Salah Diagnosis dan Salah Tindakan
Dewi Yanti Razalie* Tadi sore di salon dekat rumah ketemu ibu2. Anaknya meninggal, cowok mahasiswa masih kuliah. Awalnya ada benjolan di leher. Lalu dioperasi malah tambah menyebar, tambah parah. Dokter bilang itu virus. Dugaanku sih itu KANKER Get...

Dewi Yanti Razalie*
Tadi sore di salon dekat rumah ketemu ibu2. Anaknya meninggal, cowok mahasiswa masih kuliah. Awalnya ada benjolan di leher. Lalu dioperasi malah tambah menyebar, tambah parah. Dokter bilang itu virus.
Dugaanku sih itu KANKER Getah Bening Stadium 4 yang harusnya di seluruh dunia pun ga boleh dioperasi. Mungkin RS ybs tidak lengkap alat2nya sehingga tidak bisa mendeteksi penyakitnya. Kasihan ya. Lagi2 terjadi salah diagnosa dan salah tindakan. Harusnya sebelum operasi coba lakukan dulu pemeriksaan wholebody scan + pet scan + bone scan + tumor marker darah, dan tidak hanya di 1 RS supaya ada second opinion, sebelum memutuskan langkah tindakan apa yang akan diambil. Seperti aku, sebelum operasi dan sesudah operasi hasilnya sama aja, KANKER Tiroid Stadium 4. Untuk antisipasi mencegah terjadinya salah diagnosa dan salah tindakan.
Seseorang kemarin curhat kepadaku :
“Saya dibiopsi sampai 3x di Singapore. Menggunakan jarum dan operasi pengambilan jaringan. 3 Dokter menyatakan saya positif KANKER Getah Bening Limphoma. Saya juga sampai ke Warsito beli alat penghancur KANKER tapi bukannya membaik dan sembuh malahan tambah bengkak. Lalu saya pergi ke Malaka atas anjuran keluarga dalam keadaan sakit, panik dan ketakutan. 3 Dokter menganjurkan saya dioperasi dulu karena benjolan sudah membesar. Alhamdulillah ternyata bukan KANKER. Ibu saya sudah meninggal 2 tahun yang lalu kena KANKER dan hanya bertahan selama 7 tahun. Setahun yang lalu saya hampir dikemoterapi karena salah diagnosa, ada benjolan di leher saya. Setelah saya ke Malaka dan operasi di sana, alhamdulillah ternyata hanya inflamansi (ada kelenjar seperti tumor tapi bisa hilang dengan obat).
Temanku kan juga gitu 15 tahun yang lalu hasil biopsi dia di RSCM itu tumor jinak tiroid. Begitu biopsi ulang sesudahnya di General Hospital Singapore ternyata KANKER Tiroid Stadium 3 jenisnya yang langka, hanya ada 3% di dunia. Sesudah 2x operasi + 14x kemo, sejak hampir 2 tahun yang lalu sudah naik lagi jadi Stadium 4. Karena sudah menyebar ke tulang, ke payudara, dan ke getah bening.
Telah meninggal lagi 1 orang, mendadak hari Kamis tanggal 21 Agustus 2014. Analisaku almarhumah terkena KANKER Stadium Terminal, bukan sakit jantung atau stroke. Almarhumah tidak pernah sakit parah, tiba2 ia koma selama seminggu lalu meninggal. Mirip mertuanya Uje, Ustadz Jefri, ayahnya Pipiek. Tiba2 kena serangan mirip stroke dan langsung koma selama hampir 1 bulan lalu meninggal, sesudah diperiksa total ternyata KANKER Getah Bening Stadium 4. Ada 2 temanku, tiba2 terkena serangan persis stroke, lalu dirujuk ke dokter ahli syaraf, sesudah dicek total di RS ternyata yang 1 terkena KANKER Paru2 Stadium 4 sudah menyebar ke otak dan akhirnya meninggal Bulan Mei 2014, yang 1 lagi terkena KANKER Otak Stadium 2.
