“Maslahat” Segera Sambangi Sekolah Waykanan

Gatot Arifianto TERASLAMPUNG.COM– Mengusung Maslahat (Mengaji Bersama Pelajar Indonesia Hebat), komponen Nahdlatul Ulama (NU) seperti Gerakan Pemuda Ansor, Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)...

“Maslahat” Segera Sambangi Sekolah Waykanan
Gatot Arifianto
Gatot Arifianto

TERASLAMPUNG.COM– Mengusung Maslahat (Mengaji Bersama Pelajar Indonesia Hebat), komponen Nahdlatul Ulama (NU) seperti Gerakan Pemuda Ansor, Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dan sejumlah ustad di Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung bersiap memasuki sekolah guna mengedukasi pelajar setempat.
   
Ketua PC GP Ansor Waykanan, Gatot Arifianto, di Blambangan Umpu, Minggu (13/9) menyatakan,  pihaknya telah menjajaki kemungkinan tersebut.
 
“Kami telah berbincang dengan sejumlah guru, kepala sekolah juga ustadz dan mendapat respon positif bahwa mengaji di sekolah ialah suatu yang mungkin,” ujar Gatot didampingi Ketua PC Pergunu Waykanan Ali Tahan Uji.
   
Mengaji, demikian penggiat Gusdurian Lampung itu menambahkan, bukan persoalan tempatnya, apalagi konsumsinya, namun bagaimana ketersampaiannya.
   
“Pengajian di sekolah-sekolah akan kami sambangi melibatkan pelajar untuk ikut tampil, membaca kitab suci Al Quran, puisi hingga menyanyi sesuai tema diangkat. Hal itu bertujuan agar pelajar mendapat ruang berkreativitas ,” ujar pemilik gelar adat Lampung Ratu Ulangan itu menjelaskan.
   
Pengajian akan digelar di sejumlah sekolah tersebut maksimal berdurasi 90 menit dan diluar atau selepas jam pelajaran. Tema diangkat sesuai dengan keyakinan NU, seperti NKRI harga mati, Pancasila Jaya hingga entrepreneurship. Nama program tersebut, kata Gatot yang merupakan alumni Civic Education for Future Indonesian Leaders (CEFIL) III Yayasan Satunama Yogyakarta itu menambahkan, ialah Maslahat.
   
“Kami akan menyambangi SMA sederajat terlebih dahulu, sudah ada dua sekolah yang siap untuk bekerjasama pada September ini. Tema-tema kebangsaan, kemanusiaan dan kewirausahaan akan kami usung sembari mengampanyekan peningkatan pendidikan bagi pelajar berprestasi dari keluarga kurang mampu untuk menjadi mahasiswa perguruan tinggi negeri melalui Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional atau BPUN Yayasan Mata Air,” kata dia.
   
Perihal pemilihan nama Maslahat untuk program itu, Gatot menyatakan NU memang harus bergerak memberi manfaat bagi hidup dan kehidupan.
   
“Kita harus memotivasi diri, jika kita, bangsa Indonesia, memiliki pelajar-pelajar hebat. Generasi bangsa yang tangguh itu juga harus didorong untuk memiliki kepercayaan diri, jika mereka luar biasa dan berkesempatan menjadi pahlawan bangsa ini di masa depan. Inilah tugas kemanusiaan, tugas kebangsaan NU,” ujar alumni Pendidikan Kader Penggerak NU itu.
 
Menurut Gatot, modal untuk merealisasikan program itu ada puluhan miliar. “Saya mengamini pemikiran Bob Sadino. Satu dengkul tidak mungkin dilepas dengan harga Rp500 juta, karena itu, dengan dua dengkul setiap aktivis atau warga NU telah memiliki modal Rp1 miliar. Warga NU harus menggerakkan dengkulnya mewujudkan harapan kemanusiaan dan kebangsaan para pendiri NU dan Indonesia, cita-cita itu hanya akan tercapai dengan bergerak, bukan berwacana,” katanya.

rl