Tentang Album “Pagi Putih”
Jubing Kristianto Syukur pada Tuhan YME, setelah empat tahun sejak album ke-4, akhirnya selesai juga album solo ke-5 ini. Pertanyaan yang pasti muncul adalah apa bedanya “Pagi Putih” dari album-album terdahulu? Tidak ada perbedaan bes...
Jubing Kristianto
Syukur pada Tuhan YME, setelah empat tahun sejak album ke-4, akhirnya selesai juga album solo ke-5 ini. Pertanyaan yang pasti muncul adalah apa bedanya “Pagi Putih” dari album-album terdahulu? Tidak ada perbedaan besar karena misi saya masih sama: menunjukkan luar biasanya kemampuan gitar sebagai instrumen musik tunggal.
Itu sebabnya, sebagian besar musik di album ini dimainkan hanya dengan satu gitar tanpa ada “overdub”, kecuali track 10 dan 16. Saya juga memilih materi dengan jenis musik yang cukup variatif untuk menunjukkan “kelenturan” gitar memainkan beragam gaya dan jenis musik.
Hal baru tetap ada. Pertama, saya memasukkan empat karya dari komposer yang lebih dikenal di dunia musik klasik ataupun gitar klasik (track 7, 11, 14, 15). Berbagai musik yang berseliweran di kehidupan sehari-hari kita saat ini umumnya berakar dari khazanah musik klasik. Dengan mengenal musik klasik, wawasan dan apresiasi kita terhadap musik –apa pun jenisnya– akan meningkat.
Hal baru kedua,ada dua nomor yang saya mainkan dengan tala (tuning/stem) alternatif yang belum pernah saya gunakan sebelumnya. Yakni tala DADABE untuk “Pagi Putih” dan DADAAE untuk “Riversong”. Sekadar info, urutan not untuk tala standar gitar adalah EADGBE (dari senar terbesar sampai terkecil). Ternyata ada keasyikan sendiri saat berkreasi dengan tala alternatif. Terutama karena memungkinkan saya menemukan harmoni bunyi yang sulit diperoleh lewat tala standar.
Semoga album baru ini bisa membahagiakan siapa pun yang mendengarnya. Anda bisa mengunduh data digital “Pagi Putih” lewat I-Tunes dan Amazon.com.
DAFTAR 16 TRACK “PAGI PUTIH”
1.“Moliendo Cafe” – Hugo Blanco/Jose Perroni
Saya mendengar lagu ini pertama kali sekitar tahun 80-an lewat sebuah kaset dari gitaris flamenco Paco de Lucia. Ia memainkannya dengan sangat dinamis dalam gaya flamenco yang pekat. Hugo Blanco berasal dari Venezuela. Sang paman, Jose Perroni konon ikut membantu mencipta komposisinya. Lirik aslinya berkisah tentang seseorang yg melewati sebuah pabrik penggilingan kopi. Aroma wangi kopi mengingatnya pada masa-masa ketika sedang jalan berdua bersama sang kekasih. Di Indonesia lagu ini juga pernah dipopulerkan tahun 90-an dalam versi dangdut oleh penyanyi Fahmi Shahab. Judulnya diganti menjadi “Kopi Dangdut”.
2.”Pagi Putih” – Jubing
Tahun 2012 saya mendapat kesempatan tampil di Davos, Swiss dalam pergelaran budaya Indonesia. Rombongan kami menginap di sebuah pondokan di tepi Danau Davos yg beku. Itulah pengalaman pertama saya dengan musim dingin bersalju. Kami tiba di penginapan tengah malam yg gelap.
Pagi hari di tepi Danau Davos yang beku.Esok paginya saya terbangun dan mendapati di sekitar penginapan hanya ada warna putih. Salju menyelimuti semuanya. Saya berjalan sendirian menyusuri tepian danau. Suasana sunyi sepi. Ketika hari makin terang, mulai tampak satu dua orang berjalan menyusuri tepi danau. Pohon-pohon di sekitar danau semuanya berselimut es tebal yang berkilau memantulkan cahaya matahari. Lalu mendadak turun butiran-butiran kecil salju. Kesan inilah yg hendak saya sampaikan lewat “Pagi Putih”.
