Perihal Bumi Datar
Oleh: John Kuan Beberapa waktu lalu saya sesekali mendengar dan membaca orang-orang bercerita soal “ bumi datar “, perihal ini saya samasekali tidak tahu ujung pangkalnya, cuma konsep itu membuat saya seketika itu teringat sebuah buku yang saya baca...

Oleh: John Kuan
Beberapa waktu lalu saya sesekali mendengar dan membaca orang-orang bercerita soal “ bumi datar “, perihal ini saya samasekali tidak tahu ujung pangkalnya, cuma konsep itu membuat saya seketika itu teringat sebuah buku yang saya baca puluhan tahun lalu. Setelah teringat sejenak lalu hilang ditutup oleh gelombang rutinitas yang tampaknya akan tiada akhir laksana ombak berdebur mencium bibir pantai kemudian surut lalu menunggu arus pasang berikutnya. Dan hari ini entah kenapa saya tiba-tiba teringat lagi perihal “ bumi datar “, walau saya tidak begitu peduli bentuk bumi, lagipula saya bukan Atlas yang harus memikul Langit.
Demi menyelamatkan kata pengantar yang bertele-tele ini mari kita langsung loncat ke tahun 1884, tahun itu Edwin A. Abbott menulis sebuah buku ajaib bernama [ Flatland ], kalau diterjemahkan langsung akan menjadi [ Bumi Datar ], tapi jangan merasa senang atau tertawa dulu, buku ini bukan berbicara tentang bumi, tapi berbicara tentang satu negara khayalan. Negara khayalan ini bernama [ Flatland ], Datar! Datar ujung pangkal! Sungguh adalah sehampar bumi datar, adalah sebuah negara dua dimensi khayalan Abbott.
Mampukah kita membayangkan manusia hidup di dalam ruang dua dimensi? Sulit saya bayangkan. Andai manusia hidup di dalam ruang dua dimensi, andai di dalam ruang dua dimensi ada kehidupan, bagaimana rupanya? Tentu adalah datar, seluruh dunia adalah sebidang datar, dan manusia yang hidup di dalamnya tentu bentuknya berbeda dengan kita, terus bagaimana kehidupan mereka di sana? Abbott menciptakan seorang narator di dalam negara datar itu, nama narator ini adalah A, apakah ini bisa ditafsirkan sebagai Abbott? Dan yang menarik adalah marganya – last name: Square. Narator ini dipanggil Persegi A, tentu adalah seorang manusia persegi.
Persegi A memberitahu kita bahwa di dalam negera dua dimensi itu, kedudukan sosial setiap orang ditunjukkan dengan bentuk. Kedudukan sosial paling rendah adalah perempuan, bentuk mereka adalah satu garis, yang sedikit di atas mereka adalah segitiga, misal kuli. Andai kamu mendapat pendidikan yang baik, atau mungkin mengumpul agak banyak kekayaan, bisa jadi anak segitiga akan berubah menjadi persegi. Punya sudut punya tanduk. Kedudukan makin tinggi sudutnya akan makin banyak.
Kedudukan paling tinggi adalah pendeta ( priest ), mereka memiliki banyak sekali sudut. Bagi yang pernah belajar geometri tentu paham, makin banyak sudut makin mendekati bulat. Ini adalah sebuah dunia yang sangat menarik, namun juga tidak mudah untuk bertahan hidup di dalamnya.
Bagaimana mereka saling mengenali di dalam ruang dua dimensi? Soalnya tidak peduli kamu garis atau persegi atau segitiga atau bulat, di mata masing-masing kamu selamanya hanya tampak satu garis ketika berada di dalam ruang dua dimensi. Jadi masalah paling rumit di dalam dunia dua dimensi adalah bagaimana saling mengenali. Akhirnya A menemukan solusinya: Ayo kita pakai warna! Semestinya kita semua mempunyai warna masing-masing. Sebab semua individu pasti punya warna sendiri sehingga akan mudah buat dikenali: Oh, itu telah datang satu garis kuning oranye, maka saya tahu yang datang adalah Hanna Fransisca, lalu datang satu garis abu-abu maka saya tahu ini adalah Gunawan Tri Atmojo, lalu datang satu garis hitam, tentu adalah Mardi Luhung, bukan Danarto bukan Pradewi Tri Chatami, bukan Titarubi, kadar hitamnya beda, kemudian datang lagi satu garis biru muda, saya tahu itu adalah Dedy Tri Riyadi… Namun wacana ini begitu sampai di parlemen Negara Datar, langsung menjadi perdebatan sengit. Siapakah paling tidak setuju? Pendeta paling tidak setuju. Bagi mereka bentuk adalah penilaian terakhir terhadap kedudukan sosial dan lain lain sebagainya, andai ditambah dengan warna, akan membuat rancu kedudukan sosial. Hasilnya, wacana ini ditolak. Namun orang-orang tentu masih perlu tahu dirinya telah bertemu dengan siapa.
