Bercakap-cakap dengan Waktu
Sunardian Wirodono Tiba-tiba, di tebing sungai depan rumah, saya bertemu dengan Sang Waktu. Ia juga tampak sedang jongkok, mengamati bulir-bulir embun di pucuk dedaun bambu. Matahari belum juga beranjak dari peraduan. Masih suntuk berselimutkan di...
Sunardian Wirodono
dengan Sang Waktu. Ia juga tampak sedang jongkok, mengamati bulir-bulir embun
di pucuk dedaun bambu. Matahari belum juga beranjak dari peraduan. Masih suntuk
berselimutkan dingin mendung pagi ini.
menghabiskan daku,” kata Sang Waktu sembari berdehem.
dengan upaya, kerugian pengetahuan dengan belajar, kehilangan kesehatan dengan
kendali diri, namun engkau yang kujumpai akan selalu hilang selamanya. Engkau
selalu pergi, dan ketika datang hanya menggoda, untuk kemudian lenyap. Engkau
selalu memberi harapan, tetapi ketika tiba engkau tiada,…”
Wajahnya tampak kucel, mungkin belum cuci muka. “Adakah engkau sedang
berpaling?”
padanya. Suara kecipak air terdengar dari kodok bangkong yang kejebur dari
licin daun lumbu. “Namun engkau sesuatu yang tak dapat kuperoleh sepenuhnya.
Tak bisa kukuasai kuabadikan. Bahkan tak dapat kudaur ulang,…”
dimanfaatkan siapapun. Termasuk olehmu. Aku adalah hal paling berharga, namun
mungkin lenyap dari semua yang engkau miliki, sekiranya kau tak bisa
menguasaiku. Engkau takkan bisa mengatur hal-hal lain, sampai engkau bisa
menguasaiku.”
saya putus asa.
sungai. Sukurin!
tak bisa membunuhku tanpa melukai keabadian. Ada begitu banyak orang ingin
mematikanku, namun enggan meninggalkan comfortable zone itu. Demi waktu,
sungguh merugilah engkau,…”
adalah awal yang baru. Saya bisa menyia-nyiakan waktu saya, atau menggunakannya
untuk kebaikan adalah karena saya. Apa yang saya lakukan hari ini penting,
karena saya menukarkan satu hari hidup saya untuk hal tersebut.
meninggalkan sesuatu di dalamnya, sesuatu yang telah saya lakukan, saya tidak
akan menyesalinya!
mengejek saya. “Bukankah aku satu-satunya hal yang menjadi milikmu sepenuhnya?
Bukankah aku menjadi milik semua-muanya? Juga bahkan padamu, yang tidak
memiliki apapun jua?”
dinginnya!



