Borneo Vortex: Sistem Tekanan Udara Rendah yang Memicu Banjir di Lampung Tengah dan Lampung Timur

Oleh Ramadhan Nurpambudi Prakirawan BMKG Lampung Banjir yang terjadi di wilayah utara dan timur Lampung pada hari ini, 9 Maret 2023, menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi warga setempat. Banyak titik di daerah tersebut terendam air, rumah dan ja...

Borneo Vortex: Sistem Tekanan Udara Rendah yang Memicu Banjir di Lampung Tengah dan Lampung Timur
Borneo Vortex (ilustrasi)

Oleh Ramadhan Nurpambudi
Prakirawan BMKG Lampung

Banjir yang terjadi di wilayah utara dan timur Lampung pada hari ini, 9 Maret 2023, menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi warga setempat. Banyak titik di daerah tersebut terendam air, rumah dan jalan-jalan menjadi tergenang, dan aktifitas sehari-hari terhambat. Wilayah yang terdampak banjir cukup parah yaitu di wilayah Lampung Tengah, Tulangbawang Barat, dan Lampung Timur. Curah hujan yang turun di beberapa lokasi mencapai lebih dari 200 mm.

Hujan 200 mm dapat memberikan dampak yang signifikan pada lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Untuk memberikan gambaran tentang seberapa banyak hujan 200 mm itu, berikut adalah beberapa perumpamaan yang mungkin dapat membantu:

• Hujan 200 mm setara dengan air yang mengisi kolam renang dengan ukuran 10 x 5 meter dan kedalaman 4 meter.
• Hujan 200 mm setara dengan air yang mengalir di sungai dengan lebar 10 meter dan kedalaman 2 meter selama satu hari penuh.
• Hujan 200 mm setara dengan air yang menggenangi lapangan sepak bola berukuran standar selama satu hari penuh.
• Hujan 200 mm setara dengan air yang dapat membanjiri kawasan perkotaan dan merusak infrastruktur seperti jalan raya, bangunan, dan fasilitas umum.

Dalam konteks bencana alam, hujan 200 mm dapat memicu terjadinya banjir, tanah longsor, dan bencana lainnya yang dapat membahayakan keselamatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem seperti hujan dengan intensitas tinggi.
Penyebab terjadinya hujan lebat yang berdampak banjir ini ternyata tidak hanya berasal dari faktor alam seperti curah hujan yang tinggi, tetapi juga dipicu oleh sistem tekanan udara rendah yang terjadi di wilayah lain, yaitu Borneo Vortex di perairan Natuna.

Ilustrasi Borneo Votex di wilaya Perairan Natuta dan Barat Kalimantan(Sumber: https://www.researchgate.net/)
Ilustrasi Borneo Votex di wilaya Perairan Natuta dan Barat Kalimantan (Sumber: https://www.researchgate.net/)

Borneo Vortex  merupakan sebuah sistem tekanan udara rendah yang terbentuk di perairan Borneo dan seringkali menyebabkan cuaca buruk di sekitarnya. Namun, pada kali ini, Borneo Vortex berhasil mencapai wilayah perairan Natuna dan memicu belokan angin di wilayah utara dan timur Lampung.

Belokan angin ini kemudian menyebabkan curah hujan yang tinggi di daerah tersebut dan mengakibatkan terjadinya banjir yang cukup parah. Para ahli cuaca memperkirakan bahwa kondisi ini masih akan terus berlangsung selama beberapa hari ke depan.

Tentu saja, fenomena alam seperti Borneo Vortex ini bukanlah hal yang baru dalam dunia meteorologi. Fenomena ini sudah lama dipelajari oleh para ahli cuaca dan dianggap sebagai salah satu sistem tekanan udara rendah yang seringkali mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia.