Bukan masalah. Andai kamu adalah orang kelas bawah, bisa pakai raba. Setelah saling raba, oh iya, ini adalah satu garis, ini adalah segitiga, maka kamu akan tahu ini siapa dan siapa dan bagaimana kedudukan sosialnya. Namun masalahnya orang kelas atas tidak kasih orang lain raba, lalu bagaimana? Caranya adalah, di dalam Negera Datar setiap orang harus belajar geometri, dan mesti sangat mahir, andai bertemu seseorang, kamu bisa perhatikan sejenak: Berjalan ke sampingnya, kelihatan ada satu sudut di sana, sudut ini kurang lebih 125 derajat, sekejap sudah tahu orang ini punya berapa sudut, sudah bisa kira-kira apa kedudukan sosialnya.
*
Abbott tentu bukan seorang tukang cerita yang datar seperti saya, dia menciptakan sebuah perubahan dramatis di dalam dunia dua dimensinya. Pada paruh akhir buku ini, suatu hari Mister Persegi ( karena bentuknya persegi, jadi bisa kita duga kedudukan sosialnya tidak terlalu tinggi ) tiba-tiba melihat ada suatu benda muncul di depannya, kelihatan seperti suatu bentuk bulat, namun bentuk bulat ini kian lama kian besar, kemudian berubah kian kecil, kian kecil. Kenapa ada suatu bentuk bulat yang bisa membesar dan mengecil? Dia sama sekali belum pernah melihat benda begini, samasekali tidak pernah tahu ada benda begini. Pada saat itu dia mendengar ada satu suara berkata padanya: Aku datang dari dunia lain, namaku adalah [ Bola ]. Ini adalah sebuah bentuk bola yang datang dari dunia tiga dimensi.
Di dalam ruang dua dimensi, bentuk bola ini terbit, saat A pertama kali melihatnya, satu titik bola ini menyentuh bidang datar, lalu perlahan naik, bagi bidang datar ini akan tampak kian membesar, paling besar saat mencapai diameter, kemudian terus naik, dia akan berubah kian kecil… Demikianlah Persegi A melihat perubahan besar dan kecil bentuk bulat ini.
Ketika di dalam ruang dua dimensi ini datang suatu makhluk aneh dari ruang tiga dimensi. Reaksi pertama Persegi A tentu adalah “ bo ko leng“, “ tia bo la “ , “ tidak mungkin “, “ tidak paham “, apa yang dimaksud dengan bentuk bola dari ruang tiga dimensi? Mana ada benda begini? Dia memanggil mahkluk aneh ini: Strange. Dia berusaha keras komunikasi dengan Tuan Strange ini, dan Tuan Strange setengah mati menjelaskan kepadanya apa itu ruang tiga dimensi, apa itu 3D, bagaimana dan bagaimana dunia tiga dimensi itu, namun Persegi A tetap “ tia bo la “
Terakhir Tuan Strange berkata, ayo, saya bisa melakukan ini — dia lalu mengangkat Persegi dari bidang datar, agar Persegi bisa dari atas melihat sendiri dunia dua dimensinya. Waduh! Persegi kaget setengah mati. Rupanya, rupanya, ketika dia dan orang lain sama sama berada di bidang datar, dia selamanya hanya kelihatan tepian, selamanya hanya kelihatan orang lain adalah satu garis. Hari ini dia tiba-tiba menjulang, setiap benda pada setiap orang jadi demikian jelas. Persegi melihat dunia dua dimensi tempat dia lahir dan hidup, telah berubah bentuknya.
Dunia dua dimensi yang semula dia paham dan segala yang dia anggap dia mengerti, sekarang samasekali bukan demikian. Dia bisa kelihatan tubuh bagian dalam orang lain, bagian dalam rumah orang. Sebab dulu semuanya terhalang, sekarang dia ditarik ke atas, melihat dari atas, segalanya jadi kelihatan. Persegi luar biasa terharu. Dia menemukan sebuah dunia baru.
*
Ketika tokoh di dalam dunia dua dimensi merasakan ruang tiga dimensi, selanjutnya yang timbul adalah tragedi. Ada dua tragedi terjadi pada Persegi. Pertama adalah [ Pencerahan ]-nya, dia telah terilhami: Rupanya dunia ini bukan cuma dua dimensi, bukan hanya ada bidang datar, dunia ini bisa 3D. Persegi maju selangkah berpikir, andai ada ruang tiga dimensi, maka pasti ada ruang empat dimensi, andai ada ruang empat dimensi tentu akan ada ruang lima dimensi… Saat dia berpikir begitu, Tuan Strange yang datang dari ruang tiga dimensi cepat-cepat mengetuknya, kamu jangan macam-macam, ruang, di dunia ini hanya ada tiga dimensi, tidak ada yang namanya empat dimensi lima dimensi.
