Tertular Virus dari Meniup Terompet, Apa Mungkin?

dr. Handrawan Nadesul Seorang sahabat FB bertanya di inbox minggu lalu, baru sempat saya baca pagi ini, apakah betul berbahaya meniup terompet yang kita beli di pinggir jalan? Bahaya tertular virus dari pembuat terompet yang waktu membuatnya mela...

Tertular Virus dari Meniup Terompet, Apa Mungkin?

dr. Handrawan Nadesul

Seorang sahabat FB bertanya di inbox minggu lalu, baru sempat saya baca pagi ini, apakah betul berbahaya meniup terompet yang kita beli di pinggir jalan? Bahaya tertular virus dari pembuat terompet yang waktu membuatnya melakuan test tiup dengan mulutnya?

Saya harus langsung menjawab tidak berbahaya. Tak perlulah dicemaskan benar. Mengapa?

Oleh karena untuk bisa sampai tertular virus yang ditularkan lewat air liur, seperti HIV, hepatitis, dan virus lain seperti cytomegalo virus yang bila diidap ibu hamil bayi di kandungan bisa cacat (maka perlu Test TORCH), atau virus herpes simplex type 1 – jumlah virusnya perlu cukup banyak, dan virusnya masih poten menularkan atau bersifat infectious. Liur yang menyisa di terompet bekas pembuatnya, selain kalau betul ada virusnya, jumlahnya sangat sedikit, dan dengan berjalannya waktu, beberapa hari liur sudah mengering, dan kalau pun virusnya ada di situ, sudah lama mati.

Sama halnya ketakutan tertular hepatitis dari sendok garpu, gelas, piring makan dari pengidap hepatitis, sesungguhnya sangatlah kecil, kalau tidak semudah itu tertularkan. Hanya ciuman yang dalam (deep kissing), sekiranya sampai menularkan virusnya pun yang masih ada kemungkinan bisa terjadi. Ciuman pergaulan (social kissing) tentu saja tidak sampai menularkan, sebagaimana halnya tidak tertular hanya sekadar tersentuh atau berdekatan dengan pasien HIV, atau hepatitis, atau lepra sekalipun.

Dalam hal ciuman deep kissing,selain perlu liur yang cukup banyak yang baku tukar di antara pasangan yang sedang berciuman, bila salah satu pasangan positif berpenyakit virus yang ditularkan lewat air liur, perlu ada luka di rongga mulut. Virus memasuki tubuh lewat darah, atau luka rongga mulut, sebagaimana halnya lewat selaput lendir dubur kalau melakukan kegiatan seks lewat dubur (sodomi).

Luka sendiri tidak harus luka yang kelihatan, sebagaimana kita melihat pada seriawan, cukup luka ukuran renik saja pun atau microlaesi, sudah bisa menjadi pintu masuknya virus yang ditularkan lewat liur. Berciuman dengan gigitan, berpotensi menimbulkan luka, atau ciuman yang beringas, berpotensi menimbulkan microlaesi. Berciuman seperti itu yang punya kemungkinan menularkan.

Jauh lebih perlu waspada tertular TBC. Tertular lewat liur juga bisa terjadi pada kasus TBC. Namun perlu dicatat, tidak semua pengidap TBC menularkan lewat liurnya. Hanya mereka yang TBC jenis terbuka, yaitu yang kedapatan basil TBC-nya di liur dan dahaknya, yang berpotensi menularkan TBC-nya lewat liur, sewaktu batuk, bersin, atau berciuman. Sekadar bercakap-cakap dengan jarak dekat saja pun masih berpotensi menularkan bila kasusnya TBC terbuka.

Bahaya penularan ini terjadi bila pasien TBC terbuka berada di tempat umum, dan batuk, bersin, atau kita bercakap-cakap dengan dia dalam jarak dekat. Atau dahaknya bila dibuang sembarangan ke lantai, ke tanah, lalu dahak akan mengering, menjadi debu dan terbang, lalu debu berbasil TBC yang bisa bertahan lama di udara bebas, terisap oleh napas kita, dengan cara itu TBC menular di tempat umum.

Perlu dicatat, kita belum bebas seratus persen dari penularan TBC. Masih banyak kasus TBC yang belum tersentuh obat, dan tanpa sadar kita bertemu pengidap TBC di kereta api, bis kota, angkutan umum, di stasiun, terminal, bandara, pasar, atau di ruang tunggu. Kondisi ini yang sebetulnya lebih harus ditakuti. Maka orang gedongan kena TBC, anak orang kaya tertular TBC, bisa diterangkan dengan cara demikian. Mungkin dari pengasuh anak, atau baby sitternya, atau kacung kalau bukan dari sopir di rumah

Sekali lagi, ihwal terompet bekas ditiup pembuat terompetnya, tidak perlu dicemaskan benar. Hanya bau bekas ludah pembuatnya itu saja yang mungkin bisa bikin kita kelenger.

Selamat Tahun Baru, selamat meniup terompet.