Dinas Peternakan Intensifkan Koordinasi Pengawasan Peredaran Daging Celeng
Rakor stok daging menjelang Ramadan dan Idul Fitri, di Begadang Resto Bandarlampung, Kamis (4/6). BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com—Menjelang Ramadan dan Idulfitri 1436 H, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung bersama Din...
| Rakor stok daging menjelang Ramadan dan Idul Fitri, di Begadang Resto Bandarlampung, Kamis (4/6). |
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com—Menjelang Ramadan dan Idulfitri 1436 H, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung bersama Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan Balai Karantina mengintensifkan koordinasi pengawasan peredaran daging celeng di Provinsi Lampung.
Menurut Kepala Dinas Peternakan Provinsi Lampung Desy Romas, peredaran daging celeng dapat dicegah dengan adanya koordinasi secara lintas sektoral. Namun, kata Dessy, karena peredaran daging celeng juga lintas provinsi, maka pihaknya juga melaporkan hal ini kepada Dirjen terkait.
“Untuk mengawasi peredaran daging glogongan, dinas peternakan mengawasinya dengan badan pertahanan pangan dan lintas sektoral serta koordinasi sektoral supaya daging aman , sehat dan tidak tinggi harganya di pasaran,” kata Desy saat Rakor Stok Daging di Lampung Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1436 H di Begadang Resto, Bandarlampung, Kamis (4/6).
Dessy mengatakan, untuk menekan harga daging, Dinas Peternakan Lampung Tengah dan Lampung Selatan akan melaksanakan pasar murah.
“Sementara ini masih ada dua kabupaten yang akan mengadakan pasar murah yakni Lampung Tengah dan Lampung Selatan. Biasanya kabupaten lainnya akan menyusul juga,”katanya.
Soal kemitraan sapi untuk mendukung stok daging di Lampung, kata Desy, selama ini sudah ada kemitraan antara petani dengan PT GGLC dan PT Santori.
“Kemitraan ini sangat mendukung tercukupinya stok daging di Lampung. Kami berharap agar lebih banyak petani yang mendapat kemitraan dari perusahaan perusahaan yang ada di Lampung,” katanya.
Tentang impor daging, menurut Dessy, selama ini masih ada. Namun, katanya, secara perlahan dan pasti impor tersebut harus diimbangi dengan peningkatan produksi ternak lokal.
.
Mas Alina Arifin













