Seorang Wartawan Meliput dan Menulis Perampokan yang Libatkan Dirinya
PEKANBARU, Teraslampung – EEP (30), seorang wartawan di Riau diduga menjadi dalang perampokan yang menewaskan Mulyono, Senin lalu (27/10). Ironisnya, EEP kemudian meliput peristiwa perampokan dan mempublikasikan liputannya di media online tem...
PEKANBARU, Teraslampung – EEP (30), seorang wartawan di Riau diduga menjadi dalang perampokan yang menewaskan Mulyono, Senin lalu (27/10). Ironisnya, EEP kemudian meliput peristiwa perampokan dan mempublikasikan liputannya di media online tempatnya bekerja.
Kepada polisi EEP mengaku aksi perampokan itu berbula dari cerita seorang kawannya tentang korban yang selalu membawa uang dalam jumlah besar tiap hari Senin. Tergiur cerita kawannya,
“Saya tergiur dengan uang ratusan juta milik korban. Makanya saya bersama Monang Simanjuntak (MS) dan Amin Fauzi (AF) serta YP (DPO) merencanakan dan melakukan perampokan itu,” katanya kepada wartawan di Pekanbaru, Kamis lalu (31/10).
Korban sering membawa uang banyak tiap Senin karena menyetor uang di sebuah bank. Rencana yang dibuat EEP berjalan lancar karena korban pergi ke bank tanpa pengawalan dan hanya menggunakan sepeda motor. Perampokan tersebut sudah direncanakan EEP sejak Juli lalu.
“Kami merencanakannya sejak Juli, kemudian pada Juli dan Agustus, kami coba beraksi namun kerap gagal, karena korban membawa sepeda motor dengan kencang,” katanya.
Dan kemudian ia mengaku bahwa pada Senin (27/10) pagi itu berhasil melakukannya, setelah melihat korban keluar dari tokonya dengan membawa tas hitam yang berisikan uang Rp300 juta dan memasukkannya ke dalam jaket yang dipakainya.
“Sebelumnya kami mengintai korban, lalu kemudian korban keluar dari toko dengan mengedarai sepeda motor Honda Impressa warna hitam No Pol BM 6338 AO dan pergi ke arah Jalan Sudirman,” katanya.
Ia dan rekannya kemudian mengikuti korban, dan menghentikan korban di Jalan Jendral Sudirman, tepatnya depan gudang Bulog.
“Sesampai di Jalan Sudirman tepatnya didepan gudang Bulog, kami memberhentikan korban. Saat korban berhenti Amin menendang korban hingga terjatuh dan wajahnya membentur trotoar. Lalu YP membuka paksa jacket korban dan mengambil tas hitam yang berisikan uang Rp300 juta sambil langsung kabur ke Jalan Pinang,” jelasnya.
Ia mengatakan, rencananya dari uang hasil rampok itu, ia akan membuat usaha. “Rencananya uang itu untuk modal usaha,” katanya.
Kemudian sesaat setelah kejadian ia kembali ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk meliput tewasnya Mulyono si korban.
“Saya sempat balik ke TKP untuk meliput sekitar lima menit setelah kejadian,” kata EE ketika diwawancarai wartawan di Pekanbaru, Jumat.
EE yang merupakan oknum wartawan ini tidak ikut pergi bersama tiga rekan lainnya, namun turun di Jalan Pinang, sekitar 500 meter dari TKP, dan langsung meliput kejadian yang ia lakukan bersama kawanannya
Sumber: riauheadline.com



