200 Siswa Hizbul Wathan se-Lamongan Ikuti Pelatihan Menulis Kreatif
Siswa anggota Hizbul Wathan Lamongan yang mengikuti Jambore Tingkat Kabupaten Lamongan berfoto bersama Aliya Nurlela, Sekjen FAM Indonesia, di sela-sela pelatihan menulis kreatif dan dikemas dalam acara “Ceria Pandu Athfal 2015”, Ahad (27/9), l...

TERASLAMPUNG.COM, Lamongan – Hizbul Wathan Lamongan kembali menggelar Jambore Tingkat Kabupaten. Kali ini dikemas dalam “Ceria Pandu Athfal 2015” Tingkat SD/MI se-Kabupaten Lamongan.
Sebanyak 1.500 siswa perwakilan dari 50 sekolah mengikuti acara itu di Bumi Perkemahan Lapangan Sawunggaling, Lamongan, Jawa Timur. Acara dimulai Sabtu (26/9) dan berakhir Senin (28/9).
Selain dibekali ilmu tentang kepramukaan, peserta Jambore juga diberikan materi menulis dengan mendatangkan motivator dari Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia, Aliya Nurlela. Selain dikenal sebagai Sekjen FAM Indonesia, Aliya Nurlela juga seorang penulis cerpen, esai dan novel. Novel terbarunya “Senyum Gadis Bell’s Palsy” sedang dalam proses terbit.
“Jambore ini rutin diadakan setiap tahun dan sudah berlangsung 15 tahun. Tujuannya sebagai silaturahim pelajar, menumbuhkan kreativitas, dan pembentukan karakter siswa. Di dalamnya ada lomba menulis cerpen dan puisi. Harapannya agar para siswa termotivasi berkarya,” ujar Fathurrohim Syuhadi, Ketua Panitia Jambore.
Sekitar 200 siswa perwakilan 50 sekolah se-Lamongan mengikuti pelatihan menulis kreatif ini. Mereka adalah siswa-siswi yang menjadi peserta lomba menulis cerpen dan baca puisi. Selain Aliya Nurlela, juri juga melibatkan Ahmad Fanani Musa (penulis, presenter entertainment dan reporter Majalah Arsega).
Kegiatan dipusatkan di Lantai 3 SMKM 5 Babat Lamongan. Pada kesempatan itu, Aliya Nurlela memberikan bimbingan dasar-dasar menulis cerpen dan menceritakan proses kreatifnya melahirkan sejumlah buku. Aliya Nurlela juga memberikan beberapa buku sebagai hadiah doorprize kepada peserta pelatihan.
Peluncuran Novel
Sementara itu, novel “50 Ribu Rupiah Menaklukkan Jakarta” karya Ghea Mirella diluncurkan dan dibedah di TB Sari Anggrek, Padang, Ahad (27/9). Tampil sebagai narasumber Muhammad Subhan (Penulis & Pegiat FAM Indonesia) dan Irzen Hawer (Novelis).
Acara diikuti aktivis literasi sejumlah komunitas penulis di Sumatera Barat, di antaranya FAM Wilayah Sumatera Barat, Rumahkayu Indonesia, FLP Sumatera Barat, Books Reader Padang, Klub Sahara, dan pegiat S3 (Silaturahim Sastrawan Sumbar).
“Hari ini lahir lagi sastrawati dari Ranah Minang. Ini adalah jenis novel memoar yang ditulis pengarang berdasarkan kisah nyata,” ujar Irzen Hawer yang juga guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri 1 Batipuh.
Sementara, Muhammad Subhan menilai novel ini unik, sebab penulis menghadirkan tokoh utama yang merantau ke Jakarta berstatus remaja perempuan. Lumrahnya, di Minangkabau, kebiasan merantau dilakukan remaja/pemuda laki-laki.
“Pengarang melawan kebiasan umum di Minangkabau bahwa merantau adalah tugas laki-laki, sementara perempuan menunggu di rumah gadang. Tentu, ini sah terjadi, sebab zaman berubah,” ujar Muhammad Subhan, penulis novel “Rumah di Tengah Sawah”.