Ini Perkembangan Kondisi Winda Sari Hingga Meninggal pada 21 Januari 2015

BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com — Pihak Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek ( RSUAM) mengadakan konfrensi pers ( konpers)  melakukan klrarifikasi terkait meninggalnya pasien yang pernah terusir dari RSUAM, Winda Sari, tadi malam (21/1), &nbs...

Ini Perkembangan Kondisi Winda Sari Hingga Meninggal pada 21 Januari 2015

BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com — Pihak Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek ( RSUAM) mengadakan konfrensi pers ( konpers)  melakukan klrarifikasi terkait meninggalnya pasien yang pernah terusir dari RSUAM, Winda Sari, tadi malam (21/1),  Klarfifikasi dilakukan melalui konferensi pers, Kamis 22 Januari 2015.

Elitha M. Utari juru bicara dari pihak RSUAM mengatakan  pihaknya sudah sangat optimal dalam menangani pasien Winda Sari. Menurut Elitha  perawatan Winda Sari ditangani langsung oleh dokter spesialis RSUAM, seperti dokter bedah penyakit dalam dan dokter spesialis bedah.

“Winda Sari masuk pada tanggal 28 des 2014- januari 2014, kemudian pasien dinyatakan sehat untuk bisa pulang dengan anjungan kontrol ke poliklinik penyakit dalam,” kata Elitha saat konpers di aula RSUAM, Kamis 22 Januari 2015.

Lalu pada8 Januari 2015 Winda Sari kembali dirawat di RSUAM dengan diagnosis mengalami ulkus pedis decubitus dextra – Ulkus Decubitus+DM+Hipertensi(TD 180/120 mmHg,GFS 170). Petugas medis RSUAM  kemudian melakukan pembersihan luka,pemeriksaan fisik, pemberian cairan melalui infus, pemeriksaan laboratorium, dan pemberian obat-obatan.  Selanjutkan pasien dirawat di Ruang Mawar dan dilakukan pemeriksaan kembali.

Pada  9 Januari kondisi Winda membaik. Dokter spesialis bedah tiap hari memantau perkembangan Winda. Perawatan luka dilakukan tiap hari dengan pemberian obat-obatan.

“Namun, pada  12 Januari 2015  pasien tersebut gelisah dan cenderung tidak kooperatif yang diduga gangguan mental organik maka Rumah sakit mengkonsul dengan dokter spesialis jiwa dan mendiagnosis pasien  depresi sedang dan pasien diberikan terapi obat+obatan,tetapi pada pukul 16.30 WIB. Vital sign menurun, dikonsul dokter spesialis anestesu,kemudian pihak rumah sakit membawa pasien ke ruang ICU,” kata Elitha.

Sehari kemudian, kondisi Winda membaik. Namun, pada  18 Januari kondisi pasien menurun dengan kesadaran somnolen dan tekanan darah turun sampai 80 mm Hg. Petugas medis kemudian melakukan resusitasi cairan dengan jumlah cukup.

Tetapi kata Elihta,  hemodinamik tidak membaik sehingga dibutuhkan obat-obat inotropik dan vasopressor. Kondisi Winda semakin menurun, bahkan terjadi gagal naas sehingga kesadaran menurun (sopor). Kemudian  dilakukan pemasangan alat bantu napas (ventilator),hemodinamik stabil dengan produksi urin yang cukup.

Kamis (21/1) sekitar pukul 13.50 WIB terjadi perburukan keadaan pasien. Lalu pada pukul 16.00 WIB dilakukan resusitasi jantung-paru. Pada  pukul 17.15 WIB pasien dinyatakan meninggal dengan penyebab kematian shock septik.

“RSUAM turut berbelasungkawa atas meninggalnya pasien Winda Sari.
Dan dari  permintaan suami untuk bisa dimakamkan di pemakaman milik RSUAM di daerah Kelurahan Jagabaya, Bandarlampung” kata Elitha.

Ariftama


Baca Juga: Akhirnya Winda Sari Pasien yang Pernah Terusir RSUAM Meninggal Dunia