Pembangunan Bidang KB Diarahkan Pada Peningkatan Kualitas Keluarga

Bupati Lampung Tengah H.A.Pairin di Dampingi Wakil Bupati H.Mustafa dan Wakila Ketua DPRD Lamteng Zugiri saat meninjau pemasangan inplan massal Dalam setiap pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor penentu, karena penduduk tidak s...

Pembangunan Bidang KB Diarahkan Pada Peningkatan Kualitas Keluarga
Bupati Lampung Tengah H.A.Pairin di Dampingi Wakil Bupati H.Mustafa dan Wakila Ketua DPRD Lamteng Zugiri saat meninjau pemasangan inplan massal
Dalam setiap pelaksanaan
pembangunan, penduduk merupakan faktor penentu, karena penduduk tidak saja
berperan sebagai pelaku pembangunan tetapi juga sebagai sasaran pembangunan.
Untuk itu pengelolaan penduduk perlu diarahkan pada pengendalian kuantitas dan
peningkatan kualitas dalam menunjang keberhasilan pembangunan.
Tidak terkendalinya
pertambahan penduduk tentu saja akan memberikan dampak, sosial, ekonomi maupun
politik bagi perkembangan suatu daerah. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten
Lampung Tengah memiliki komitmen yang cukup besar dalam melakukan pengendalian
pertambuhan jumlah penduduk. Sensus 2012 menjebutkan jumlah penduduk Lampung
Tengah mencapai 1.194.945 jiwa terdiri dari 610.849 jiwa penduduk laki-laki dan
584.096 jiwa penduduk perempuan.
Menurut Bupati Lampung
Tengah H.Ahmad Pairin, S.Sos, kata kunci untuk pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk
adalah peningkatan pembangunan di bidang Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga
Sejahtera (KS). Program dan kegiatan pembangunan di bidang keluarga berencana
dan keluarga sejahtera, kata Pairin, tentunya diarahkan pada meningkatnya kualitas keluarga yang ditandai dengan semakin meningkatnya
jumlah peserta Keluarga Berencana (KB), terkendalinya laju pertumbuhan
penduduk.
Piagam Penghargaan Musium Rekor Dunia Indonesia atas pemasangan inpla terbanyak
Dalam pengendalikan
pertumbuhan penduduk melalui Program keluarga Berencana, tentu perlu
sosialisasikan dan upaya peningkatan cakupan keikutsertaan masyarakat terhadap
program KB. Diantara upaya meningkatkan peran
masyarakat dalam menyukseskan program KB di Lampung Tengah, tegas Bupati,
Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah telah menggelar kegiatan pemasangan inplan
secara masal. ”Kegiatan tersebut dinilai sukses, kita mendapatkan piagam
penghargaan dari Musium Rekor Indonesia atau MURI, karena telah mencatatkan
rekor pemasangan inplan mencapai lebih dari delapan ribu dalam sehari,”kata
Bupati.
Di antara upaya menekan laju petumbuhan penduduk adalah
melalui penyediaan pelayanan
KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin, serta berupa penyedian alat KB dan pelayanan KB kepada pasangan usia subur (PUS) yang ada di Kabupaten Lampung Tengah. Namun, memang lanjut Bupati, untuk
mencapai pada pertumbuhan penduduk yang ideal tidaklah mudah, karena Lampung
Tengah masih dihadapkan kepada sejumlah permasalahan kependudukan. Diantara
permasalahan tersebut adalah, jumlah penduduk usia muda (7-21 tahun) yang
mencapai 32.89 % dari jumlah penduduk,
dan jumlah wanita usia subur (WUS) sebesar 57,11 % dari jumlah perempuan, tentu ini berpotensi munculnya kondisi Baby-Boom
(peledakan kelahiran bayi) pada tahun-tahun mendatang.
Selain itu, juga masih tingginya pertumbuhan PUS yang mencapai rata-rata
2.40 % per tahun, sementara PUS yang istrinya berusia kurang dari 20 tahun
tumbuh rata-rata sebesar 11.733 pasangan dengan kecenderungan naik sebesar 4,58 % per
tahun, ini tentunya berpotensi meningkatnya kelahiran dari pasangan-pasangan
