Progres Lima Tahun Pembangunan Lampung Tengah

Panen padi di Lampung Tengah LAMPUNG TENGAH–Pembangunan  yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten Lampung Tengah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan merataka...

Progres Lima Tahun Pembangunan Lampung Tengah
Panen padi (ilustrasi)
Panen padi di Lampung Tengah

LAMPUNG TENGAH–Pembangunan  yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten Lampung Tengah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan meratakan hasil-hasil pembangunan keseluruh wilayah.

Keberhasilan, pembangunan tertsebut tentunya terlihat dari indikator keberhasilan beberapa sektor, antara lain dari sisi pendapatan daerah, yang meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah. Selama kurun waktu 2010-2015 pendapatan daerah Kabupaten Lampung Tengah mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, yaitu dari 1,07 trilyun pada 2010 menjadi 1,95 trilyun lebih pada 2015 atau mengalami peningkatan sebesar 82,43 persen.

”Kondisi ini  tentunya karena adanya  intensifikasi dan ekstensifikasi PAD, serta Koordinasi dengan Pemerintah Pusat secara Intensif,”ungkap Kabag Humas Sekkkap Lampung Tengah Andi RPA. SIP. MM.

Di sisi pertumbuhan perekonomian daerah, kata Andi, dapat dilihat dari kondisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan harga berlaku PDRB Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010 -2014 mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan, yaitu sebesar Rp. 11,39 trilyun lebih atau rata-rata meningkat sebesar 13,69  persen pertahun. Demikian juga berdasarkan harga konstan PDRB Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010-2014 mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,66 trilyun lebih atau rata-rata meningkat sebesar 5,36 persen pertahun.

”Laju pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010-2014 atas dasar harga konstan, rata-rata mencapai 6,07  persen pertahun,”katanya.

Indikator lain untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari  tingkat pendapatan per kapita penduduk pada setiap tahunnya. Pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku penduduk kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2010 sebesar Rp 14.212.979, sedangkan pada tahun 2014 sebesar  Rp 20.377.600  atau meningkat sebesar Rp. 6.164.621, atau rata-rata meningkat sebesar Rp. 1.232.924 per tahun. Pendapatan per kapita atas dasar harga konstan penduduk kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2010 sebesar Rp, 5.320.495  sedangkan pada tahun 2014 sebesar Rp 5.741.690 atau meningkat sebesar Rp. 421.195, atau rata-rata meningkat sebesar Rp. 84. 239 per tahun.

Prospek Pembangunan Manusia

Sementara dalam prospektif pembangunan manusia, komitmen  pemerintah Kabupaten Lapung Tengah dalam pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan cukup besar. Pembangunan dibidang pendidikan tahun 2010-2015 diarahkan untuk meningkatkan akses layanan dan mutu pendidikan. Untuk pembangunan bidang pendidikan pemerintah daerah setempat selama lima tahun telah mealokasi  anggaran sebesar Rp  619.143.483.322, dengan besaran realisasi  mencapai  Rp 485.872.547.046.
Anggaran teresebut dialokasikan sebagai upaya meningkatkan akses layanan dan mutu pendidikan, telah dilakukan berbagia upaya diantaranya Pembangunan Ruang Kelas Baru, Rehabilitasi Gedung dan mebeluer, Pengadaan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas tenaga pendidik, Rintisan Perguruan Tinggi melalui pengembangan Akademi Komunitas yang tahun ini sudah memasuki tahun kedua.

”Secara umum keberhasilan pelaksanaan pembangunan  bidang pendidikan, dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti perkembangan angka partisipasi sekolah, angka partisipasi kasar, angka partisipasi murni, angka melek huruf, nilai rata-rata kelulusan dan meningkatnya daya tampung sekolah,”katanya.
Angka partisipasi sekolah (APS) berdasarkan kelompok umur yaitu kelompok umur 7-12 tahun pada tahun 2010  mencapai  95,37 persen  sedangkan pada tahun 2014 sebesar 95,47 persen atau meningkat sebesar 0,10 persen. Kelompok umur 13 – 15 tahun meningkat sebesar 0,24 persen dari 81,99 persen pada tahun 2010 menjadi 82,23 persen  pada tahun 2014. Sedangkan  kelompok umur 16 – 18 tahun meningkat sebesar 0,27 persen  dari 61,35 persen  pada tahun 2010 menjadi 61,62 persen  pada tahun 2014.

DAS Way Seputih

Angka partisipasi kasar berdasarkan tingkatan sekolah yaitu tingkat SD/ MI pada tahun 2010 mencapai 109,45 persen, sedangkan pada tahun 2014 mencapai 109,56 persen, atau meningkat sebesar 0,11 persen  ; Tingkat SMP/ MTs meningkat sebesar  0,23 persen  dari 98,71 persen  pada tahun 2010 menjadi 98,94 persen  pada tahun 2014;  Tingkat SLTA/ MA meningkat sebesar 0,36 persen  dari  67,82 persen  pada tahun 2010 menjadi  68,18 persen pada tahun 2014.

Angka partisipasi Murni (APM) berdasarkan tingkatan sekolah yaitu tingkat SD/ MI  pada tahun 2010 mencapai 95,37 persen, atau meningkat sebesar 0,10 persen, dibanding tahun 2014 yang sebesar 95,47 persen; Tingkat SMP/ MTs meningkat 0,23 persen  dari 81,99 persen  pada tahun 2010 menjadi 82,22 persen  pada tahun 2014;  Tingkat SLTA/ MA meningkat sebesar 0,19 persen dari 61,35 persen  pada tahun 2010 menjadi 61,54 persen  pada tahun 2014.

