Mantan Sopir Nazaruddin Mengaku Membawa 17 Dus Uang ke Kongres Partai Demokrat

JAKARTA, Teraslampung.com — Mantan sopir terpidana wisma atlet Muhammad Nazaruddin, Aan Ikhyaudin,  mengakui mengirim uang untuk Kongres Partai Demokrat (PD) di Bandung, Jawa Barat, pada akhir Mei 2010. Menurut Aan, uang itu terbungkus di 17 ka...

Mantan Sopir Nazaruddin Mengaku Membawa 17 Dus Uang ke Kongres Partai Demokrat
Anas Urbaningrum dan Andi Malarangeng dalam Kongres Partai Demokrat 2010 lalu. (dok)

JAKARTA, Teraslampung.com — Mantan sopir terpidana wisma atlet Muhammad Nazaruddin, Aan Ikhyaudin,  mengakui mengirim uang untuk Kongres Partai Demokrat (PD) di Bandung, Jawa Barat, pada akhir Mei 2010.

Menurut Aan, uang itu terbungkus di 17 kardus untuk pemenangan terdakwa Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

“Yang disiapkan waktu itu uang. Itu ada totalnya 17 dus. Yang 11 dus dibawa mobil boks dan 6 dus kecil dibawa menggunakan mobil Fortuner,” kata Aan, saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Kamis (21/8) dalam kasus korupsi proyek Hambalang yang melibatkan mantan bendara umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

Aan mengaku sempat diperintahkan Nazaruddin untuk mengontrol persiapan uang tersebut melalui petugas keamanan yang bernama Dede.

Lalu, menurut Aan, ia membawa uang tersebut ke Hotel Aston di Bandung untuk selanjutnya dibagikan kepada para Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang mendukung terdakwa yang menginap di Hotel Aquila.

“Saya ikut membagikan di Hotel Aquilia. Setahu saya ke ketua-ketua DPC bersama dengan Iwan, ajudannya Pak Nazaruddin,” ujar Aan.

Aan membenarkan ada pembagian telepon selular merk BlackBerry (BB) kepada para Ketua DPC tersebut. Namun, saat jaksa Yudi Kristiana menanyakan jumlah uang dalam 17 dus tersebut, Aan mengaku tidak mengetahui  jumlahnya.

Pada sidang sebelumnya, mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group, Yulianis, juga mengakui pernah membawa uang yang jumlahnya Rp30 miliar dan 5 juta dolar AS ke Kongres
Demokrat di Bandung, pada akhir Mei 2010.

Yulianis mengaku uang sebesar Rp30 miliar dan 2 juta dolar AS bersumber dari Permai Group, yang diketahuinya milik Muhammad Nazaruddin. Sedangkan uang sebesar 3 juta dolar AS merupakan uang yang dikumpulkan dari sumbangan pihak lain.

Menurut Yulianis, uang tersebut ditarik satu minggu sebelum kongres digelar dan yang mengatur penarikan tersebut adalah staf keuangan Permai Group, Oktarina Furi setelah berkoordinasi dengan Neneng Sri Wahyuni selaku Direktur Keuangan Permai
Group.

“Total uang yang diambil di bank Rp 30,5 miliar. Sedangkan 2 juta dolar AS diambil menggunakan cek PT Buana dan PT Nuratindo (anak usaha Permai Group),” ujar Yulianis.

Uang sumbangan 3 juta dolar AS dikumpulkan sejak tanggal 16 April 2010 melalui sopir dan ajudan Nazaruddin. Namun, Yulianis mengaku tidak tahu untuk apa uang sebanyak itu. Ia mengaku hanya diperintahkan untuk membawanya ke kongres oleh Nazaruddin.

Yulianis hanya menjelaskan uang tersebut sudah dimasukkan ke amplop-amplop kepada Nuril Anwar, yang diketahui sebagai tenaga ahli Nazaruddin di DPR dan Eva Oempita Soraya.

Menurut Yulianis, uang sejumlah Rp30 miliar dan 5 juta dolar AS tersebut tidak seluruhnya terpakai dan banyak sisanya.

“Yang Rp 30 miliar hanya terpakai Rp 700 juta. Jadi saya setor kembali ke bank sebesar Rp25,3 miliar. Sedangkan sisanya Rp4 miliar, ada di brangkas kantor,” jelasnya.

Sementara uang sebesar  2 juta dolar AS ternyata tidak terpakai sehingga dikembalikan kepada Neneng Sri Wahyuni.

“Yang USD 3 juta hanya terpakai 1,8 juta dolar AS. Sisanya, USD 1,2 juta dikembalikan ke brangkas kantor 500 ribu dolar AS dan 754 ribu dolar AS diambil oleh Neneng,” kata Yulianis.