3. “Gethuk” – Manthous (1950-2012) Mendiang Manthous — bernama asli Sumanto– adalah salah seorang pencipta lagu pop Jawa yang produktif. “Gethuk” adalah salah satu karyanya yg paling populer. Pernah dinyanyikan oleh penyanyi pop Nurafni Octavia, dan kemudian menjadi “lagu wajib” bagi setiap penyanyi lagu-lagu pop Jawa atau campursari.
4. “Naik ke puncak Gunung” – NN/versi solo
Kita semua kenal lagu anak-anak ini. Karena lagunya sangat pendek, saya melakukan penjelajahan beberapa variasi ritme dan nada dasar. Ada dua versi: gitar tunggal dan duet gitar. Track ini adalah versi yang dimainkan hanya dengan gitar tunggal.
5. “Don’t Stop Me Mow” – Queen
Salah satu lagu terkenal dari grup band favorit saya: Queen. Lirik dan musiknya mampu menambah semangat. Sejak dulu saya ingin membuat aransemen solo gitarnya, dan akhirnya sekarang kesampaian.
6. “Sisa Bintang” – Ivan Haris, feat: Reda Gaudiamo (vokal) Lagu ini diciptakan oleh Ivan Haris, seorang jurnalis yang piawai mencipta lagu, dan juga senior saya di jurusan Kriminologi UI. Lagu ini sudah pernah direkam sebelumnya dalam album “Nyanyian Laut” yg berisi kumpulan lagu-lagu ciptaan Ivan, Saya menyukai lagu ini karena melodi dan liriknya sangat indah. Atas kebaikan hati Ivan, saya bisa merekam ulang lagu ini dalam versi duet gitar dan vokal, bersama sahabat saya Reda Gaudiamo (grup duo Ari-Reda)
7. “Sound of the Bells” – Joao Pernambuco (1883-1947)
Dari judulnya kita sudah bisa tahu tentang apa lagu ini bercerita. Pernambuco aalah gitaris dari Brazil yg produktif menciptakan “choros”: musik-musik ringan untuk menemani ngobrol2 di warung atau kafe. Lagu ini pun tergolong “choros” sehingga juga dikenal sebagai “Choros in D”. Kendati aslinya dimainkan oleh grup musik, namun lagu ini juga indah terngar ketika dimainkan dalam versi solo gitarnya. Takheran jika ia termasuk dalam daftar favorit para gitaris klasik. Di buku pelajaran gitar klasik Yamaha yang terbaru pun ada lagu ini. Untuk album ini, saya menambahkan variasi pada intro dan coda.
8. “Make a Wish” – Jubing Lagu puitis untuk untuk menemani mereka yang sedang merenungkan mimpi-mimpi yang hendak diraih.
9, “Neko-chan” – Jubing
“Neko” adalah “kucing” dalam bahasa Jepang dan sekaligus nama kucing peliharaan di rumah saya. Istri saya mengadopsinya dari masih kecil dan kini sudah menjelma menjadi kucing besar yg kerap menghibur kami lewat suara, bahasa tubuh, dan tingkahnya.
10. “Fish and Chips” – Jubing
Tiba di London pada suatu dini hari tahun 2011, saya dan pemain sasando Jacko Bullan merasa sangat lapar. Setelah menaruh barang di hotel, kami berdua menyusuri jalan-jalan kecil di sekitar hotel. Namun karena masih terlalu pagi, warung-warung masih tutup. Dengan perut keroncongan dan diserbu suhu dingin kami terus berjalan. Alangkah girangnya kami ketika memergoki di salah satu gang sempit di tepi jalan itu, ada sebuah warung makan yang mulai buka. Yg tersedia saat itu hanya “fish and chips”.
Kami berdua langsung memesannya dan makan dengan lahap. Karya ini saya mainkan dalam format duet gitar karena di tengahnya ada permainan improvisasi yg akan lebih lepas dan leluasa bila ada satu gitar lagi yang berfungsi sebagai pengiring.
11. “Salut D’Amour” – Edward Elgar (1857 – 1934)
Ini adalah kado cinta dari Elgar pada kekasihnya. Lagu yang sangat romantis ini aslinya ditulis untuk biola dan piano. Disusul kemudian dengan versi piano, duet cello -piano, dan orkestra kecil. Aransemen solo gitar ini sudah lama saya buat dan partiturnya bisa diunduh di www.jubing.net. Melodi dan pergerakan harmoninya sangat indah. Elgar yang berasal dari Inggris merupakan komposer besar dunia. Karyanya mencakup untuk piano solo, vokal, hingga orkestra.
