Muhammad Yunus Kontrak Politik dengan Warga Kebon Sawo SS
Calon Walikota Bandarlampung bertemu dengan warga Kampung Sawo, Enggal, Sabtu (12/9). TERASLAMPUNG.COM–Sekitar 30 an warga Kelurahan Tanjung karang, Kecamatan Enggal atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kebon Sawo SS itu berkumpul di...
| Calon Walikota Bandarlampung bertemu dengan warga Kampung Sawo, Enggal, Sabtu (12/9). |
TERASLAMPUNG.COM–Sekitar 30 an warga Kelurahan Tanjung karang, Kecamatan Enggal atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kebon Sawo SS itu berkumpul di rumah Subhan Towil, relawan pasangan Yunus – Ahmad, Sabtu (12/9). Mereka menyambut kedatangan Calon Walikota Bandarlampung Muhammad Yunus untuk menandatangani kontrak politik dengan warga Kebon Sawo SS.
Pada kesempatan itu Yunus berjanji jika terpilih sebagai Walikota Bandarlampung akan membantu memberikan kredit lunak kepada warga.
Warga yang datang rata – rata ibu rumah tangga warga di kampung tersebut. Dalam kampanye tatap muka tersebut, calon dengan nomor 1 itu lebih banyak mendengarkan keluhan warga.
Eny (55) mengeluhkan biaya hidup yang makin tinggi, sementara penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Saya pengennya pemerintah membantu kami – kami ini di bidang permodalan, supaya kami bisa usaha menutupi biaya hidup,” kata eny
Sementara Fera (45) mengeluhkan pendapatan suaminya yang jauh di bawah UMK Bandarlampung. “Suami saya kerja di toko di Jalan Pangkal Pinang. Satu bulan dibayar Rp.600 ribu. Saya terpaksa harus membatu suami saya untuk kerja nyuci dan menggosok di rumah tetangga untuk menutupi biaya hidup,” ungkap Fera.
Menanggapi keluhan tersebut Yunus berjanji akan membantu mencarikan jalan keluar bagi warga.
“Kalau saya terpilih saya akan usahakan adanya koperasi yang bisa membantu perekonomian warga dengan cara memberikan kredit dengan bunga rendah, dan jika saya belum terpilih saya akan tetap membantu warga di sini. Untuk itulah saya akan membuat kontrak politik dengan warga Kebon Sawo SS ini,” tegas Yunus.
Warga juga mengeluhkan masalah banjir yang selalu menimpa jika musim penghujan datang. Bastoni (54) menceritakan jika musim penghujan datang kampungnya terutama di bagian yang rendah teredam banjir hingga ketinggian 1 meter.
“Kalau bapak datang ke sini sekitar bulan Oktober mulai musim hujan, bapak bisa lihat sendiri bagaima kondisi kampung kami. Kami sudah meminta ke lurah supaya disampaikan ke pemerintah agar sungai itu dikeruk dan dilebarkan,” kata Bastoni.
Dewira/Mas Alina Arifin



