Ahok Ahmed Aboutaleb
Tomi Lebang Tidak. Judul ini bukan nama baru Gubernur Jakarta. Ahok tak berganti nama, ia tetap Basuki Tjahaja Purnama. Tapi saya senang memadukannya dengan nama Walikota Rotterdam, Ahmed Aboutaleb. Ahok dan Ahmed sesungguhnya persilangan yang unik...
Tomi Lebang
Tidak. Judul ini bukan nama baru Gubernur Jakarta. Ahok tak berganti nama, ia tetap Basuki Tjahaja Purnama. Tapi saya senang memadukannya dengan nama Walikota Rotterdam, Ahmed Aboutaleb.
Ahok dan Ahmed sesungguhnya persilangan yang unik.
Ahok — Kristen Protestan, orang Belitung, dan tutur kata yang seenak perut – memimpin Jakarta yang dihuni 85 persen penduduk muslim. Ahmed – Islam, orang Maroko tapi juga berpaspor Belanda, pecinta dan penerjemah puisi-puisi Arab – menjadi Walikota Rotterdam yang dihuni 85 persen penduduk non muslim.
Tapi sejak tahun 1983, Jakarta dan Rotterdam menjalin hubungan kota kembar. Sister-city.
Sabtu 19 September besok ini, Ahok terbang ke Rotterdam untuk sebuah – katakanlah – studi banding. Separuh pekan Ahok hendak mendalami tata cara penanganan banjir di sana. Sudah lama Rotterdam terbebas dari banjir, kendati letaknya mirip Jakarta: sebagian tanahnya lebih rendah dari laut. Dan kepergian Ahok tak diributkan di tanah air, warga Jakarta percaya ia tak menghabiskan waktu dengan berbelanja di Eropa – tapi saya percaya ia akan mampir di satu dua toko cindera mata … hehe.
Saat Ahok meninggalkan Jakarta, di beberapa tempat di kota ini bor-bor raksasa tengah menggerus bawah tanah kota.
Di timur Jakarta, aliran air Ciliwung yang kerap merendam sebagian kota ini di setiap musim penghujan tiba, tengah disodet lewat bawah tanah menuju Kanal Banjir Timur yang luas dan menuju laut. Jika pekerjaan senilai setengah triliun rupiah ini kelar setahun lagi, dua terowongan berpipa besar sepanjang 1,27 kilometer akan membentang di bawah tanah sepanjang Bidara Cina hingga Kebon Nanas. Saat itulah, air bah Ciliwung akan dijinakkan dengan mengalirkannya sebagian, setidaknya 60 meter kubik per detik, ke arah kanal timur.
Bor lainnya, dengan ukuran yang lebih besar, Senin 21 September besok, mulai berputar di kawasan Senayan – tak jauh dari Gedung DPR yang anggota-anggotanya tengah menanti kenaikan tunjangan. Bor selebar hampir tujuh meter dan berat lebih 300 ton ini akan melubangi tanah di bawah jalan sepanjang Sudirman hingga Bunderan Hotel Indonesia. Ia bagian dari pembangunan 24 kilometer transportasi massal Jakarta, dari Lebak Bulus ke Kampung Bandan yang sebagian di antaranya melewati jalur bawah tanah.
Di saat Ahok tengah bertamu ke Ahmed Aboutaleb itu, Jakarta begitu semrawut. Jalan dibelokkan dan menyempit di sana-sini, debu-debu kemarau beterbangan, macet menggila di kotanya. Tapi warga Jakarta tak mengumbar serapah untuk sang gubernur, kendati angka-angka pembangunan menunjukkan: serapan anggaran pembangunan Jakarta paling rendah se-Indonesia, baru dibelanjakan sebesar 20 persen dari APBD yang hampir 70 triliun rupiah.
Kota ini kini macet dan di penghujan nanti mungkin tetap terendam banjir. Tapi kami punya harapan, Jakarta suatu saat akan kian nyaman sebagaimana kota-kota besar di negeri beradab.
Saya senang Ahok bertemu Ahmed di Belanda. Tak apalah ia sesekali berbelanja. Syukur-syukur ia mendapat hidayah….



