Buka Lomba Da’i dan Khatib Cilik, Wabup Heri Wardoyo Beri Pembekalan untuk Para Peserta

Wakil Bupati Tulangbawang Heri Wardoyo (tengah) menyalami para da’i dan khatib cilik. TULANGBAWANG, Teraslampung.com – Wakil Bupati Tulangbawang Heri Wardoyo membuka Lomba Menjadi Da’i dan Khotib  yang diselenggarakan...

Buka Lomba Da’i dan Khatib Cilik, Wabup Heri Wardoyo Beri Pembekalan untuk Para Peserta
Wakil Bupati Tulangbawang Heri Wardoyo (tengah) menyalami para da’i dan khatib cilik.

TULANGBAWANG, Teraslampung.com – Wakil Bupati Tulangbawang Heri Wardoyo membuka Lomba Menjadi Da’i dan Khotib  yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama  Kabupaten Tulangbawang, di Menggala, Rabu (20/1/2016). Kesempatan memberikan sambutan dimanfaatkan Heri Wardoyo memberikan pembekalan kepada para peserta untuk menjadi da’i dan khatib yang baik.

Lomba yang diikuti  30-an ustaz dan ustazah cilik dari 15 Kecamatan se-Kabupaten Tulangbawang. Mereka terlihat antusias dan percaya diri.

Wakil Bupati yang juga merupakan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Heri Wardoyo mengatakan, kegiatan yang dimotori oleh MUI dan Kemenag ini sangatpenting. Menurut Wabup, makin banyak orang yang bisa berceramah itu semakin bagus

‘Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ceramah artinya cerewet. Cerewet berarti banyaknya repetisi atau pengulangan. Makin banyak diulang, makin masuk pesan tersebut ke dalam otak, hati, dan perasannya. Maka akan lahirlah sebuah kesadaran baru. Inilah tujuan ceramah, pembentukan karakter positif, antikekerasan, dan  anti teror” kata Heri Wardoyo.

Heri mengatakan, khatib yang baik bukan hanya mampu menambah pengetahuan pendengarnya, tetapi juga mampu membangun kesadaran baru. Nilai yang disampaikan telah menjadi awarness di batin khalayak. Pada puncaknya, pendengar khutbah mencapai level tertinggi.

“Penceramah harus bisa melakukan refleksi diri. Seperti bercermin, sasaran ceramah melihat dirinya sendiri lebih dalam, merenung, dan melakukan telaah ke dalam. Itulah inti ceramah, saat pesan dikomunikasikan secara intensif, tanpa kenal lelah, begitulah penjiwaan seorang khatib, “ujar Heri yg digadang-gadang oleh banyak pihak untuk jadi Calon Bupati Tuba ini.

Dalam kesempatannya, kepada para da’i cilik Heri berpesan agar para da’i cilik menjadikan dirinya sebagai diri sendiri.

“Jangan meniru orang lain. Jangan meniru penceramah senior. Keluguanmu adalah kelebihanmu. Kekuranganmu, karena faktor usia dan pengalaman, justru menjadi kekuatanmu. Teruslah mengasah diri. Teruslah belajar disiplin,” katanya.

Untuk jadi diri sendiri, kata Wabup Heri Wardoyo, bisa dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Misalnya  bangun pagi, sikat gigi, mandi, sarapan, pergi sekolah jangan telat, rajin buat PR dan seterusnya.

“Jadikan dirimu teladan di lingkungan terkecil, misalnya keluarga dan teman sekolah,”pesan Heri.

Sementara itu, usai memberikan sambutannya, Heri Wardoyo langsung mengambil posisi duduk bersama dewan juri, perlombaan pun langsung dimulai.

Seorang peserta Lomba Da’iah dengan nomor peserta 12 senaja diminta tampil  lebih pertama. Gadis cilik itu pun tanpa canggung dalam memamerkan talentanya didepan para dewan juri dan peserta lainnya. Da’iah cilik ini pun cukup memukau perhatian.

Peserta selanjutnya dengan nomor peserta 27 .  Da’i cilik laki-laki ini juga langsung tampil layaknya seorang ustaz berceramah. Ia membuat para juru tertegun.Wabup Heri Wardoyo pun langsung meminta pihak panitia untuk memberikan kesempatan kepada kedua peserta berfoto dan menerima hadiah darinya. Peserta lainnya juga turut diajak berfoto bersama.

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Kemenag Menggala Marwoto, Sekretaris MUI Ustaz H. Yantori, Pengasuh Ponpes Alpadlu Memaksa Aji, KH.  Muhyidin, dan para pengasuh Ponpes dari berbagai daerah lainnya. Mereka hadir dan bertindak sebagai dewan juri dari puluhan peserta yang mengikuti lomba.