Hubungan Kualitas Air dengan Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat (2)

Oleh Kristian M. Warella*Bencana banjir terjadi karena air hujan yang masuk kedalam sebuah wilayah DAS tidak dapat menahan dan menampung air hujan (lahan gundul). Air hujan tersebut pada saat yang bersamaan dan dalam waktu yang bersamaan pula meng...

Hubungan Kualitas Air dengan Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat (2)
Oleh Kristian M. Warella*
Bencana banjir terjadi karena air hujan
yang masuk kedalam sebuah wilayah DAS tidak dapat menahan dan menampung air
hujan (lahan gundul). Air hujan tersebut pada saat yang bersamaan dan dalam
waktu yang bersamaan pula mengalir ke bagian bawah (hilir), pada waktu mengalir
tersebut maka air hujan tersebut menyapu dan menghancurkan seluruh benda yang
dilaluinya sehingga terjadi apa yang dinamakan bencana banjir.
Sebaliknya, karena seluruh sumberdaya air
telah habis mengalir ke arah hilir pada waktu banjir terjadi, sehingga pada
waktu musim kemarau tiba sudah tidak ada lagi sumberdaya air yang dapat keluar
menjadi mata air dan air sungai. Mata air dan sungai menjadi kering kerontang,
maka terjadilah bencana kekeringan atau kekurangan air di mana-mana. Kekeringan
ini akan mengakibatkan bencana gagal panen dan kelaparan di mana-mana,
selanjutnya akan berjangkitlah berbagai penyakit yang berhubungan dengan
keterbatasan suplai air bersih, seperti muntaber, diare dan lain-lain yang akan
memakan korban jiwa, terutama anak-anak dan balita.
Dampak lingkungan lainnya akibat kekeringan
ini adalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang melanda berbagai wilayah
di Indonesia,
akibatnya berbagai potensi plasma nuftah menjadi punah, sebuah kerugian yang
tidak ternilai oleh ukuran uang.
Sumber Pencemar Air
Pada penjelasan ini, permasalahan yang
menyangkut kuantitas air berupa banjir dan kekeringan tidak akan dibahas lebih
jauh, tetapi akan lebih membahas tentang proses-proses yang terjadi selama air
mengalir dipermukaan dan di dalam tanah, yang melibatkan sumberdaya air
tersebut sehingga akan menurunkan aspek kualitas air tersebut serta hubungannya
dengan berbagai permasalahan masyarakat secara umum berkaitan dengan kualitas
sumberdaya air tersebut. Permasalahan yang akan dibahas menyangkut aspek ekonomi,
kesehatan dan berbagai kendala lingkungan lainnya yang akan dihadapi oleh masyarakat,
berkaitan dengan kualitas sumberdaya air.
Secara alami, kualitas air hujan umumnya
dapat dikategorikan memiliki kualitas yang baik. Sebab, air hujan di udara
belum bersentuhan dengan berbagai jenis mineral apa pun sehingga kualitas air
hujan dapat dikategorikan sebagai air aquades atau air hasil destilasi.
Walaupun akhir-akhir ini terjadinya berbagai proses pencemaran udara, terlihat kecenderungan
terjadinya penurunan tingkat keasaman air sebagai akibat terjadinya polusi oleh
berbagai unsur gas buangan industri dan kendaraan bermotor.
Tahapan proses terjadinya penurunan
kualitas sumberdaya air dalam sebuah siklus sumberdaya air di alam terjadi pada
dua tahapan proses, yaitu :
Tahapan air hujan pada saat bersentuhan
dengan permukaan tanah di daerah peresapan. Kita ketahui bahwa tanah dan batuan
terdiri dari berbagai jenis mineral yang tersusun oleh unsur-unsur kimia
(anorganik) yang kompleks. Unsur-unsur kimia anorganik dalam mineral tersebut,
ada yang berguna untuk kehidupan manusia juga ada yang bersifat racun bagi
tubuh manusia. Umumnya tingkat keasamaan (pH) air hujan pada saat mencapai
permukaan bumi berkisar 6,5 (masih relatif netral), maka air hujan ini akan mulai
melarutkan berbagai jenis mineral menjadi unsur-unsur kimia yang kompleks,
malah akan menghasilkan ikatan kimia unsur yang baru untuk membentuk jenis
mineral yang baru pula. Semakin lama air tersebut tinggal atau bersentuhan
dengan tanah/batuan maka akan semakin banyak mineral-mineral dalam tanah atau
batuan tersebut yang terlarutkan sehingga konsentrasi unsur-unsur tertentu
(sesuai jenis tanah dan batuan) tersebut akan semakin tinggi konsentrasinya
yang terkandung dalam air tersebut.
