Buang Sikap Ego Sektoral untuk Tingkatkan Pendapatan Petani
Supriyanto/Teraslampung Para anggota Poklahsar Mina Manfaat berlatih membuat makanan olahan berbahan baku ikan. GUNUNGSUGIH-Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lampung Tengah, terus meningkatkan peran wanita dalam pengo...
Supriyanto/Teraslampung
| Para anggota Poklahsar Mina Manfaat berlatih membuat makanan olahan berbahan baku ikan. |
GUNUNGSUGIH-Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lampung Tengah, terus meningkatkan peran wanita dalam pengolahan dan pemasaran hasil prikanan. Melalui Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) yang tersebar di sejumlah kecamatan di daerah ini, beragam olahan makan yang berasal dari ikan, khususnya ikan lele terus dikembangkan.
Di antaranya Poklahsar Mina Manfaat, Kampung Kaliwungu Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah. Beragam pangan olahan telah di produksi oleh Poklahsar ini, diantaranya Krupile yakni kerupuk yang berbahan baku ubi kayu (upik) dan ikan lele.
Inovasi pembuatan krupuk lele yang menjadi unggulan Poklahsar Mina Manfaat, bukan tanpa alasan. Mengingat bahan baku ubi kayu di daerah ini cukup besar, dengan diolah menjadi krupuk lele diharapkan ubi kayu yang selama ini hanya mejadi bahan baku industri tapioka, dapat diolah yang lebih variatif, menjadi makanan sehat dan bernilai ekonomis.
”Diharapkan ke depan akan bermunculan Poklahsar yang mengembangkan produk unggulan berbahan lokal yang dipadukan dengan ikan. Dengan begitu, hasil perikanan yang dikembangkan petani tidak lagi hanya dijual dalam bentuk ikan segar untuk konsumsi tetapi juga sudah menjadi beragam olahan panganan sehat, sekaligus mendukung program gemar makan ikan,”kata Kabid Bina Usaha Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan Lampung Tengah Titin Sumarni, Senin (2/1).
Menurut Titin, sampai saat ini peran wanita di bidang perikanan masih sangat minim. Terkait hal itu, melalui berbagai pelatihan peran wanita di bidang perikanan bisa lebih ditingkatkan. Baik itu dalam hal budidaya ikan, pengolahan dan pemasaran.
Melalui pelatihan pengolahan dan pemasaran ikan, lanjutnya, diharapkan ibu-ibu rumah tangga sebagai yang telah mengikuti pelatihan memiliki ilmu dan keterampilan dalam pengolahan ikan sehingga ke depan keterampilan ini bisa dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi keluarga.
“Kami berharap ibu-ibu rumah tanggga bisa memiliki pekerjaan dari kegiatan mengolah dan memasarkan hasil perikanan,” harapnya.
Ke depan,kata Titin, perlu dibangun sinergi antara Dinas Peternakan dan Perikanan dengan dinas -dinas lain untuk mendukung peningkatan produksi dan kualitas makan olah ikan yang dikembangkan oleh Poklahsar.
“Misalnya kerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk pengenalan makanan olah berbahan dasar ikan kepada siswa PAUD atau SD, seperti jajanan sehat dan berkualitas berupa bakso ikan, kaki naga, steak, dan nugget. Dengan variasi panganan ini, tanpa sadar anak yang tidak suka ikan akan menyukainya. Dengan kerjasama ini terbantuk simbiosis, anak doyan makan ikan, petani bisa meningkatkan pendapatan karena pemasaran produk olahan kian terbuka,”katanya.
Titin mengatakan Poklahsar pada masa mendatang butuh pembinaan berkelanjutan, pada awal pembentukan pembinaan kelembagaan dan mengolah produksi menjadi tanggungjawab Dinas Peternakan dan Perikanan. Tetapi, pada tataran pengembangan lanjutan, agar industri rumah yang di kembangkan Poklahsar lebih maju, harus ada peran serta dinas terkait, seperti dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan.
”Poklahsar yang sudah kami bentuk tentunya menjadi aset daerah. Untuk pengembangannya kedepan sudah menjadi tanggung jawab semua pihak terkait. Sudah saatnya kita buang sikap ego sektoral untuk meningkatakan pendapatan petani dan ekonomi rakyat,”katanya.







