Sehari Pascarusuh , Situasi di Desa Sukadana Ilir Berangsur Pulih
Feaby/Teraslampung.com Para warga yang menjadi korban aksi amuk massa di Dusun 2, Desa Sukadana Ilir, Bunga Mayang masih mengungsi di kediaman Kepala Desa Kotabumi–Polda Lampung mengklaim situasi di Dusun 2, Desa Sukadana Ilir, Bunga...
Feaby/Teraslampung.com
| Para warga yang menjadi korban aksi amuk massa di Dusun 2, Desa Sukadana Ilir, Bunga Mayang masih mengungsi di kediaman Kepala Desa |
Kotabumi–Polda Lampung mengklaim situasi di Dusun 2, Desa Sukadana Ilir, Bunga Mayang, Lampung Utara pasca aksi amuk massa, Selasa (2/2) pagi, telah berangsur pulih.
”Kondisi sudah kondusif dan warga sudah beraktifitas kembali,” tegas Kapolda Brigjen Ike Edwin, kepada sejumlah wartawan, Rabu (3/2).
Sayangnya, Kapolda enggan membeberkan seputar motif di balik aksi amuk massa yang berujung pada pembakaran dan perusakan puluhan rumah warga. Sebab, menurutnya, yang terpenting saat ini ialah memulihkan keamanan dan memberikan rasa aman bagi warga dapat cepat melupakan tragedi ini.
“Yang terpenting saat ini ialah membantu warga dengan cara memulihkan situasi keamanan agar mereka bisa kembali bekerja dengan tenang,” papar dia.
Kapolda juga mengatakan, pihaknya kembali mengamankan dua pelaku yang diduga terlibat dalam pembakaran dan penjarahan dalam aksi amuk massa pada Selasa lalu. “(Sudah ada) 6 warga yang diamankan karena diduga sebagai pelaku pembakaran serta penjarahan,” terangnya.
| Bantuan makanan mulai berdatangan bagi para korban aksi amuk massa di Dusun 2, Desa Sukadana Ilir, Bunga Mayang, Lampung Utara, Rabu (3/2/2016). |
Sementara, Bupati Agung Ilmu Mangkunegara menjanjikan akan kembali memperbaiki rumah warganya baik yang dibakar maupun yang dirusak. Tujuannya agar para korban dapat segera melupakan tragedi tersebut sehingga dapat kembali melanjutkan hidup mereka seperti biasa.
“Penderitaan mereka adalah penderitaan kita. Sudah jadi tanggung jawab kita sebagai saudara membantu mereka sampai benar – benar pulih seperti sedia kala,” tandas pria kelahiran tiga puluh tiga tahun silam ini.



