Aktivis LMND Lampung Minta Presiden Jokowi Mundur

Ariftama/Teraslampung.com BANDARLAMPUNG–Setelah demo besar-besaran digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Lampung di depan pintu gerbang utama kampus Universitas Lampung, Rabu (14), hari ini (2/4) giliran para mahasiswa yang tergabungdal...

Aktivis LMND Lampung Minta Presiden Jokowi Mundur

Ariftama/Teraslampung.com

BANDARLAMPUNG–Setelah demo besar-besaran digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Lampung di depan pintu gerbang utama kampus Universitas Lampung, Rabu (14), hari ini (2/4) giliran para mahasiswa yang tergabungdalam Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) Lampung menggelar aksi seupa. Dalam tuntutannya mereka meminta Presiden Jokowi segera menurunkan harga BBM.

Aksi yang digelar untuk memprotes kebijakan Presiden Joko Widodo terkait naiknya harga BBM itu dilakukan di dua lokasi. Yakni di depan kampus Universitas Bandar Lampung ( UBL) di Jl. ZA. Pagaralam dan kampus IAIN Radin Intan di Jl Endro Siratmin Bandarlampung. Di dua lokasi itu, aksi dilakukan oleh puluhan mahasiswa.

“Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan penindasan rakya. Sebab itu, kami menolak  kebijakan tersebut. Jika Presiden Jokowi tidak mengambil sikap dan tidak segera menurunkan harga BBM, maka kami meminta agar segera meletakkan jabatannya sebagai Presiden RI. Sebab,  kebijakan tersebut tidak pro rakyat,” kata koordinator lapangan (korlap) aksi di kampus UBL, M. Arira Fitra, Kamis petang (2/4),

M. Arira Fitra, menyatakan  mahasiswa menolak kenaikan harga BBM karena naiknya harga BBM akan memikili dampak berantai bagi banyak aspek kehidupan. Selain beban rakyat kecil akan makin berat, kata Afira, naiknya harga BBM juga tidak disertai dengan sosialisasi kepada masyarakat.

Akibat menyerahkan harga BBM kepada sistem pasar, kata Arira, harga BBM akan terus fluktuatif alias sering turun-naik. “Kenaikan  harga BBM akan selalu diiringi dengan naiknya harga kebutuhan pokok. Sementara ketika harga BBM sedikit turun, harga kebutuhan pokok tidak ikut turun.

“Itulah yang mendasari kami, para mahasiswa di seluruh Indonesia,  menolak kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi mmenakkan harga BBM,” kata Arira.

Para mahasiswa pengunjuk rasa di UBL dan IAIN Radin Intan meminta pemerintah segera mencabut kebijakannya tentang harga BBM, Menteri, “Sebab, kebijakan pemerintah menyerahkan harga BBM pada harga pasar BBM dunia akan makin menyengsarakan rakyat,” kata Arira.

agar kebijakan kenaikan harga BBM segera di cabut dan di turunkan lagi, sem
Sebelumnya, pemerintah pusat pada  28 Maret 2015 pukul 00.00 menaikan harga BBM dengan jenis premiun dari Rp. 6.800 menjadi Rp. 7.300 sedangkan untuk Solar dari Rp.6.400 – Rp.6.900.

Kenaikan ini merupakan yang kedua kalinya sejak Presiden Joko Widodo memimpin pemerintahan pada Oktober 2014. Kenaikan pertama terjadi pada November 2014. Meski, pada Desember 2014, pemerintah pernah kembali menurunkan harga BBM bersubsidi.