Seniman Wayang Golek Perlu Perhatian Pemkab Lamsel

Iwan J Sastra/Teraslampung.com Engkos Trenggana KALIANDA – Kabupaten Lampung Selatan memiliki kekayaan seni budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Antara lain  seni tari, kesenian reog ponorogo, seni singa barong, kesenian tup...

Seniman Wayang Golek Perlu Perhatian Pemkab Lamsel

Iwan J Sastra/Teraslampung.com

Engkos Trenggana

KALIANDA – Kabupaten Lampung Selatan memiliki kekayaan seni budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Antara lain  seni tari, kesenian reog ponorogo, seni singa barong, kesenian tuping, kesenian barongsai, seni gamelan, seni kakhumung khuabelas (alat musik Lampung, red),  pencak silat, kesenian wayang golek, serta kesenian tradisional lainnya yang tersebar di 17 kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan.

Tidak semua seni tradisi itu eksis. Hal itu disebabkan minimnya sarana kesenian yang dimiliki oleh masing-masing sanggar seni baik yang dikelola oleh kelompok seniman lokal maupun per-orangan, dan juga tidak adanya perhatian dan kepedulian dari pemerintah daerah setempat dalam hal ini Dinas Pariwisata Seni dan Budaya (Disparsebud) Kabupaten Lampung Selatan. Sehingga, aset-aset seni budaya daerah yang ada sangat sulit untuk berkembang.

Salah satu kesenian tradisional yang sampai saat ini belum pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah adalah kesenian wayang golek yang dilakoni oleh Raden Engkos Trenggana, salah seorang seniman lokal yang tinggal di Dusun Suka Bakti, Desa Sukatani, Kelurahan Way Lubuk, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.

Menurut Raden Engkos Trenggana, Ia melakoni seni wayang golek sejak tahun 1984 silam dengan mendirikan kelompok Seni Cahaya Komara yang beralamat di Dusun Suka Bakti, Desa Sukatani, Kelurahan Kalianda, Kecamatan Kalianda.

“Saya sangat mencintai kesenian daerah lokal, khusunya seni wayang golek. Oleh karena itu, saya membentuk kelompok seni Cahaya Komara, agar kesenian wayang golek di Lamsel bisa terus membudaya,” ujar Engkos, Kamis (29/1).

Dia menuturkan, meski memiliki alat kesenian wayang golek seadanya, Ia tidak pernah patah semangat untuk terus melestarikan kesenian tradisional daerah Jawa Barat ini.

“Saya malu kalau budaya leluhur sampai tergilas oleh kebudayaan zaman sekarang, apalagi oleh kebudayaan orang asing,” tuturnya.

Engkos mengungkapkan, selama menjalani profesi sebagai seniman wayang golek, Ia bersama kelompok kesenian wayang golek yang dipimpinnya sudah sering diundang untuk mengisi hiburan diberbagai acara seperti khitanan,    resepsi pernikahan dan acara hari kemerdekaan RI di sejumlah daerah diluar Lampung Selatan.

“Kalau di Lampung Selatan jarang pentas mas, kebanyakan mengisi acara di luar daerah seperti Kota Bandar Lampung, Metro dan Lampung Timur,” ungkapnya.

Engkos mengaku, pernah mengajukan proposal bantuan alat-alat kesenian wayang golek ke pemerintah kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan, agar sanggar seni yang dipimpinnya bisa terus hidup dan membudaya.

“Tapi entah kenapa, sampai saat ini bantuan alat-alat kesenian wayang golek yang saya ajukan, belum juga terealisasi. Ya dibawa enak saja melakoni kesenian wayang golek ini, meski hanya dengan peralatan seadanya,” katanya.