Pindahkan Segera Pelabuhan Panjang dan Kawasan Industri
IB Ilham Malik Kemarin muncul sebuah berita tentang pencemaran Teluk Lampung yang diperkirakan disebabkan oleh limbah (dalam berbagai macam bentuk) dari kapal yang bersandar atau beroperasi di Pelabuhan Panjang. Menurut Walhi, kasus ini bukan yang pe...

IB Ilham Malik
Kemarin muncul sebuah berita tentang pencemaran Teluk Lampung yang diperkirakan disebabkan oleh limbah (dalam berbagai macam bentuk) dari kapal yang bersandar atau beroperasi di Pelabuhan Panjang. Menurut Walhi, kasus ini bukan yang pertama tetapi sudah berkali-kali. Pemeriksaan sudah selalu dilakukan termasuk oleh aparat tetapi hasilnya tidak jelas. Terbukti dari kasus lama hingga saat ini belum ada yang bisa dimintai tanggung jawab, dan lalu kemudian kasus serupa bisa berulang kembali seperti saat ini. Ini menandakan bahwa ada kendala yang dihadapi oleh pihak yang harusnya bertanggung jawab dalam melindungi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Kendala ini saya kira perlu disampaikan kepada publik sehingga akan ada banyak “gotong royong” yang bisa dilakukan untuk bersama-sama menyelesaikan masalah yang kerap terjadi di Teluk Lampung.
Teluk Lampung adalah perairan penting bagi masyarakat. Teluk Lampung bisa menjadi kawasan wisata dalam berbagai macam bentuk dan juga bisa menjadi sumber nafkah dan sumber protein bagi warga. Dan ini, soal isu protein, adalah isu penting dalam dunia generasi masa depan. Meskipun hal ini mungkin belum menjadi isu penting bagi pihak terkait sehingga daya gedor dan daya tangkal masih lemah.
Hal ini yang membuat berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab bisa dengan mudah untuk melakukan tindakan tercela dengan membuang limbah berbahaya ke perairan Teluk Lampung. Ini bahkan bukan saja tercela tetapi juga masuk katagori tindakan jahat karena mereka membuang limbah dalam kadar yang luar biasa, yang dapat merusak lingkungan dan juga biota yang bisa dikonsumsi masyarakat. Dan ketika terkonsumsi ia menjadi penyakit yang bisa membahayakan kesehatan masyarakat.
Nah, persepsi dan juga sudut pandang soal ini masih belum menjadi pegangan pihak terkait sehingga berbagai pelaku kejahatan lingkungan masih berani. Dan mereka tidak ada rasa takut dengan aparat, dengan hukum, dan tidak menghormati kemanusiaan. Ini isu penting dan mendasar yang menyebabkan tindak kejahatan lingkungan masih bisa terjadi. Namun, jika isu ini sulit ditanamkan didalam pemikiran dan tindakan pihak terkait maka ada isu lain yang bisa dihembuskan agar membangun adrenalin dan berbagai pihak bisa melihatnya sebagai “peluang besar”. Isu ini adalah soal penutupan Pelabuhan Panjang dan berbagai pabrik / gudang / dermaga disepanjang garis pantai di Teluk Lampung. Terutama pada garis pantai yang memiliki pantai yang indah, kawasan perairan menjadi tempat yang bagus bagi nelayan untuk berusaha, dan juga sumber protein warga.
Jika ditutup apa yang terjadi? Maka Teluk Lampung kita akan menjadi kawasan permukiman, wisata dan sumber protein warga. Dan ini jauh lebih indah dan bermanfaat ketimbang kawasan Teluk Lampung menjadi kawasan pabrik/industri dan pelabuhan internasional. Isu ini dengan terpaksa untuk dihembuskan agar muncul gerakan dari berbagai pihak, minimal pemikiran, untuk menciptakan Teluk Lampung sebagai teluk terindah dan terbaik di dunia. Selama ini, gagasan-gagasan untuk menjadikan Teluk Lampung sebagai bagian dari penataan kawasan pesisir dan menerapkan berbagai macam pola pembangunan yang berkelanjutan, selalu gagal.
Biangnya sederhana: karena Pelabuhan Panjang diproyeksikan dan dipersepsikan membawa kemajuan ekonomi bagi Bandar Lampung, termasuk keberadaan pabrik/gudang/dermaga. Padahal mereka semua tidak berkontribusi yang seimbang dengan kerusakan lingkungan dan kesehatan warga. Tantangannya, apakah dewan dan walikota punya pengetahuan dan keinginan untuk bisa mewujudkan pandangan ini? Mungkin belum, karena mereka belum paham dan belum nyambung.
Lalu jika ditutup, kemana Pelabuhan Panjang dan kawasan industri itu dipindahkan dan dibangun? Jawabannya sederhana saja. Ada dua opsi. Pertama, Pelabuhan dan kawasan industi dipindahkan ke Lampung Selatan atau ke Mesuji, di perairan Laut Jawa. Dengan begitu akses akan lebih besar dan memang tidak ada permukiman (kota) disana. Perairan laut yang jauh lebih besar menjadi lebih cocok untuk menjadi kawasan pelabuhan dan industri. Kedua, ditempatkan di Teluk Semangka yang memiliki area teluk yang lebih besar dan perilaku alam lautnya lebih kuat sehingga bisa beradaptasi dengan perilaku merusak alam dari dua kegiatan tadi yaitu pelabuhan dan kawasan industri.
Studi kelayakannya bisa menjawab semua pertanyaan dari usulan ini. Tetapi Purino Metropolitan ITERA sangat meyakini bahwa pemindahan Pelabuhan Panjang dan Kawasan Industri dari Teluk Lampung ke daerah Lamsel atau Mesuji, dan atau ke Tanggamus, akan mengakselerasi pembangunan kawasan di Provinsi Lampung.
Terkait dengan dua tempat ini tadi, Pemda Provinsi Lampung juga sudah memiliki konsep pengembangannya. Dan tinggal di eksekusi oleh pemerintah dengan keputusan politik pembangunan dan dengan kontribusi kalangan pengusaha properti yang tergabung di APINDO. Dengan begitu, kawasan wisata, manusia, permukiman dan sumber protein di Teluk Lampung menjadi terselamatkan. Sementara kawasan lainnya (Lamtim/Mesuji dan Tanggamus) bisa berkembang menjadi growth center baru di Lampung.***
*Dr. Eng. Ir. IB Ilham Malik, ST., MT., ATU, Dosen tetap PWK ITERA/Kepala Pusat Riset dan Inovasi Metropolitan Institut Teknologi Sumatera