Minta Rakyat Kurangi Makan, Menteri Puan Maharani Panen Kritik

Menko PMK Puan Maharani meluncurkan beras untuk rakyat prasejahtera di Denpasar, Bali, Rabu lalu (26/1). Foto: Dok kabar24.com TERASLAMPUNG.COM– Kata-kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani,...

Minta Rakyat Kurangi Makan, Menteri Puan Maharani Panen Kritik
Menko PMK Puan Maharani meluncurkan beras untuk rakyat prasejahtera di Denpasar, Bali, Rabu lalu (26/1). Foto: Dok kabar24.com

TERASLAMPUNG.COM– Kata-kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, sebenarnya pendek saja, yaitu meminta agar rakyat tidak terlalu banyak makan di tengah harga kebutuhan pokok yang membubung tinggi dan tak turun-turun. Namun, ucapan yang dinilai banyak orang tidak pas itu menjadi bahan netizen mem-bully putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri.

Permintaan Puan Maharani disampaikan saat merilis beras untuk rakyat miskin di Denpasar, Bali, 26 Januari 2016 lalu. Peluncuran ditandai dengan pemberangkatan truk yang mengangkut beras bersubsidi tersebut untuk wilayah Bali.

Sebenarnya, di luar kata-kata permintaa mengurangi makan, Menteri Puan Maharani banyak mengungkapkan hal-hal positif. Misalnya, ia membeberkan data  2,3 juta ton beras untuk rakyat prasejahtera (rastra)–bahasa halusnya rakyat miskin– akan dibagikan kepada 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS) di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Menteri Puan mengharapkan pada 2016 penyaluran rastra tersebut mengalami perbaikan dibandingkan dengan tahun lalu. Terutama,  kualitas beras yang dibagikan tidak merugikan rumah tangga sasaran (RTS) penerima beras subsidi tersebut sehingga kualitas beras dijamin tidak ada beras kuning dan berulat karena ke depan kualitas beras dijaga Bulog.

Dia mengharapkan pemerintah provinsi, kabupaten hingga desa bersinergi dalam mendistribusikan beras tersebut dari titik distribusi hingga ke sasaran. Apalagi, data RTS sudah ada dan tidak seharusnya terjadi penyimpangan.

Namun, hal-hal baik itu tertutupi oleh kata-kata Puan sendiri yang dinilai publik tidak tepat. Selain komentar di Facebook dan Twitter, ada beberapa orang yang menulis secara kritis di Kompasiana.com dan Facebook. Salah satu kritik yang cukup menohok adalah yang ditulis Made Supriatma, ahli politik dan kandidat doktor yang saat ini tinggal di Amerika Serikat.

Berikut kritikan atau lebih tepatnya sindiran Made Supriatma terhadap Menteri PMK Puan Maharani:

Marie Antoinette Menitis di Indonesia

Kenal Marie Antoinette? Dia adalah bini Louis XVI raja Perancis yang digulingkan oleh Revolusi. Marie Antoinette berasal dari Austria. Pada jaman itu, sangat biasa kaum aristokrat saling kawin antar-negara. Sama biasanya mereka berperang satu sama lain.



Sebagaimana umumnya aristokrat, mereka mengisolasi diri dalam tembok istana. Mereka tidak merasakan kehidupan masyarakat kebanyakan. Mereka hidup dalam dunianya sendiri — dunia yang mewah, penuh basa-basi dan sopan santu, serta serba tidak berkekurangan.


Cerita yang populer tentang Marie Antoinette adalah ketika ia mendapat laporan bahwa diluar tembok istana rakyat kelaparan. Mereka tidak punya lagi roti untuk dimakan. Kabarnya, jawaban Marie Antoinette adalah “Qu’ils mangent de la brioche.” Terjemahan kasarnya, ‘Kalo gitu, biar mereka makan kue saja.’


Rupa-rupanya arwah Marie Antoinette ini menitis ke Indonesia. Bisalah dikatakan bahwa titisannya itu adalah juga seorang arsitokrat. Kakeknya pernah menjadi presiden. Begitu juga emaknya. Babenya pernah menjadi orang yang sangat berpengaruh dan kabarnya menjadi ‘king maker’ atau tukang memuluskan urusan apa saja dalam sistem kenegaraan Indonesia.


Dia sendiri sudah digadang-gadang oleh emaknya dan para pendukung emaknya untuk menjadi presiden. Ketika ada presiden dari partainya, dia dengan mudah dititipkan untuk jabatan Menteri Koordinator. Sementra, presidennya tetap dianggap sebagai ‘petugas partai’ oleh emaknya yang kebetulan juga pemimpin partai itu.


Melihat latar belakang itu, cepat atau lambat, karakter Marie Antoinette itu muncul juga. Kebetulan dia muncul di Bali, daerah yang dalam imajinasi pimpinan PDIP adalah wilayah basis partai ini. Gubernur Bali mengeluh harga beras semakin mahal dan tidak terjangkau rakyat miskin. Untuk itu, si gubernur minta agar jatah beras untuk rakyat miskin (Raskin) dinaikkan.
Marie Antoinette Indonesia ini mengatakan bahwa pemerintah tidak punya rencana untuk menaikkan jatah Raskin ini.


Dan kemudian, muncullah ujaran ini,“Jangan banyak-banyak makan lah, diet sedikit tidak apa-apa.”
Orang yang hidupnya pepak dengan makanan tentu tidak pernah merasakan bagaimana rasanya kelaparan.


“Qu’ils mangent de la brioche … Kalo gitu, biar mereka makan kue saja.”


“Jangan banyak-banyak makan lah, diet sedikit tidak apa-apa.”