Panas Bumi di Danau Ranau Lampung Barat akan Segera Dilelang
Danau Ranau di Lampung Barat JAKARTA, Teraslampung.com — Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM akan segera melelang dua proyek panas bumi di Danau Ranau dan Gunung Law...
| Danau Ranau di Lampung Barat |
JAKARTA, Teraslampung.com — Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM akan segera melelang dua proyek panas bumi di Danau Ranau dan Gunung Lawu. Dua proyek ini sudah diincar banyak perusahaan skala besar.
“Kedua proyek ini banyak diminati perusahaan-perusahaan ‘gajah’, perusahaan panas bumi skala internasional, mulai dari Chevron, PGE, sampai EDC Filipina yang merupakan pemain terbesar panas bumi di Filipina. Ini menandakan investor sudah berbondong-bondong ingin investasi panas bumi di Indonesia,” kata Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak, Rabu (8/7).
Wilayah kerja panas bumi Danau Ranau seluas 8.561 hektar dengan perkiraan temperatur reservoir 200 derajat celcius. Wilayah dengan cadangan terduga 210 MW ini direncanakan memiliki kapasitas pengembangan hanya 110 MW. Sama dengan Gunung Lawu, pola pengusahaan yang ditawarkan adalah total project dengan harga patokan tertinggi US$ 14,6 sen per kWh. Proyek ini juga ditargetkan mulai on stream pada 2022.
Lokasi panas bumi Danau Ranau sebenarnya berada di perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Sumatera Selatan) dengan Kabupaten Lampung Barat. Selama ini kawasan sumber panas bumi di OKU Selatan dimanfaatkan sebagai objek wisata. Kabupaten Lampung Barat sama sekali tidak mendapatkan manfaat dari objek wisata tersebut, karena dikelola oleh Pemkab OKU Selatan.
Sedangkan wilayah kerja panas bumi Gunung Lawu memiliki luas 60.030 hektar. Cadangan terduga uap panas bumi di wilayah ini tercatat sebesar 195 MW. Namun, rencana kapasitas pengembangannya hanya 165 MW. Pola pengusahaan yang ditawarkan yakni total project dengan harga patokan tertinggi US$ 14,6 sen per kilowatt hour (kwh). Proyek ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2022.
Dewira



