Siti Rahayu, TKW yang Menjadi Pengusaha

Siti Rahayu di kantornya, di Taiwan. (Foto: Gola Gong) TAIWAN–Pesawat saya landing di Taiwan Taoyuan International Airport pada Selasa 22 September 2014, pukul 23:00. Alan Li dan Boedi Oetomo menjemput. Tapi ada wanita yang tidak ingin...

Siti Rahayu, TKW yang Menjadi Pengusaha
Siti Rahayu di kantornya, di Taiwan. (Foto: Gola Gong)

TAIWAN–Pesawat saya landing di Taiwan Taoyuan International Airport pada Selasa 22 September 2014, pukul 23:00. Alan Li dan Boedi Oetomo menjemput. Tapi ada wanita yang tidak ingin menonjolkan diri. “Nama saya Ayu,” katanya sambil kembali bicara di HP.

Saya memerhatikannya. Rambutnya pendek, pakaiannya ala wanita karir dengan rok dan sepatu berhak tinggi seperti di Jakarta.

Saya merasa heran, karena Ayu asyik berbicara di HP seperti orang bicara sendiri. Saya menguping, Ayu sedang membicarakan tentang sebuah produk, nama, alamat, dan waktu pengiriman. Dia sedang mengatur bisnis rupanya.

Hari Rabu (23/9), saya ditraktir makan malam. Saya berbincang-bincang dengannya. Maka meluncurlah cerita.

Ayu lahir di Sibolga 5 Maret 1982 dengan nama Siti Rahayu alias Mistica Ayusww. Setelah lulus SMA pada 2000, Ayu ke Yogya. Dua tahun kuliah di Yogya, di Ilmu Administrasi, tak ada biays. Kemudian menikah. Tapi ketika hamil, suami meninggalkannya.

Ayu membuka usaha di Sibolga, toko kelontong. Tapi tidak menghasilkan apa-apa. Kemudian pergi ke rumah kakaknya di Purwokerto, mencari info pekerjaan . Ada peluang ke Hongkong, Taiwan, dan Korea. Ayu menilih Taiwan, karena berada di pertengahan.

Wawancara dilanjutkan setelah sholat Iedil Adha, Kamis 24/9. Ayu di Taiwan jadi TKI dari 2006-2014, menjaga seorang nenek. Tiga tahun total jadi TKI membuatnya tidak berkembang.
Kontrak kedua jadi TKI plus mahasiwa UT di jurusan menejemen, agar waktu jadi bermanfaat. Tahun 2010 mendapat info dari teman tentang metode detoksivikasi karena Ayu merasa tubuhnya gemuk, 68 kg. “Tinggi badan saya 169. Nggak ideal. Setelah mengkonsumsi Synergy, satu bulan turun 12 kg, lalu saya tertarik jadi sales dengan ilmu yang saya pelajari,” kata Ayu, yang berbintang Pisces.

Dari 2010 hingga 2014 Ayu menjalankan 3 kegiatan; mengurus nenek, bisnis Synergy, dan jadi mahasiswa. “Dua tahun pertama, bisnis saya biasa saja, karena terikat waktu sebagai perawat nenek Taiwan. Apalagi agensi melarang keluar.”

Saya ditraktir makan Ayu (dok Gola Gong)

Ayu tidak pernah tidur, karena kerja keras menawarkan produknya ke teman-teman TKI. Ayu mendapatkan nomor-nomor HP para TKI dari majalah berbahasa Indnesia seperti Indosuara, Hitam Putih, Intai, Tine. “Kadang saya bawa si Nenek ke kantor pos, untuk mengirim produk. Saya tinggal di Keelung,” kisah Ayu, yang mengagumi Kety, penerima reward “One Million Club” asal Australia. Ayu yakin 3 tahun lagi bisa mencapai itu.

Akhirnya Ayu menggaji karyawan kantor pos 30,000,- dollar Taiwan, sekitar Rp 12 juta. Padahal gaji Ayu 15,000 dollar Taiwan sebagai TKW. Sehari Ayu belanja produk bisa sampai 100 ribu dollar Taiwan “Bisa berjam-jam melayani saya.”

Tapi dengan cara begitu, omsetnya meningkat, bisa Rp 100 juta/bulan. Setelah 4 tahun, Ayu mendapatkan hadiah jalan-jalan ke Korea, Dubai, dan Thailand. “Dan mendapatkan Foundation Excellent International, penghargaan distributor International terbaik dan prestasi menjadi tim elite. Omset Rp 100 juta tiap bulan.”

Ayu memutuskan berhenti jadi TKI pada Desember 2014. Ayu total di bisnis suplemen herbal. Dia berharap, kiprahnya bisa membawa harum TKI di Taiwan, agar tidak dilecehkan oleh sesama bangsa sendiri. Dan tentu ingin berkumpul dengan Chiko Pratama Lubis, 15 tahun, pelajar di SMP di Purwokerto.

Wawancara akhir saya dengan Ayu selepas Jumatan, 25/9′ Ayu mengajak saya, Boedi dan Lina ke kantornya Nanjing. Ayu membeli beberapa produk.Lalu ke kantor pos, mengirimkannya. Ayu rupanya sedang melatih Lina, TKW adal Cirebon. Saya terharu melihat kedua wanita ini bekerja di negeri orang, tujuannya untuk mengubah nasib. Tapi, dia ingin pulang. Maka, Ayu sudah mulai berinvestasi di kelapa sawit dan karet.

Bagi saya, kisah hidup Ayu adalah contoh, bahwa menjadi TKW itu harus memiliki ilmu, agar bisa berkembang.

Gola Gong, Laporan dari Taiwan