriana mengatakan Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Lampung tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya.

Menurut Adhi, indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek yang esensial. Setiap aspek kehidupan memiliki besaran kontribusi yang berbeda-beda terhadap indeks kebahagiaan karena perbedaan penilaian mengenai derajat pentingnya setiap aspek kehidupan terhadap tingkat kebahagiaan secara keseluruhan.

Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama mereflesikan tingkat kebahagiaan antara lain, kesehatan,pendidikan, pekerjaan,pendapatan rumah tangga, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang,hubungan sosial, kondisi rumah dan aset,keadaan lingkungan dan kondisi keamanan.

“Tiga aspek kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah pendapatan rumah tangga (14,65%),pekerjaan (13,45%),serta kondisi rumah dan aset (13,20%),” ujarnya.

Sementara itu, di Jakarta, Kamis (5/2), Kepala BPS Pusat Suryamin mengatakan  indeks kebahagiaansudah popular di dunia. Menurut Surymin, beberapa negara sudah melakukan penghitungan dan juga sidang komisi statistik di PBB dibicarakan sehingga Indonesia juga pada tahun 2013 juga menghitung indeks kebahagiaan.

Suryamin menngatakan,  melalui indeks kebahagiaan menunjukkan sebagian besar masyarakat di Indonesia sudah merasa bahagia. “Kita mempunyai indeks kebahagiaan sebesar 65,11 dari skala 0 sampai 100, kalau digambarkan nol itu sangat tidak bahagia dan 100 sangat bahagia, di perkotaan indeksnya lebih tinggi daripada di pedesaan,” jelasnya.

Di banyak negara,kata Suryamin, indeks kebahagiaan sering dipakai untuk mengukur perkembangan perekonomian. Namun,  hal tersebut belum dilakukan di Indonesia. BPS pernah mengusulkan agar   indeks kebahagiaan dapat menjadi indikator target SDG’s  yang dimulai pada tahun 2016.

Untuk menghasilkan  indeks kebahagiaan, BPS melakukan survei terhadap 10 ribu responden di kota-kota besar dan daerah dari berbagai tingkat sosial dan pendidikan.

BPS Pusat mencatat, kesimpulan yang dihasilkan dalam indeks kebahagiaan diantaranya adalah penduduk di perkotaan relatif lebih bahagia dibanding di perdesaan, serta  rumah tangga dengan anggota satu hingga empat orang lebih bahagia dibanding rumah tangga dengan anggota lima orang atau lebih. Selain itu BPS juga mencatat penduduk, dalam hal ini perempuan yang berstatus cerai mati lebih bahagia dibanding perempuan dengan status cerai hidup.

Ariftama/Dewira