Musda DKL Jadi Sorotan Nasional

Isbedy Stiawan ZS BANDARLAMPUNG–Dewan Kesenian Lampung (DKL) akan menggelar musyawarah daerah (musda) di Gedung Pusiban Kompleks Kantor Gubernur Lampung, dalam waktu dekat ini, yang melibatkan tak kurang seratusan seniman Lampung dari...

Musda DKL Jadi Sorotan Nasional
Isbedy Stiawan ZS

BANDARLAMPUNG–Dewan Kesenian Lampung (DKL) akan menggelar musyawarah daerah (musda) di Gedung Pusiban Kompleks Kantor Gubernur Lampung, dalam waktu dekat ini, yang melibatkan tak kurang seratusan seniman Lampung dari cabang seni, termasuk peninjau dan utusan Dewan Kesenian Kabupaten/Kota se-Lampung.

Musda DKL selain memilih ketua umum, juga menata organisasi ini untuk empat tahun ke muka. Apriliani Yustin Ficardo, isteri Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, dipastikan menjadi calon tunggal Ketua Umum DKL dan siap menggantikan Syafariah Widianti.

Kesediaan Apriliani Yustin mendapat dukungan mayoritas seniman di daerah ini. Khususnya pengurus DKL periode terakhir yang akan habis masa pengabdiannya. Ibu Yustin didukung karena DKL masih membutuhkan sosok ketua umum yang dekat atau memunyai kebijakan pada kekuasaan.

Isbedy Stiawan ZS, sastrawan nasional asal Lampung mengamini hal itu. Menurut seniman berjuluk “Paus Sastra Lampung”, Apriliani Yustin adalah harga mati untuk membawa DKL lebih baik lagi. “Tidak ada alasan menolak Ibu Yustin memimpin DKL empat tahun ke depan. Tinggal lagi, kepengurusan di bawahnya yang mesti ditata,” ujar Isbedy, Selasa (3/2).

Ia menjelaskan, tradisi musda DKL adalah memilih ketua umum, sementara kepengurusan di bawahnya dipilih melalui tim formatur yang diketuai ketua umum terpilih. “Sepanjang sejarah DKL, draf pengurus yang disodorkan tim formatur (Pantia SC, Panitia OC, dan sedikit peserta) kecil kemungkinan ditolak. Artinya, nama-nama dalam draf tersebut berpeluang menjadi pengurus.”

Karena itu, dia berharap, ketua umum terpilih bisa merangkul semua kalangan. “Saya mengharapkan Ibu Yustin bisa terbuka dan merangkul semua pihak yang dapat memajukan DKL,” kata dia.

Ditanya apakah siap membantu sekiranya DKL dipimpin Apriliani Yustin? Isbedy mengatakan siap. “Siap. Sepatutnya Ibu Yustin dibantu memajukan kesenian Lampung.”

“Komposisi Ibu Yustin sebagai ketua umum dan Isbedy menjadi ketua harian DKL boleh juga tuh. Isbedy ‘kan ikon seniman Lampung. Kiprahnya pun sampai mancanegara,” kata Panji Utama, penyair asal Lampung yang sedang siap menerbitkan kumpulan puisinya lagi.

Sementara dukungan dari seniman nasional di luar Lampung berdatangan. Tak kurang Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi WM, Jose Rizal Manua, Chavchay Syaifullah, Fakhrunnas MA Jabar mengikuti derap suksesi DKL melalui media online maupun medsos.

Menurut presiden penyair Sutardji Calzoum Bachri, sebagai sastrawan senior, Isbedy dapat diharapkan memiliki kebijaksanaan yang peka dalam menghadapi berbagai masalah kesenian dan kebudayaan. “Pengalamannya bertahun-tahun sebagai wartawan juga akan lebih melengkapinya dalam memberikan pandangan luas dan arif terhadap berbagai nilai kehidupan yang terpendam dan yang terpancar di kalangan masysarakat.”

Sementara Chavchay Syaifullah menegaskan Isbedy harus berkiprah lebih tajam di DKL, biar semarak. Sekjennya ambil dari generasi muda. Sastrawan nasional asal Banten itu mengingatkan,  Lampung perlu membangun dirinya sebagai kawasan yang berwawasan kebudayaan. Sehingga ia bisa menjadi daerah yang dinamis terhadap perubahan dengan berpijak pada nilai-nilai lokal yang penuh kebijakan. “Lampung butuh pembangunan kesenian yg kreatif, dinamis, dan memiliki kapasitas kecendekiaan yang mumpuni. Isbedy bisa diajukan sebagai alternatif yang berkualitas bagi DKL.”

Perupa nasional Dirot Kadirah menilai Isbedy sangat layak menjadi ketua harian DKL. “Dia banyak pengalaman. Pasti di tangannya kesenian di Lampung dan seniman Lampung bisa lebih membumi,” kata dia.

Aktor dan pembaca puisi andal Indonesia, Jose Rizal Manua mengatakan, Isbedy konsisten menggali nilai-nilai kekinian berdasarkan kearifan-kearifan tradisi yang tersebar di nusantara.  “Dari kreativitasnya dan prestasinya yang tiada henti, pantaslah ia turut memimpin DKL.”

Dukungan juga datang dari sineas nasional kelahiran Lampung Aria Kusumadewa. Dia menegaskan, Isbedy sangat kapabel menjadi penggerak kemajuan seni budaya di wilayah Lampung. “Saat ini Lampung membutuhkan independensi pemikiran untuk memajukan seni budayanya. Saya yakin, Isbedy sangat layak untuk itu.”

Sastrawan nasional asal Riau cum pemimpin redaksi Tiraskita Fakhrunnas MA Jabbar menilai, Lampung banyak sosok seniman yang pantas menerajui organisasi dewan kesenian.  “Namun, saya menilai sosok seniman Isbedy bersama timnya memiliki potensi cukup besar untuk memajukan DKL. Jejaring dan akses Isbedy cukup luas.”

Abdul Hadi W.M juga mendukung Isbedy. Guru besar di Paramadina itu mengatakan, sudah waktunya Isbedy berkiprah lebih intensif dalam pengembangan seni. “Memimpin organisasi kesenian di Lampung agar daerah itu semakin maju adalah caranya.”

Rls