Begal
Syamsul Arifien* Ada kecemasan yang lebih mendasar yang menyeruak kasar di negeri ini, bahwa begal atau pembegalan tidak sekadar peristiwa kejahatan kriminal peras (perampasan dengan kekerasan) kendaraan bermotor. Lebih mendasar begal telah jauh mera...

Syamsul Arifien*
Ada kecemasan yang lebih mendasar yang menyeruak kasar di negeri ini, bahwa begal atau pembegalan tidak sekadar peristiwa kejahatan kriminal peras (perampasan dengan kekerasan) kendaraan bermotor. Lebih mendasar begal telah jauh merampas motoristik (daya pikir, daya nalar, dan phisikologi otak anak bangsa). Ketika, misalnya Pak Tedjo mengata-ngatai rakyat tidak jelas dalam kasus dukungan masif rakyat kepada KPK, itu adalah contoh paling mutahir adanya struktur pembegalan yang terstruktur dan sistematik yang dikenakan (korbannya) adalah rakyat Indonesia.
Kita semakin miris atas stigma yang secara pasti dialamatkan kepada siapapun saja yang berbeda haluan pikiran dengan kemapamanan sistem otak dan naluri kekuasaan. Bahwa yang selalu dan boleh benar itu Pemerintah, bahwa yang selalu dan harus salah dan dipersalahkan itu adalah isi otak rakyat.
Tidak penting apakah, kebenaran pemerintah itu sebenarnya adalah penyengsaraan, penindasan, pemberangusan, atas hak akal, hak pikiran, hak kesejahteraan lahir dan batin masyarakat, Pokoknya apapun yang berbeda dan bertentangan (menentang) pemerintah, dia adalah makar, atau setidaknya berpotensi makar. Sehingga, sebelum matahari terbit pupus daun perlawanan itu musti harus di pangkas, ditumpas.
Pemimpin Kelompok Musik Kalimasada, Lampung Timur