Di samping unsur-unsur kimia anorganik yang
berasal dari mineral tanah/batuan, air juga dapat melarutkan berbagai jenis
unsur kimia organik yang berasal dari berbagai jenis hasil pembusukan
tumbuhan/jasad hidup, sehingga dalam air akan terdapat unsur kimia organik maupun
anorganik. Semua unsur-unsur kimia air yang berasal dari organik maupun anorganik
ini ada yang bersifat baik atau dibutuhkan oleh tubuh untuk
kesehatan/kehidupan, namun ada juga yang bersifat meracuni, tidak baik bagi
kesehatan dan kehidupan manusia.
Tahapan dalam siklus air berikutnya yang
dapat menurunkan tingkat kualitas air adalah pada saat air mengalir dipermukaan
tanah berupa sungai dari hulu ke hilir. Air sungai selama dan sepanjang
mengalir dari arah hulu ke hilir, banyak dimanfaatkan dan dipakai oleh
masyarakat untuk berbagai keperluan dan kegiatan dalam menunjang kehidupannya,
seperti untuk kegiatan pertanian; usaha perikanan dan peternakan; untuk keperluan
berbagai jenis industri baik besar maupun kecil; untuk keperluan rumah tangga dan
sebagai sumber air minum; untuk sarana transportasi dan berbagai jenis serta kegiatan
manusia dalam upaya melanjutkan kehidupan lainnya.
Dalam upaya mengejar peningkatan produk
pertanian, petani menggunakan berbagai jenis pupuk (anorganik dan organik) dan
pestisida agar usaha pertanian tersebut berhasil dengan panen yang baik. Semua
pupuk dan pestisida tersebut tidak dapat diserap oleh tanaman seratus persen
sehingga meninggalkan limbah (sisa-sisa) pupuk dan pestisida tersebut di alam
(tanah dan air). Sisa-sisa pupuk dan pestisida tersebut akan tetap tinggal
dalam sumberdaya air. Maka, sejak saat itu kondisi air tersebut telah mengalami
penurunan kualitas atau tercemar. Air akan menyimpan dan membawa semua
sisa-sisa pupuk dan pestisida tersebut dalam perjalanannya menuju laut.
Berbagai proses kegiatan industri, baik itu
kegiatan industri besar maupun industri kecil dan rumah tangga dalam menunjang
proses produksinya memerlukan dan menggunakan sumberdaya air dalam jumlah yang
sangat banyak. Sumberdaya air yang telah dipakai dalam proses industri tersebut
akan mengalami perubahan susunan kimia airnya karena terpolusi oleh berbagai
zat sisa produksi, zat-zat kimia sisa produksi tersebut umumnya sangat
berbahaya bagi berbagai kehidupan di alam/lingkungan. Jika sumberdaya air
tersebut masuk ke badan sungai/air permukaan maka akan menimbulkan berbagai
dampak lingkungan bagi alam disekitarnya. Walaupun saat ini telah dilakukan berbagai
upaya menjaga lingkungan dari proses pencemaran kegiatan industri dengan menerbitkan
berbagai perangkat hukum, tetapi di lapangan masih banyak terjadi pencemaran
yang sangat serius.
Krisis air. (ilustrasi)
Masih sangat umum di semua wilayah Indonesia
bahwa masyarakat masih menganggap sungai dan sumberdaya airnya sebagai tempat
pembuangan berbagai sampah domestik yang dihasilkan dari rumah tangga, baik itu
limbah domestik padat maupun limbah domestik cair. Saat ini setiap harinya
berjuta-juta ton limbah padat (baik organik maupun non-organik) rumah tangga
yang dibuang ke sungai/danau, sehingga kualitas sumberdaya air sungai/danau
mengalami pencemaran yang sangat parah oleh berbagai zat hasil pembusukan
limbah padat tersebut, sehingga akhirnya sumberdaya air sungai sudah tidak
memenuhi syarat baku mutu sebagai sumber air bersih bagi masyarakat.
Berjuta-juta galon limbah cair yang yang
dibuang ke badan sungai/danau yang berasal dari sisa-sisa kegiatan industri dan
rumah dibuang, limbah cair tersebut mengandung berbagai zat kimia yang sangat
meracuni lingkungan, termasuk didalamnya adalah limbah cair dari rumah berupa
tinja dari toilet dan berbagai limbah organik sisa makanan dan lemak, juga detergen
dari pencucian pakaian, sehingga sumberdaya air tersebut sudah sangat tinggi kandungan
unsur kimia organik maupun non-organiknya.
Sehingga sumberdaya air sungai sejak
mengalir dari hulu (sejak keluar dari mata air), mengalir disepanjang sungai
menuju ke arah hilir telah mengalami berbagai proses pencemaran dan penurunan
kualitas air oleh berbagai zat kimia organik dan non-organik, baik yang berasal
dari alam sendiri maupun sebagai sisa-sisa dari kehidupan dan aktifitas manusia.
