Meninggal di Pelukan Istrinya, Cerpenis Agus Noor Nilai Kematian Didi Petet sebagai Kematian yang Indah

Jenazah Didi Petet saat akan dimakamkan di TPU Tamah Kusir, Jumat siang (15/5). Foto: Agus Noor JAKARTA, Teraslampung.com–Almarhum Didi Petet dimakamkan di TPU Tanah Kusir, di depan pusara Bung Hatta, Jumat siang (15/5). Ratusan kawan...

Meninggal di Pelukan Istrinya, Cerpenis Agus Noor Nilai Kematian Didi Petet sebagai Kematian yang Indah
Jenazah Didi Petet saat akan dimakamkan di TPU Tamah Kusir, Jumat siang (15/5). Foto: Agus Noor

JAKARTA, Teraslampung.com–Almarhum Didi Petet dimakamkan di TPU Tanah Kusir, di depan pusara Bung Hatta, Jumat siang (15/5). Ratusan kawan almarhum sesama seninam dan kerabat mengiringi prosesi pemakaman jasad aktor pendiri Sena Didi Mime dan dosen IKJ itu dengan raut duka.

Cerpenis dan penulis naskah lakon Agus Noor, yang turut hadir pada pemakaman Didi Petet, mengatakan dengan meninggalnya Didi Petet, Indonesia kehilangan salah satu aktor terbaiknya yang memiliki dedikikasi tinggi terhadap perkembangan dan kemajuan dunia seni,

Agus yang biasanya sangat aktif di Twitter dan jarang menuilis status di Facebook, Jumat siang usai mengantar jenazah almarhum ke permakaman, menulis status tentang kematian Didi Petet.

“Mendengar kisah saat-saat menjelang kematiannya, saya tergetar. Ia meninggal di pelukan istrinya, setelah sholat subuh. Ia mengeluh sakit lambungnya, lalu istrinya bilang, ‘Sini saya pijitin…’ Mas Didi duduk, lalu saat dipijitin itulah tubuh Mas Didi ambruk, ke pelukan istrinya. Sungguh kematian yang indah, kematian yang saya rasa dirindukan oleh para suami: meninggalkan segala kefanaan dalam pelukan istri yang dicintai dan mencintainya. Detik terakhir sebelum maut tiba, yang terekam dalam matanya adalah wajah orang yang dicintainya. Hiduplah penuh cinta di surga, Mas Didi,” tulis Agus di dinding Facebooknya.

Sementara novelis yang juga redaktur senior majalah Tempo, Leila S.Chudori, menceritakan pengalamannya bersama Didi saat sama-sama menjadi juri festival film.

“Menjadi juri Indonesian Movie Awards yang diadakan RCTI beberapa tahun berturut-turut hingga tahun lalu , dialah selalu yang menekankan mereka yang ikut terlibat dalam film yang kita nilai, tak boleh memberi suara voting (apakah dia pemain, penulis skenario atau apapun perannya) karena selain ada conflict of interest, juga dia yakin akan ada keterlibatan emosional. “Produksi film atuh ya bikin kita merasa kayak keluarga…jadi ya sesama anggota keluarga tidak bisa ikut menilai,” katanya. Ketika kami akan menilai film yang diperankan Alex Komang, dia langsung cengar cengir, “Alex keluar dulu ya, salat dulu…. Kami tertawa.”

“Dengan patuh Alex keluar ruangan. Kini dia, Didi Petet, ketua juri kami, sahabat kami yang rajin traktir sate kambing saat penjurian usai, wafat pagi tadi menyusul Alex Komang yang sudah pergi lebih dahulu. Saya akan selalu kehilangan mas Didi…. RIP,” tulis Leila.