Sekjen PBB: Kekerasan di Myanmar Terburuk dalam Beberapa Tahun Terakhir

TERASLAMPUNG.COM — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan, kekerasan kemanusiaan menyebabkan 400-an warga Rohingya di Myanmar merupakan kekerasan terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Dalam rilisn...

Sekjen PBB: Kekerasan di Myanmar Terburuk dalam Beberapa Tahun Terakhir
Sebuah perkampungan yang dihuni muslim Rohingya dibakar tentara Myanmar, pekan lalu (foto: Salem Rami/Twitter.com)

TERASLAMPUNG.COM — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan, kekerasan kemanusiaan menyebabkan 400-an warga Rohingya di Myanmar merupakan kekerasan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam rilisnya, Jumat (1/9/2017), PBB melansir bahwa Sekjen PBB sangat prihatin dengan laporan ekses selama operasi keamanan yang dilakukan pasukan keamanan Myanmar di  Rakhine.

“Sekjen PBB mendesak Myanmar menciptakan ketenangan untuk menghindari bencana kemanusiaan lebih lanjut,“ kata Guteres.

Menurut PBB, kekerasan di Myanmar menyebabkan puluhan ribu orang Rohingya melarikan diri dan melintasi perbatasan ke Bangladesh. Puluhan di antaraya tewas setelah perahunya terbalik dan tenggelam.

PBB menyatakan, laporan pembantaian dan pembakaran desa secara sistematis telah menimbulkan kekhawatiran, kekerasan di Rakhine di luar kendali.

Antonio Guterres mengatakan, pemerintah Myanmar bertanggung jawab memberikan keamanan dan membiarkan badan bantuan menjangkau mereka yang membutuhkan.

Ia juga mengapresiasi upaya pihak berwenang Bangladesh untuk memenuhi kebutuhan mengerikan orang-orang yang melintasi perbatasan.

Perdana Menteri Turki, Mevlut Cavusoglu, mendesak Bangladesh membuka pintunya bagi para pengusi yang melarikan diri dari Rohingya. Ia mengatakan Ankara akan membayar biaya tersebut.

“Kami juga memobilisasi Organisasi Kerjasama Islam,“ kata Mevlut.

“Kami akan mengadakan pertemuan puncak mengenai Arakan (negara bagian Rakhine) tahun ini. Kita perlu menemukan solusi yang menentukan untuk masalah ini,“ Mevlut  menambahkan.