yang masih muda ini.
Permasalahan lain adalah, masih tingginya kesertaan KB dari pasangan usia
subur yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal yaitu 80,48 yang naik dari
tahun sebelumnya sebesar 80,14 % dari peserta KB aktif. Secara alami jumlah
peserta KB yang drop-out (tidak menggunakan alat kontrasepsi lagi hampir 26,92
yang naik dari tahun lalu yang kondisinya sebesar 31.54 %, kontribusi
terbesar  adalah peserta KB yang
menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan ini memicu terjadinya kehamilan baik
yang direncanakan maupun tidak direncanakan.
”Kita sudah berupaya maksimal melakukan pembangunan di bidang Keluarga
Berencan dan Keluarga Sejahtera, tetapi persoalan yang dihadapi selalu ada,
seperti masih belum optimalnya akses baik sarana maupun prasarana terhadap bina
keluarga dalam memberikan edukasi dan komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masayarkat,”katanya.
Pemasangan inplan massal di Lampung Tengah
Untuk meningkatkan PUS di
Lampung Tengah, juga di laksanakan program
pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/kesehatan reproduksi (KR) yang madiri. Juga, dilaksanakan penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan
anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat berupa lomba kepada Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera (UPPKS) bertujuan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengolahan kesehatan Ibu, Bayi dan Anak.
Secara umum
keberhasilan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten  Lampung Tengah dapat dilihat
dari jumlah peserta KB dan KS serta rata-rata jumlah
keluarga prasejahtera. Jumlah pasangan usia subur yang menjadi peserta KB Aktif
(akseptor) pada tahun 2014 mencapai  205.123  pasangan usia subur. Pencapaian peserta KB
aktif tersebut mengalami peningkatan sebanyak 4.460
pasangan usia subur jika dibanding capaian tahun 2013 yang sebesar 200.663 pasangan usia subur.
”Peningkatan pencapaian peserta KB beberapa tahun
terakhir karena terjadinya peningkatan peserta PUS baru dan makin sadarnya masyarakt Lampung Tengah terhap arti pentingnya ber KB serta dukungan program KB di
Kabupaten Lampung Tengah,”tegas Bupati.
Sampai dengan
tahun 2014 jumlah keluarga pra sejahtera sebesar 29,85
persen dari jumlah kepala keluarga (KK).  Angka tersebut
mengalami penurunan sebesar 1,26 persen dari tahun 2013, yakni mencapai 99,396 KK turun dari 102, 768 KK. Sedang keluarga Prs
Sejahtera yang meningkat menjadi Pra Sejahtera I , II dan III serta keluarga
Pra Sejahtera III Plus juga terus meningkat pada tahun 2014.
Jumlah keluarga Pra Sejahtera I pada tahun 2013 sebanyak 102.774 KK naik
menjadi 104.112 KK atau naik 31,27 persen. Kaniakan juga terjadi pada keluarga
Pra Sejahtera II, tahun 2013 sebanyak 
78.428 KK naik menjadi 81.371 KK ditahun 2014 atau naik 24,44 persen,
diikuti kenaikan jumlah keluarga Pra Sejahtera III tahun 2014 naik mencapai
43.655 KK dari 42.266 KK pada tahun 2013 atau terjadi kenaikan sebesar 13,11
persen. Dan jumlah keluarga Pra Sejahtera III Plus tahun 2013 hanya mencapai
4.164 KK  meningkat menjadi 4.420 KK di
tahun 2014 atau naik sekitar 1,33 persen.

Selama ini memang pelaksanaan kegiatan program KB dan KS bukan hanya sekedar
pengendalikan angka kelahrian saja, tetapi juga berupaya meningkatkan tarap
hidup keluarga baik dari segi kesehatan maupun dari sisi ekonomi keluarga yakni
meningkatkan pendapatan keluarga melalui pembinaan usah produktif. ”Keberhasilan
tersebut tentunya karena upaya pembinaan usaha perempuan dan kelompok UPPKS yang dilakukan secara intensif,”tandas
Pairin. (ADVETORIAL)