Dua Tahun Menderita Tumor, Warga Bandarlampung Ini Butuh Uluran Tangan

TERASLAMPUNG.COM — Randi (27), warga Bandarlampung penderita tumor ganas, sejak dua tahun lalu hanya terbaring di ranjang. Tumor ganas memaksanya ia tidak bisa beraktivitas. BACA: Ditipu Lewat WA, Warga Miskin dan Penderita Tumor Ini Rugi Rp7,8...

Dua Tahun Menderita Tumor, Warga Bandarlampung Ini Butuh Uluran Tangan
Randi bersama istrinya Silvia Wulandari dan ke dua anaknya Neira (3), Talia (3 bulan).

TERASLAMPUNG.COM — Randi (27), warga Bandarlampung penderita tumor ganas, sejak dua tahun lalu hanya terbaring di ranjang. Tumor ganas memaksanya ia tidak bisa beraktivitas.

BACA: Ditipu Lewat WA, Warga Miskin dan Penderita Tumor Ini Rugi Rp7,8 Juta

“Tumor ganasnya belum diambil, saya sudah tiga kali di operasi terakhir bulan Agustus 2019 yang akhirnya dibuatkan saluran untuk buang air,” jelas Randi di rumah kontrakannya di Jalan Mangga, Gang Wijaya RT 06 Lingkungan II Kelurahan Pasir Gintung, Bandarlampung, Selasa 28 April 2020.

Sebelum terserang tumor pekerjaan Randi adalah pekerja serabutan, saat dirinya terserang tumor hingga perutnya membesar karena tidak bisa buang air besar, dia tidak bekerja lagi dan yang mencari uang istrinya yang bernama Silvia Wulandari.

“Sebelum dioperasi perut saya besar pak karena saya gak bisa buang angin sama buang air besar. Setelah dioperasi dibuatkan saluran untuk buang air besar dan perut saya normal lagi,” jelas bapak dua anak itu.

Setelah dioperasi masalah berikutnya adalah untuk membeli plastik penampung kotoran akibat kolostomi pembedahan untuk membuat lubang pada dinding perut sebagai tempat bukaan (stoma) usus besar. Harganya Rp40 ribu per buahnya.

“Plastik itu harus diganti setiap minggunya minimal dua kali, kalo lagi gak punya uang, plastik yang lama itu dicuci sama istri saya,” katanya.

“Sejak saya sakit yang cari uang istri saya. Dia dagang makanan ringan di sekolahan, sekarang sekolah libur karena virus Corona ini yang buat saya bingung buat bertahan hidup,” ungkapnya.

Randi mengaku membutuhkan bantuan donatur untuk baiaya membeli obat serta membeli plastik penampung kotoran yang menempel di perutnya.

“Kalau operasi saya tidak bayar karena saya punya Kartu Indonesia Sehat (KIS). Namun, obat saya harus membeli sendiri. Saya juga harus membeli plastik penampung kotoran ini,” katanya.

Dia mengaku sudah ada warga Bandarlampung yang peduli akan dirinya dan keluarganya setelah ada warganet yang menulis kondisinya di akun Facebooknya.

“Saya baru saja dapat bantuan dari Komando Inti Pemuda Pancasila Kota Bandarlampung. Saya dan keluarga mengucapkan terimakasih atas bantuan dan perhatiannya,” kata Randi.

Keluarga dari istrinya juga membantu agar keluarga Randi punya penghasilan dengan cara berjualan beras. Sayangnya, untung belum didapat Randi sudah ditipu.

“Saya beli beras secara online, beras sudah datang dan uang sudah saya transfer. Ternyata uang itu tidak dikirim ke pemilik beras,” uangkapnya.

Dandy Ibrahi