Curah Hujan Tinggi di Lampung: Dampak ‘Cold Surge’ dan Langkah-Langkah Pencegahannya

Oleh Ramadhan Nurpambudi Prakirawan BMKG Lampung Cold surge atau seruakan dingin adalah fenomena cuaca yang terjadi ketika udara dingin dari wilayah belahan bumi utara menyerbu wilayah tropis seperti Indonesia. Fenomena ini biasanya terjadi pada peri...

Curah Hujan Tinggi di Lampung: Dampak ‘Cold Surge’ dan Langkah-Langkah Pencegahannya

Oleh Ramadhan Nurpambudi
Prakirawan BMKG Lampung

Cold surge atau seruakan dingin adalah fenomena cuaca yang terjadi ketika udara dingin dari wilayah belahan bumi utara menyerbu wilayah tropis seperti Indonesia. Fenomena ini biasanya terjadi pada periode musim penghujan di Indonesia dan seringkali menyebabkan cuaca yang tidak stabil dan berubah-ubah.

Salah satu wilayah di Indonesia yang seringkali terkena dampak dari cold surge adalah Lampung. Proses terjadinya cold surge dimulai ketika tekanan udara tinggi di wilayah utara atau kutub menimbulkan pergerakan udara dingin yang bertiup dari daratan ke laut. Udara dingin ini kemudian membentuk tekanan udara rendah dan bergerak ke wilayah selatan atau tropis, menyebabkan penurunan suhu udara secara drastis dan mengakibatkan suhu udara di wilayah tersebut menjadi lebih dingin daripada biasanya.

Wilayah Indonesia yang terdampak oleh cold surge adalah wilayah yang berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, terutama wilayah bagian utara seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Indikasi aktifnya cold surge adalah terjadinya penurunan suhu udara secara signifikan, curah hujan yang tinggi, dan angin yang kencang di wilayah tersebut.

Pada periode musim hujan, Lampung biasanya mengalami peningkatan curah hujan yang cukup signifikan. Namun, dengan adanya cold surge, curah hujan di wilayah ini bisa meningkat menjadi lebih tinggi dari biasanya. Hal ini disebabkan oleh adanya udara dingin dari utara yang bertemu dengan udara lembab dari wilayah tropis, sehingga menghasilkan kondisi yang sangat ideal untuk terjadinya hujan deras. Selama ini, cold surge sering terjadi di wilayah Indonesia pada saat musim hujan, terutama pada bulan Desember hingga Maret. Hal ini disebabkan oleh pergerakan udara dingin dari wilayah utara yang bergerak ke wilayah selatan, menyebabkan penurunan suhu udara dan peningkatan curah hujan di wilayah tersebut. Sebagai contoh, pada tahun 2021 lalu, cold surge yang terjadi di wilayah Lampung menyebabkan penurunan suhu udara hingga 19 derajat Celsius dan menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah.

Dampak dari cold surge yang terjadi di Lampung cukup signifikan. Salah satu dampak yang paling dirasakan adalah terjadinya banjir dan longsor. Pada tahun 2021, wilayah Lampung mengalami banjir yang cukup parah akibat dari curah hujan yang tinggi yang disebabkan oleh cold surge. Selain itu, cold surge juga dapat mempengaruhi aktivitas pelayaran dan penerbangan di wilayah ini karena adanya gelombang tinggi dan angin kencang. Fenomena ini telah terjadi selama puluhan tahun dan sering menimbulkan dampak yang serius bagi masyarakat, seperti banjir, longsor, dan kerusakan infrastruktur. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pengurangan risiko bencana hidrometeorologi dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengambil tindakan antisipasi terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi akibat aktifnya cold surge.

Informasi tersebut didapatkan dari berbagai sumber yang terpercaya seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan berbagai media massa nasional dan lokal yang melaporkan mengenai fenomena cold surge di Indonesia.

Namun, meskipun cold surge dapat membawa dampak yang cukup signifikan bagi wilayah Lampung, fenomena ini sebenarnya merupakan hal yang lumrah terjadi pada periode musim penghujan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang lebih serius dari pemerintah dan masyarakat untuk mengantisipasi dampak dari cold surge ini. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah memperkuat sistem peringatan dini terhadap banjir dan longsor, serta membangun infrastruktur yang mampu menahan debit air yang tinggi. Selain itu, masyarakat juga perlu diberikan edukasi tentang cara menghadapi dampak dari cold surge ini, seperti menghindari daerah yang rawan banjir dan longsor serta mengikuti instruksi dari petugas setempat.

Selain upaya pemerintah untuk mengantisipasi dampak dari cold surge, masyarakat juga perlu dilibatkan dalam upaya pengurangan risiko bencana hidrometeorologi. Berikut adalah beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk lebih waspada terhadap bencana hidrometeorologi di wilayah Lampung:

Pertama, memperhatikan peringatan dini dan informasi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG. Masyarakat perlu mengikuti informasi cuaca yang dikeluarkan secara berkala oleh BMKG dan memperhatikan peringatan dini terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor. Dengan memperhatikan informasi cuaca, masyarakat dapat lebih waspada dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

Kedua, menghindari daerah yang rawan banjir dan longsor. Masyarakat perlu mengetahui daerah-daerah yang rawan banjir dan longsor di wilayah mereka dan menghindari daerah tersebut pada saat curah hujan yang tinggi. Selain itu, masyarakat juga dapat melakukan pemantauan terhadap aliran sungai dan kondisi tanah di sekitar rumah mereka.

Jika air sungai sudah mulai meningkat, masyarakat harus segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Masyarakat juga harus memastikan bahwa drainase di sekitar rumah mereka bersih dan lancar, sehingga air hujan tidak menumpuk dan menyebabkan banjir.

Tiga, membuat rencana evakuasi dan persediaan kebutuhan darurat. Masyarakat perlu membuat rencana evakuasi dan persediaan kebutuhan darurat, seperti air minum, makanan, dan obat-obatan, dalam hal terjadi bencana hidrometeorologi. Rencana evakuasi dapat membantu masyarakat untuk mengambil tindakan cepat dan tepat jika terjadi bencana hidrometeorologi.

Empat, menghindari aktivitas di daerah yang rawan bencana hidrometeorologi. Masyarakat perlu menghindari melakukan aktivitas di daerah yang rawan bencana hidrometeorologi, seperti di sekitar tebing, lereng gunung, dan sungai yang sedang meluap. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk mengurangi risiko terjadinya bencana hidrometeorologi.

Dengan mengikuti langkah-langkah antisipasi di atas, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap bencana hidrometeorologi dan mengurangi risiko terjadinya bencana tersebut. Selain itu, masyarakat juga perlu terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan agar dapat mengurangi dampak perubahan cuaca dan iklim yang semakin ekstrem.

Melalui artikel ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami tentang cold surge dan dampaknya terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Lampung. Dalam menghadapi musim hujan yang masih berlangsung saat ini, mari kita bersama-sama melakukan upaya pencegahan dan antisipasi untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi. Kita juga diimbau untuk tidak mudah terpengaruh oleh berita hoaks atau informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

Dengan memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya melalui badan resmi pemerintah, kita dapat lebih waspada dan siap menghadapi segala situasi yang mungkin terjadi. Mari kita bergandengan tangan dalam menjaga keselamatan diri dan juga lingkungan sekitar.**”