Sastrawan Leon Agusta Wafat di Padang
Leon Agusta (dok youtube.com) PADANG, Teraslampung.com –– Sastrawan Leon Agusta,wafat di Rumah Sakit Umum Pusat M. Djamil Padang, Kamis sore sekitar pukul 16.15 WIB. Putri Leon, Juli F. Agusta, kepada tempo.co mengatakan &n...
| Leon Agusta (dok youtube.com) |
PADANG, Teraslampung.com –– Sastrawan Leon Agusta,wafat di Rumah Sakit Umum Pusat M. Djamil Padang, Kamis sore sekitar pukul 16.15 WIB.
Putri Leon, Juli F. Agusta, kepada tempo.co mengatakan ayahnya awalnya mengalami sesak napas dan tidak sadarkan diri di rumahnya di kawasan Parak Laweh, Padang, pada Kamis sekitar pukul 02.00. Menjelang subuh, Leon dilarikan ke Rumah Sakit Yos Sudarso.
“Di RS Yos Sudarso masih belum sadar. Paru-parunya tak merespons. Atas segala bantuan dokter, papa dirujuk ke RSUP M. Djamil,” ujar Juli kepada Tempo, Kamis, 10 Desember 2015.
Diagnosis dokter menyebutkan pria berusia 77 tahun mengalami infeksi paru-paru dan asma. Sebelum meninggal, asma ayahnya kambuh. Namun paru-parunya juga dalam kondisi tidak baik.
Selama ini sebenarnya Leon lebih banyak tinggal di Jakarta. Hingga akhir hayatnya ia masih aktif menulis puisi dan berkesenian.
Menurut Juli, sebelas hari terakhir Leonn minta pulang ke Padang.
“Di Padang, kondisi papa mulai tidak sehat. Tapi tak perlu dirawat,” kata Juli.
Pria yang memiliki nama asli Ridwan Ilyas ini lahir di Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Baat pada 5 Agustus 1938, ini meninggalkan seorang istri dan sepuluh anak.
Jenazah Leon akan dimakamkan pada Jumat, 11 Desember 2015, di kampung istrinya yang terletak di Jalan Raya Padang-Painn Pasar Teluk Kabung Tengah, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang.
“Sebelum meninggal, papa bilang tanya ke mama mau dikuburkan di mana. Mama minta dikuburkan di kampung mama,” tuturnya.
Leon pernah menjadi guru SGB Bengkalis (1959), pemimpin Bengkel Teater Padang (1972), dan anggota Dewan Kesenian Jakarta.
Ia mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Amerika Serikat (1976-1977). Dari pendidikan yang diikutinya itu ia lalu menerbitkan sebuah kumpulan puisi Di Sudut-sudut New York Itu (1977).
Selain itu, karya-karya Leon Agusta lainnya antara lain Monumen Safari (kumpulan puisi ,1966),
Catatan Putih (kumpulan puisi , 1975). Di Bawah Bayangan Sang Kekasih (novel ,1978),
dan Hukla (kumpulan puisi (1979).
Dalam pergaulan sastrawan Indonesia, Leon Agusta termasuk sastrawan senior yang pandai ‘ngemong’ para yunior. Ia dikenal sebagai sosok baik hati dan jarang marah.