Suatu malam ada nenek2 tua usia 71 tahun yang konsultasi kepadaku dari Seulawah Aceh via telp. Anaknya, laki2, usia 42 tahun, awal tahun 2014 ini didiagnosa kena KANKER Paru2 Stadium 4. Dioperasi + dikemo. Hari ini sudah muncul lagi banyak benjolan2 baru di dada dan di bagian belakang kepala. Mertua tantenya juga mengalami salah diagnosa saat ini, usianya sudah 71 tahun, mengeluh perutnya sakit. Dokter memvonis kena usus buntu dan harus segera dioperasi. Sesudah operasi, hasilnya dipatologi, ternyata KANKER Usus Stadium 4. Padahal usia sepuh harusnya tidak boleh dioperasi klo menurutku, apalagi jika ternyata itu bukan sakit usus buntu tapi KANKER yang justru akan bisa semakin mengganas dan menyebar serta kondisi fisiknya akan semakin parah jika dioperasi.
Beberapa saat yang lalu, temanku bertemu dengan seorang wanita di sebuah RS. Sudah dua tahun adiknya dirawat di RS di luar negeri. Jadi harus bolak-balik ke sana. Adiknya 4 tahun yang lalu di Jakarta didiagnosa sakit ginjal dan terpaksa harus cuci darah selama dua tahun. Bayangkan sendiri lah seperti apa rasanya cuci darah terus selama dua tahun. Namun kok malah bertambah parah kondisinya. Akhirnya dibawa berobat ke luar negeri. Setelah dicek total, astaga Ya Tuhan, ternyata bukan sakit ginjal tapi Kanker Tulang ! Bayangkan lagi efeknya selama dua tahun cuci darah padahal sebenarnya ia terkena penyakit Kanker Tulang. Akhirnya dirujuk langsung ke dokter onkologi bedah kanker.
Itu sama seperti nasib kenalanku. Marlina. Masuk RS, November 2013 didiagnosa Kanker Syaraf Sarkoma yang posisinya di sumsum tulang belakang dan harus segera operasi, tidak apa-apa bila dioperasi. Marlina menuruti perintah dokter. Ternyata sesudah operasi, sesuatu yang aneh terjadi, perut Marlina menjadi sangat besar seperti perempuan hamil sembilan bulan. Marlina pun merasa begah dan sesak napas. Sesudah hasil operasi Marlina dipatologi diteliti ternyata bukan Kanker Syaraf Sarkoma melainkan Kanker Getah Bening Stadium 4, yang setahuku di seluruh dunia harusnya tidak boleh dioperasi !
Lagi-lagi dokter membuat ulah, tidak memilih untuk menyedot cairan/slem/lendir di dalam perut Marlina tapi memaksanya untuk menjalani kemoterapi. Memang sesudah kemoterapi pertama, perut Marlina langsung kempes dan keluar semua cairan/slem/lendir dari dalam perutnya. Tapi kondisi Marlina mulai menurun. Dan setelah kemoterapi kelima, Marlina mulai sering koma, marah-marah berhari-hari namun tidak dilakukan dengan sadar. Pada jadwal kemo ke enam, Marlina meninggal pada tanggal 8 Mei 2014.
Begitu pula yang dialami seorang nenek 80 tahun di Yogya, mengalami keluhan perutnya kesakitan. Dari hasil pemeriksaan dokter di RS ternyata ada penyumbatan usus sehingga harus dioperasi untuk dibypass ususnya. Ketika perut sang nenek sedang dibedah, dioperasi, ternyata dokter menemukan benda aneh di dalam perutnya. Benda tersebut dikeluarkan dan dipatologi, diteliti. Hasilnya ternyata Kanker Getah Bening Stadium 4 jenis paling ganas yang seharusnya tidak boleh lagi dioperasi karena akan sangat membahayakan nyawanya dan bisa memperparah kondisinya. Sesudah operasi, nenek tersebut lumpuh selama dua bulan kemudian meninggal.
Karena itulah aku selalu menyarankan, setiap ada keluhan sakit yang mencurigakan, segera scanning seluruh tubuh dan seluruh tulang sebelum melakukan tindakan apapun, yaitu lakukan pemeriksaan petscan + wholebody scan + bone scan + tumor marker lewat darah. Dicek total seluruh badan dengan serius kondisi yang sesungguhnya, baru mengambil keputusan, tindakan apa yang akan dilakukan. Untuk meminimalis terjadinya salah diagnosa dan salah tindakan. Bila perlu lakukan pemeriksaan di beberapa RS, tidak hanya di satu RS saja. Seperti yang aku lakukan dulu sebelum memutuskan operasi, keliling RS besar di Jakarta selama sebulan penuh. Hasilnya aku sendiri yang menikmati. Sebelum operasi dan sesudah operasi hasil diagnosa sama persis bahwa aku memang terkena Kanker Tiroid Stadium 4.
* Penyair, relawan sosial, tinggal di Jakarta