Catatan Harian Seorang Aktor: Mengharmonisasikan Tubuh-Pikiran-Emosi ala Constantin Stanislavski

Oleh Deri Efwanto* Kemarin saya melatih anak-anak SMP Xaverius, Telukbetung, Bandarlampung untuk lomba drama antara perguruan Xaverius se-Provinsi Lampung. Kami mengangkat cerita tentang pertemuan Yesus Kristus dengan perermpuan Samaria. Bagi saya...

Catatan Harian Seorang Aktor: Mengharmonisasikan Tubuh-Pikiran-Emosi ala Constantin Stanislavski

Oleh Deri Efwanto*

Kemarin saya melatih anak-anak SMP Xaverius, Telukbetung, Bandarlampung untuk lomba drama antara perguruan Xaverius se-Provinsi Lampung. Kami mengangkat cerita tentang pertemuan Yesus Kristus dengan perermpuan Samaria. Bagi saya yang seorang muslim, hal ini menarik. Karena saya harus membaca Injil dan harus mengenal  lebih jauh agama Nasrani.

Sama halnya dengan kitab suci Al-Quran, kitab Injil pun penuh dengan metafor. Ada pengalaman aneh yang saya rasakan ketika saya meminta salah satu anak menyanyikan lagu pujian,. Tiba-tiba saya merasa tenang dan sejuk. Sejenak pikiran saya terhenti. Saya larut dalam irama lagu pujian tersebut.

Saya melatih sampai dengan pukul 16:00 WIB. Setelah itu saya langsung menuju Sanggar Teater Satu di Bukit Kemiling Permai, Bandarlampung.

Sesampainya di sanggar, saya bertemu  M. Sup. Sudah lama juga saya tak bertemu M. Sup. M. Sup ini seorang perempuan tangguh. Dia pemegang ban hitam judo dan seorang  manajer panggung yang andal. Dari M.Sup inilah saya banyak belajar tentang  manajemen panggung. Banyak hal yang kami perbincangkan dari bertanya kabar sampai dengan persoalan pekerjaan.

Pukul 17:30 WIB:
Kami mempersiapkan tempat untuk diskusi dan latihan fisik. Hari ini yang mendapat giliran untuk presentasi adalah Gibran. Sudah dua hari Gibran sibuk mempersiapkan materi presentasinya. Senang melihatnya bergelut dengan buku.  Seumur-umur baru kali ini saya melihat Gibran sibuk dengan buku.  Maklum sebelum terjun ke teater, Gibran salah satu anggota kelompok geng motor yang  jarang bersentuhan dengan buku.

Pukul 19:00 WIB:
Tiba saatnya Gibran presentasi BAB IV.yakni “Tubuh Yang Ekspresif” dari buku Membangun Tokoh karya Constantin Stanislavski.

Gibran mulai membacakan makalahnya (Mungkin ini presentasi pertama dalam hidupnya ha..ha..ha…).

Dari hasil presentasi dan diskusi dapat disimpulkan tubuh yang ekspresif adalah tubuh yang benar fungsi-fungsi alamiahnya dan memiliki daya lentur.

Pukul 21:00 WIB:

Setelah selesai diskusi membangun tokoh, kami melanjutkan dengan latihan biomekanik. Seperti biasa, latihan dimulai dengan pemanasan.  Setelah pemanasan dilanjutkan dengan rangkain latihan biomkanik, seperti hari-hari kemarin. Untuk hari ini ada penambahan pada lompat kotak. Yakni, melompati kotak  ke depan dan ke belakang, dilakukan berulang-ulang ( lihat gambar),

Ada sensasi baru ketika melompat ke belakang. Ya,  tubuh seperti terkejut “berdenyang panjang”. Tubuh, emosi, dan pikiran harus melebur menjadi satu. Tak boleh takut. Apa lagi ragu-ragu. Latihan ini bertujuan bagaimana tubuh mengadaptasi dan mempunyai memori untuk melakukan gerakan yang sangat jarang kita lakukan.

Tak tahu kenapa, latihan hari ini saya kurang mood tidak seperti hari biasanya. Stelah saya telaah, ternyata intensitas gerak kami pada hari ini tidak seberat seperti biasanya. Latiahan hari ini diakhiri pada pukul 23:00 WIB.

AKTOR:
Agung Cesmonk
Baysa Deni
Budi Laksana
Deri Efwanto
Desi Susanti
Erika Bunga
Gandi Maulana
Laras Utami
Vita Oktaviana
Nobokop
Reni

Bandarlampung, 6 Oktober 2014′

* Aktor Teater Satu, tinggal di Bandarlampung