Diduga Frustrasi, Pasien TBC Bunuh Diri dengan Pecahan Gelas
Zainal Asikin/teraslampung.com Ilustrasi jenazah BANDARLAMPUNG – Diduga tak kuat menahan sakit tuberkolusis (TBC) yang diderita, Suharto (48), seorang pasien Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) Lampung mengakhiri hidupnya deng...
Zainal Asikin/teraslampung.com
| Ilustrasi jenazah |
BANDARLAMPUNG – Diduga tak kuat menahan sakit tuberkolusis (TBC) yang diderita, Suharto (48), seorang pasien Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) Lampung mengakhiri hidupnya dengan cara menusukkan pecahan gelas ke perutnya hingga tewas di Ruang Melati RSUAM, Minggu (15/3) sekitar pukul 13.00 WIB.
Ferry, salah satu perawat RSUAM yang melihat pertama kali pertama kejadian tersebut, mengatakan saat itu dia bersama dua rekanya tengah melihat kondisi pasien. Saat itu dia melihat pasien (korban) memegang luka dibagian perutnya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang pecahan gelas kemudian dia menyingkirkan pecahan gelas tersebut.
“Saya ambil gelasnya karena mau membersihkan luka itu, terus saya letakakan di sini,” ujar Ferry sembari menujukkan pecahan gelas, saat dimintai keterangan tim inafis Polresta Bandarlampung.
Keterangan yang dihimpun Teraslampung di RSUAM menyebutkan, warga Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa, Bandarlampung itu mernderita penyakit TB paru sejak empat bulan lalu. Korban dirawat di ruang isolasi penyakit dalam TB Paru-paru Ruang Melati RSUAM sejak 16 hari lalu.
Di ruang belakang itu, selama belasan hari Suharto hanya sendirian, tanpa ada anggota keluarga yang menunggu. Rasa frustrasi dan kesepian itu diduga yang menyebabkan Suharto nekat mengakhiri hidupnya. Ia menusukkan pecahan gelas di bagian perut hingga usus terburai tepat di bawah pusar.
Sementara itu, Isti (42) salah satu keluarga Suharto, membantah keluarga tidak memperhatikan Suharto, Menurut Isti, sehari sebelum Suharto bunuh dir istri korban menjenguk di ruangannya.
“Ya kemarin siang ada istrinya yang nunggu sekitar jam 11.00 WIB. Istrinya mau pulang tapi enggak dibolehkan sama korban,. Istrinya mengeluh kalau harus terus menunggui suaminya di rumah sakit, karena dia harus mencari nafkah untuk keluarganya,”kata Isti, Minggu (15/3).
Menurut Isti, pada Minggu siang sekitar pukul 13.00 terdengar suara pecahan gelas yang dilempar oleh korban. “Kemungkinan menggunakan pecahan gelas korban menusuk perutnya sendiri,” kata Isti.
Isti mengaku, Suharto dirawat di kamar terpisah dengan pasien lain, yakni di kamar paling ujung di kompleks RSUAM.
Sementara itu, hingga pukul 15.30 WIB korban belum dikeluarkan dari kamar tempat dia dirawat. Sampai pukul 17.30 WIB< belum ada satupun dari pihak keluarga korban yang datang ke RSUAM untuk melihat jenazah korban yang terbaring di kamar jenazah.
Saat dikonfirmasi, pihak RSUAM tidak banyak komentar terkait terkait meninggalnya pasien penderita TBC tersebut.
Staf Bagian Umum RSUAM, Oki, mengaku pihaknya sudah menyerahkan sepenuhnya ke pihak
yang berwajib mengenai tewasnya pasien tersebut. “Ya silakan saja tanyakan langsung kepihak yang berwajib mereka tahu semua dan sudah dilakukan olah TKP,”ujarnya.
Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung Kompol Dery Agung Wijaya didampingi tim Inafis mendatangi dan mengecek kamar tempat korban mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Di ruang tersebut masih terlihat bercak darah dibagian lantai ruangan,
Dery mengatakan, bahwa korban adalah pasien pengidap penyakit penyaluran pernapasan, kami sedang melakukan penyelidikan dan olahTKP, mengenai lalai atau tidak saat ini masih dilakukan penyelidikan.
“Kami masih meminta keterangan beberapa saksi yakni perawat,dan kepala ruangan,kami akan periksa juga pihak rumah sakit. Berdasarkan keterangan saksi, bahwa tiga hari yang lalu pasien ini
memang sempat hendak melakukan bunuh diri namun dapat digagalkan oleh petugas RSUAM,”jelas Dery.