Terdapat beberapa kejadian pada beberapa tahun terakhir yang menunjukkan adanya korelasi antara aktifnya Borneo Vortex dan terjadinya bencana alam seperti banjir di wilayah Lampung. Berikut adalah beberapa contohnya:
• Pada tahun 2019, Borneo Vortex menjadi penyebab terjadinya banjir di wilayah Lampung Selatan yang mengakibatkan ribuan rumah terendam dan sekitar 7.000 jiwa mengungsi.
• Pada tahun 2020, Borneo Vortex yang aktif di wilayah perairan Natuna juga dikaitkan dengan terjadinya hujan lebat dan banjir di wilayah Lampung bagian timur seperti Kabupaten Lampung Timur, Way Kanan, dan Pesawaran.
• Pada tahun 2021, terjadi banjir dan longsor di beberapa wilayah di Lampung yang dihubungkan dengan adanya Borneo Vortex yang aktif di wilayah perairan Natuna.

Meskipun data historis yang spesifik terkait aktifnya Borneo Vortex dan dampaknya di wilayah Lampung masih terbatas, namun kejadian-kejadian di atas menunjukkan bahwa Borneo Vortex memiliki potensi untuk menyebabkan bencana alam seperti banjir dan longsor di wilayah Lampung. Oleh karena itu, penelitian dan pemantauan terus menerus terhadap fenomena ini sangat penting untuk mengurangi risiko bencana alam di masa depan.

Meskipun begitu, fenomena Borneo Vortex masih menjadi topik yang menarik untuk dibahas, terutama mengingat dampaknya yang dapat sangat besar bagi masyarakat yang berada di sekitar wilayah tersebut. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang Borneo Vortex, termasuk pengaruhnya terhadap cuaca di wilayah Indonesia.

Borneo Vortex: Apa dan Bagaimana Terbentuknya?

Borneo Vortex umumnya terbentuk di sekitar wilayah Kalimantan, khususnya di sekitar Laut Jawa dan Laut Sulawesi. Borneo Vortex merupakan fenomena alamiah yang terbentuk akibat adanya variasi tekanan udara di atas wilayah laut dan daratan, serta pengaruh perbedaan suhu antara wilayah laut dan daratan.

Wilayah Kalimantan menjadi tempat yang ideal untuk terbentuknya Borneo Vortex karena wilayah ini terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang menyebabkan terjadinya perbedaan suhu dan tekanan udara yang signifikan. Hal ini dapat menyebabkan adanya pergerakan massa udara di wilayah tersebut, yang dapat memicu terbentuknya sistem tekanan rendah atau Borneo Vortex.

Borneo Vortex juga dapat berpengaruh pada kondisi cuaca di wilayah sekitarnya, seperti mengakibatkan peningkatan curah hujan, angin kencang, gelombang laut yang tinggi, dan bahkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu, pemantauan terhadap fenomena Borneo Vortex sangatlah penting untuk memperkirakan potensi terjadinya bencana alam di wilayah sekitarnya.

Pada musim panas, suhu udara di wilayah daratan dapat mencapai 30-35 derajat Celsius, sementara suhu udara di perairan masih tetap rendah. Perbedaan suhu udara ini kemudian memicu terbentuknya sistem tekanan udara rendah di perairan, yang kemudian menjadi Borneo Vortex.

Borneo Vortex biasanya terjadi pada bulan Juni hingga September, yaitu pada musim kemarau di Indonesia. Saat itu, Borneo Vortex seringkali mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia, termasuk memicu terjadinya huj an dan badai.

Borneo Vortex memiliki ukuran yang cukup besar, dengan diameter mencapai 1.000 km dan memiliki pusat yang berada di perairan Borneo. Sistem ini bergerak dengan kecepatan yang lambat dan menghasilkan angin yang berputar searah jarum jam di sebelah selatan pusat, dan berlawanan arah jarum jam di sebelah utara pusat.

Selain itu, Borneo Vortex juga dapat mempengaruhi kondisi laut di sekitarnya. Sistem ini dapat memicu terjadinya gelombang laut yang tinggi dan arus yang kuat di perairan Borneo dan sekitarnya.