Di beberapa tempat di Indonesia ini, tingkat pencemaran dan penurunan kualitas air
sungai ini sudah sedemikian tingginya/sangat serius sehingga sumberdaya air
sungai tersebut sudah sangat tidak layak lagi untuk dimanfaatkan oleh manusia,
sekalipun digunakan untuk keperluan irigasi dan peternakan ikan air tawar.
Sudah barang tentu kondisi sumberdaya air yang tercemar dan tidak dapat
dimanfaatkan oleh manusia tersebut sangat merugikan bagi lingkungan alam itu
sendiri, maupun bagi kehidupan masyarakat secara umum. Kerugian yang dapat
ditimbulkan tidak hanya berupa aspek ekonomi saja, tetapi juga bagi aspek
kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup manusia secara umum.
 Pengukuran dan Pemantauan Kualitas Kualitas Air
Maksud dilakukannya pengukuran aspek
kualitas sumberdaya air ini adalah dalam rangka mengumpulkan semua data
kualitas air beberapa parameter fisik dan kimianya di lapangan. Tujuan adalah
mengetahui, memahami kondisi sumberdaya air yang ada saat ini dan dampak
negatif yang mungkin akan dirasakan oleh masyarakat dan lingkungannya, serta
untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat memperbaiki
kondisi sumberdaya air tersebut, maka dilakukan kegiatan pengukuran dan
pemantauan berbagai parameter fisika dan kimia air dari sumberdaya air yang
berasal dari sungai/danau, mata air dan air tanah/sumur gali.
Beberapa alasan mendasarkan mengapa
diperlukan melakukan pengukuran dan pemantauan kualitas air adalah sebagai
berikut :
Ø  Terdapat keterkaitan sebab akibat yang sangat erat antara kualitas
air yang dikonsumsi oleh masyarakat dengan aspek tingkat kesehatan dan kualitas
hidupnya, semakin baik kualitas dan tingkat kesehatan air yang dikonsumsi maka
akan mengakibatkan tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik, dan juga
sebaliknya buruknya kualitas air akan mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan
masyarakat, baik secara perorangan maupun secara komunal.
Ø  Dampak kesehatan yang timbul akibat kualitas air dapat dirasakan
secara langsung maupun tidak langsung, terjadi dalam waktu lama, sebagai akibat
terakumulasinya beberapa unsur kimia air yang meracuni badan yang dimasuk
kedalam tubuh bersamaan dengan air minum yang dikonsumsi. Sebagai contoh dampak
langsung adalah air minum yang mengandung/tercemar oleh bakteri E. Colli (Fecal
Colli dan total E. Colli) akan menimbulkan gangguan pencernaan berupa diare,
tetapi dampak tidak langsung dan dalam jangka waktu yang lama adalah apabila
mengkonsumsi air minum yang terlalu tinggi kandungan mineral/unsur Kalsium
dalam periode lama akan mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan berupa
kerusakan ginjal atau gagal ginjal akut di masyarakat, dan lain sebagainya.
Ø  Konsumsi kualitas air yang kurang baik akan memengaruhi tingkat
ekonomi masyarakat secara umum, baik kaitan dampak langsung maupun tidak
langsung. Sebagai contoh dampak tidak langsung akibat terjadinya penyakit yang
diderita masyarakat diakibatkan oleh kualitas air (contoh kerusakan ginjal, dan
penyakit lainnya) maka akan menurunkan tingkat produktivitas masyarakat dalam
berusaha (ekonomi) serta besarnya biaya yang dialokasikan untuk pengobatan dan
lain-lainnya, dan contoh dampak langsung adalah air yang buruk (tercemar) oleh
berbagai zat kimia organik dan non-organik akan mengakibatkan berbagai usaha
budidaya ikan air tawar dan budidaya lainnya akan mengalami kegagalan panen
karena ikan yang dipelihara sukar untuk dapat berkembang, malah akan
menimbulkan kematian bagi beberapa species ikan, sehingga akan menurunkan
tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat pada umumnya.

Kualitas sumberdaya air yang buruk atau tercemar
oleh berbagai zat kimia organik dan nonorganik akan menimbulkan dampak bagi
tingkat estetika lingkungan hidup. Bau yang menyengat dan warna air yang hitam
pekat akan menimbulkan gangguan tingkat kelayakan aspek sanitasi dan lingkungan
bagi pemukiman penduduk, sehingga secara umum menurunkan tingkat lingkungan
hidup dan sanitasi.  

*Konsultan PT. Kreasi Cipta