Ratusan Warga tak Kuasa Menahan Eksekusi 9 Ruko di Pasirgintung

Aparat polisi berjaga-jaga di lokasi eksekusi di Pasar Pasir Gintung, Bandarlampung (28/1). BANDARLAMPUNG, Teraslampung,com — Ratusan warga Jl Teuku Umar,  Pasirgintung, Bandarlampung  tidak berdaya menghadapi petugas eksekus...

Ratusan Warga tak Kuasa Menahan Eksekusi 9 Ruko di Pasirgintung
Aparat polisi berjaga-jaga di lokasi eksekusi di Pasar Pasir Gintung, Bandarlampung (28/1).

BANDARLAMPUNG, Teraslampung,com — Ratusan warga Jl Teuku Umar,  Pasirgintung, Bandarlampung  tidak berdaya menghadapi petugas eksekusi dari PN Tanjungkarang, Selasa (28/1) sekitar pukul 11.30 WIB. Padahal, sejak pagi mereka sebenarnya sudah siap menghadapi petugas yang akan mengeksekusi beberapa ruko.

Sejak pagi,  sebuah spanduk terpasang di pintu ruko yang akan dieksekusi. Spanduk itu bertuliskan “Tanah ini milik kami. Kami mempunyai sertifikat hak milik k (SHM)”, “Mohon kepada Pengadilan Negeri Lampung untuk membatalkan eksekusi karena di atas tanah ini mempunyai sertifikat hak milik yang sah.”

“Sudah hebat bener bapak-bapak ini, semua mau dihak-hakin. Kalau semua dihakin, bagaimana saya bisa jualan bubur?” kata Tika, salah satu warga Pasirgintung.

Ruko-ruko itu dieksekusi oleh PN Tanjungkarang setelah gugatan dalam kasus sengketa lahan yang diajukan PT Kereta Api Indonesia Divre Tanjungkarang dimeangkan PT KAI. Ruko-ruko itu dianggap berada di atas lahan yang secara sah menjadi milik PT KAI.

Pagi tadi ada 9 ruko yang akan dieksekusi oleh PN Tanjungkarang, petugas membacakan  surat eksekusi. Tampak para personel dari kepolisian, tentara dan PT KAI berjaga untuk mengantisipasi adanya konflik dengan warga, mereka melakukan blokade dengan cara berpegangan tangan.

Setelah itu, para petugas eksekusi  membuka paksa sembilan pintu ruko tersebut menggunakan palu, untuk memastikan bahwa ruko yang akan dieksekusi telah dikosongkan oleh pemiliknya.

Tak lama setelah itu, petugas eksekusi memasang pagar seng. Warga berusaha mencegah. Tetapi mereka tidak kuasa. Mereka hanya berteriak memprotes eksekusi.

“Ini tidak manusiawi lagi!” teriak seorang warga Pasirgintung.