Pengaruh Borneo Vortex Terhadap Cuaca di Indonesia

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Borneo Vortex seringkali mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia. Saat sistem ini aktif, ia dapat memicu terjadinya hujan lebat dan petir di sekitarnya.
Selain itu, Borneo Vortex juga dapat memicu terjadinya belokan angin yang dapat mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia yang lebih luas. Seperti yang terjadi pada akhir-akhir ini di wilayah utara dan timur Lampung, di mana belokan angin yang dipicu oleh Borneo Vortex menyebabkan terjadinya curah hujan yang tinggi dan banjir di banyak titik.

Pengaruh Borneo Vortex tidak hanya berdampak pada kondisi cuaca di Indonesia. Fenomena ini juga dapat mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Asia Tenggara dan bahkan hingga Australia.

Upaya Mengantisipasi Dampak Borneo Vortex

Dampak Borneo Vortex yang dapat berdampak pada kondisi cuaca di wilayah Indonesia dan sekitarnya menunjukkan pentingnya upaya untuk mengantisipasi dan mengelola dampak dari fenomena alam ini.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan meningkatkan kesiapsiagaan bencana di daerah-daerah yang rawan terdampak banjir dan badai akibat dari Borneo Vortex. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem peringatan dini dan mempersiapkan rencana evakuasi.
Selain itu, upaya pengelolaan lingkungan juga perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penanaman pohon dan menjaga kelestarian hutan yang dapat membantu mengurangi risiko banjir dan badai.

Kesimpulan

Borneo Vortex merupakan sistem tekanan udara rendah yang terbentuk di perairan Borneo dan sering  mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia. Fenomena ini dapat memicu terjadinya hujan lebat dan badai di sekitarnya, serta memicu terjadinya belokan angin yang dapat mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia yang lebih luas.

Dampak Borneo Vortex dapat cukup besar bagi masyarakat yang berada di wilayah terdampak, seperti yang terjadi pada hari ini di wilayah utara dan timur Lampung yang mengalami banjir. Oleh karena itu, upaya untuk mengantisipasi dan mengelola dampak dari Borneo Vortex sangat penting dilakukan.

Peningkatan kesiapsiagaan bencana dan pengelolaan lingkungan merupakan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari Borneo Vortex. Selain itu, pengembangan teknologi untuk memperbaiki sistem peringatan dini juga perlu dilakukan untuk membantu mengurangi risiko terjadinya bencana akibat dari Borneo Vortex.

Peran masyarakat juga sangat penting dalam menghadapi dampak dari Borneo Vortex. Masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan dengan menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan menjaga kelestarian alam, serta mempersiapkan diri dengan mengikuti program-program pelatihan kesiapsiagaan bencana yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Dalam jangka panjang, pengelolaan lingkungan dan upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana dapat membantu mengurangi risiko terjadinya dampak dari Borneo Vortex. Namun, fenomena alam ini tetap perlu diawasi dan dipelajari secara terus-menerus untuk meningkatkan pemahaman dan penanganan terhadap dampak yang dapat ditimbulkannya. Sebagai langkah pencegahan yang lebih baik, kita juga perlu selalu memantau perkembangan cuaca dan kondisi lingkungan sekitar kita. Salah satu sumber informasi terpercaya yang dapat dimanfaatkan adalah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Melalui website BMKG dan aplikasi cuaca resmi yang tersedia (infoBMKG), masyarakat dapat memperoleh informasi cuaca terkini, peringatan dini bencana, dan saran terkait tindakan yang harus dilakukan dalam situasi darurat. Dengan demikian, kita dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi risiko bencana alam yang mungkin terjadi.

Oleh karena itu, mari terus memantau informasi seputar cuaca dan lingkungan, serta mematuhi saran dan instruksi yang diberikan oleh BMKG dan pihak terkait lainnya. Dengan kesadaran dan kerjasama yang baik, kita dapat meminimalkan risiko dan kerugian akibat bencana alam, dan menjaga keamanan serta kesejahteraan kita semua.

Borneo Vortex berputar-putar
Angin kencang melintasi laut
Hujan lebat turun deras
Mengakibatkan banjir di kota
Masyarakat perlu waspada dan siap
Menghadapi bencana yang datang tiba-tiba
Dengan kesadaran dan persiapan yang baik
Kita bisa terhindar dari bahaya yang mengintai.