12. “The Entertainer” – Scott Joplin (1867-1917)
Lagu ini sudah saya dengar sejak saya masih kecil lewat koleksi kaset ayah-ibu saya. Pertama kali dimainkan tahun 1902, namun menjadi terkenal kembali setelah menjadi soundtrack untuk film peraih Oscar “The Sting”. Aslinya adalah sebuah komposisi bergaya ragtime untuk piano. Scott Joplin adalah pianis yang banyak menciptakan komposisi khusus ragtime. Aransemen saya tidak sepersis komposisi aslinya, namun tetap mempertahankan keceriaannya.
13. “Riversong” – Jubing
Sebuah sketsa tentang perjalanan air sungai dari mata air, menjadi aliran kecil, menggelora menjadi sungai besar, dan berakhir di ketenangan samudera.
14. “Romance” – Johann Kaspar Mertz (1806 – 1856)
Sebuah komposisi pendek dari gitaris-komposer Hungaria yang sangat hebat pada zamannya. Karya-karya Mertz umumnya mengikuti gaya permainan musik-musik piano pada zamannya. Umumnya karya Mertz tidak mudah dimainkan, namun ada yg memang ia ciptakan untuk keperluan latihan muridnya. Termasuk Romance ini yang saya kenal lewat buku pelajaran gitar klasik Yamaha. Aslinya dimainkan di nada dasar E minor agar mudah dimainkan murid karena banyak senar terbuka. Saya memindahkanya ke A minor agar not-not melodinya lebih tinggi dan lebih jelas terdengar.
15. “Hungarian Dance no. 5” – Johanes Brahms (1833-1897) Salah satu dari 21 komposisi Brahms berdasarkan tarian rakyat Hungaria yang dinamis. Aslinya ditulis untuk piano dan kemudian juga dibuat versi orkestra. Barangkali ini adalah karya Brahms yang paling populer selain “Lullaby”-nya. Di kalangan pianis maupun musisi kelompok orkestra, karya ini sering dimainkan. Namun belum banyak gitaris yang memainkannya. Aslinya dimainkan di F# minor (piano) dan G minor (orkestra). Saya mengaransemennya dalam A minor karena lebih mudah di gitar.
16. “Naik ke Puncak Gunung” – NN/versi duet
Versi duet dari lagu yang sangat kita kenal. Ide aransemen-nya banyak dipengaruhi oleh gaya dan teknik musik gitar dari zaman Klasik. ****
—
Produser: Jubing Kristianto & Wandy Gaotama
Komposisi dan/atau aransemen: Jubing Kristianto
Vokalis (track 6): Reda Gaudiamo
Studio Rekam: Studio XV, jln, Musi 15, Jakarta Pusat
Operator rekam: Adji “Studio XV”
Mixing dan mastering: Leonard “Nyo” Kristianto
Gitar: Yamaha NCX 900 FM oleh Yamaha Music Indonesia
Senar: Hannabach MT 815 oleh Dempo Music Surabaya
Promosi Multimedia: Oscar Satria
Busana/Penata Gaya Cover CD: Rindra NcDraw
Rias Wajah dan Rambut Cover CD: Rosalia Setiawan
Desain Grafis Cover CD: Vanda Yulianti
Fotografi Cover CD: Ronny Billberry
Produksi dan distribusi: IMC Record
Booking contact: jubingkristianto@gmail.com
Instagram – Jubingkristianto
Facebook – jubingkristianto
Twitter – jubing_guitar
Youtube – jubingfantasy
***
Bagi yang menginginkan CD bisa dibeli dengan harga 70 ribu rupiah per keping di:
1. Duta Suara, Jln. H. Agus Salim (Sabang) No.26-F, Menteng, Jakarta Pusat, telp: (021) 3143279
2. Outlet-outlet Sangaji Music di Jakarta
3. Restoran “Pondok Kemangi” di : Jln Raya Serpong kav 201, BSD sektor 6 No. 7, Tangerang, Telp: (021) 5379226, serta di Jln Raya Alternatif Cibubur, Nagrak, (100 m dari perempatan Cikeas), Telp : (021) 8248 9226
4. Tokopedia.com dan bukalapak.com — search dengan keyword “jubing”