Sementara itu, program dan kegiatan pembangunan dibidang kesehatan pada tahun 2010-2015  diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.  Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010-2015 telah mealokasikan anggaran sebesar Rp265.465.477.658, realisasi serapan anggaran tersebut mencapai Rp183.312.440.929,57.

”Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah dilakukan berbagai upaya diantaranya peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat inap sebanyak 4 unit, penyediaan obat-obatan, peningkatan sarana dan prasarana kesehatan baik di Puskesmas-puskesmas maupun di RSUD,”katanya.

Secara umum keberhasilan pembangunan bidang kesehatan  dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya Angka kematian bayi. Di Kabupaten Lampung Tengah selama periode 2010 – 2014 angka kematian bayi sifatnya berfluktuatif dengan rata-rata pertahunnya sekitar 5,19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut apabila kita bandingkan dengan target rata-rata angka kematian bayi nasional yang sebesar 23/1.000 kelahiran hidup, maka angka kematian bayi di Kabupaten Lampung Tengah masih  lebih rendah. Sedang, angka kematian ibu melahirkan selama periode 2010 – 2014 berfluktuatif, dengan rata-rata pertahunnya kurang lebih sebesar 99,8 per 100.000  kelahiran hidup.

”Bila dibandingkan dengan angka kematian ibu dengan target nasional selama periode 2010 – 2015 yang rata-rata sebesar 102/ 100.000 Kelahiran Hidup, maka angka kematian  ibu melahirkan di Kabupaten Lampung Tegah masih lebih rendah,”katanya.

Prospek Pembangunan Infrastruktur 

Program dan kegiatan pembangunan dibidang pekerjaan umum tahun 2010 – 2015 diarahkan untuk peningkatan dan pengembangan Infrastruktur wilayah, yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur  Jalan dan Jembatan, serta  pengelolaan sumberdaya air dan jaringan irigasi.

Selama kurun waktu 2010-2015 pemerintah Kabupaten lampung tengah telah mealokasi anggaran sebesar Rp1.321.742.079.370, realisasi Rp 890.422.760.305,00. Secara umum keberhasilan pembangunan bidang pekerjaan umum (khususnya prasarana jalan) dapat dilihat dari panjang dan kondisi ruas jalan, selama tahun 2010-2015 telah dilaksanakan pembangunan jalan onderlag sepanjang 175,27 km, peningkatan jalan sampai dengan Lapen/Latasir sepanjang 321,38 km, peningkatan jalan sampai dengan lataston/Hotmix sepanjang 547,69 km, Pemeliharaan jalan sepanjang 178,74 km, pembangunan Talud sepanjang 20.969,62 M, pembangunan Jembatan 49 Unit dan pembangunan Plat Dekker sepanjang 16 Unit.

Keberhasilan pembangunan dibidang pekerjaan umum (khususnya pengelolaan sumberdaya air dan jaringan irigasi) dapat dilihat dari panjang dan kondisi jaringan irigasi. Sampai dengan tahun 2014 panjang jaringan irigasi primer sepanjang 486.207 m dan sekunder sepanjang 664.982 m,  jaringan tertier sepanjang 1.748.482 m.  Jaringan irigasi primer pada tahun 2014 yang kondisnya baik mencapai 75,63 persen dan jaringan sekunder yang kondisinya baik mencapai 73,47 persen dan tertier 24,47 m. ”Bila dibandingkan dengan tahun 2010 jaringan irigasi primer yang kondisinya  baik mengalami kenaikan  sebesar 5,63 persen pada jaringan irigasi primer dan 2,67 persen pada jaringan irigasi sekunder, serta untuk jaringan tertier mengalami kenaikan  sebesar 3,80 persen,”katanya.

Dampak keberhasilan pembangunan jaringan irigasi  sangat mendukung program dan kegiatan pembangunan pertanian. Tahun 2010-2015 pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura, tanaman perkebunan dan peternakan.Untuk mendukung program pembangunan sektor pertanian selam lima tahun telah dialokasikan anggaran sebesar Rp112.776.333.590, dengan realisasi Rp86.675.206.522.

Anggaran tersebut diantaranya dipergunakan membiayai pelaksanaan program dan kegiatan dibidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, Perkebunan, Peternakan, serta peningkatan kapasitas tenaga penyuluh. Secara umum keberhasilan pencapaian indikator kinerja jumlah produksi komoditas tanaman pangan dapat dilihat dari  perkembangan jumlah produksi padi meningkat sebesar 27,40. persen yaitu dari 623.779 ton pada tahun 2010 menjadi 794.713 ton tahun 2014.

Di bidang peternakan dapat dilihat dari jumlah populasi ternak sapi meningkat dari 152 ribu  ekor  lebih menjadi 205 ribu  ekor lebih  atau meningkat  sebesar 35,33 persen.  Ternak Kambing meningkat  dari 133 ribu  ekor  lebih menjadi 183 ribu  ekor  lebih atau meningkat sebesar 36,94   persen. Ayam ras petelur  meningkat dari 353.282 ekor pada tahun 2010 menjadi  458.600 ekor pada tahun 2014 atau mengalami peningkatan sebesar 29,81 persen. ADVETORIAL