Persegi tentu tidak percaya, hari ini kamu datang dari ruang tiga dimensi, saya baru tahu ada ruang tiga dimensi, baru paham ruang tiga dimensi, jadi kenapa tidak ada ruang empat dimensi lima dimensi?
Mereka mulai bertengkar, dan akhirnya Tuan Strange berkata, saya malas bertengkar denganmu, kau sungguh membosankan, ruang itu cuma tiga dimensi, tidak ada empat dimensi lima dimensi. Dia lalu mencampakkan Persegi ke dunianya yang semula, kemudian pergi. Misal kamu, setelah diculik alien lalu dibawa kembali ke bumi, kira-kira kamu akan bagaimana? Kamu tentu akan bercerita pada orang-orang, alien itu benar ada, rupanya bagaimana, dan dari luar angkasa melihat bumi itu adalah macam mana dan macam apa. Sebab itu tragedi kedua pun terjadi: Persegi demikian bercerita ke mana-mana, kamu duga kira kira akan bagaiamana reaksi orang-orang yang hidup di ruang dua dimensi itu? Pasti akan sama seperti kita ketika mendengar orang bercerita tentang keberadaan alien — Terakhir dia dikurung sebagai orang gila! Dan cerita pun berakhir.
*
Setelah cerita berakhir, mungkin kita akan berpikir, kenapa Abbott mengarang sebuah cerita begini? Sebenarnya cerita ini hanya pretext, hanya alasan saja, pada permukaan, cerita ini berkisah tentang sebuah ruang yang kurang satu dimensi dengan ruang yang kita hidup, namun sesungguhnya melalui cerita ini Abbott ingin menyerukan sebuah konsep yang sangat populer pada akhir abad ke -19 dan awal abad ke-20, yaitu ruang tiga dimensi yang kita hidup ini mungkin sekali hanya ilusi yang kita akui, mungkin sekali hanya semacam dunia yang kita rasakan karena terterbatasan indera.
Kenapa tidak bisa ada dunia empat dimensi lima dimensi enam dimensi? Kita tahu tiga dimensi, tapi apa pula itu empat dimensi? Empat dimensi itu bagaimana tampil? Sulit dibayangkan. Demikianlah Abbott, dia ingin menggunakan Persegi memberi kita pelajaran — Persegi yang hidup di dalam dunia dua dimensi juga tidak bisa membayangkan keberadaan ruang tiga dimensi, namun apakah kita bisa karena Persegi tidak mampu membayangkan ruang tiga dimensi, lalu menganggap ruang tiga dimensi itu tidak mungkin? Tidak, tidak demikian, cerita ini ingin orang-orang berpikir perihal ruang empat dimensi, ingin orang-orang berpikir dunia yang lebih luas lebih banyak kemungkinan daripada ruang tiga dimensi yang kita terbiasa hidup ini. Apakah pemikiran ini membawa pengaruh terhadap dunia kita? Iya, pemikiran empat dimensi ini pada awal abad ke 20 secara nyata telah menciptakan kesenian baru, menciptakan satu aliran seni yang penting: Kubisme
Sepanjang sejarah seni Barat, [ Persepektif ] adalah sebuah topik penting. Tentu juga demikian bagi Pablo Picasso dan seniman seangkatannya, bagi mereka, menggunakan ruang dua dimensi menampilkan tiga dimensi itu terlalu sempit terlalu umum terlalu membosankan dan usang. Manusia agaknya bisa membayangkan, atau semestinya membayangkan dan membuat terobosan terhadap ruang tiga dimensi. Melihat lukisan Picasso dkk, terutama karya-karya pada era Kubisme akan membuat kita merasakan mereka sedang mereproduksi pengalaman ruang dua dimensi yang ditulis Abbott.
Persegi ditarik Tuan Strange ke suatu ruang yang berbeda, begitu lihat, seluruh dunia yang dia kenal telah berubah, dia melihat apa yang semula tidak kelihatan, bagian dalam dari benda-benda di ruang dua dimensi. Kubisme juga ingin melakukan hal yang sama. Mereka menganggap, andai kita membayangkan, melatih diri sendiri sebuah mata ruang empat dimensi, maka seluruh ruang tiga dimensi yang kita lihat akan berubah. Begitulah Picasso dan seniman seangkatanya memasukkan apa yang semestinya tidak termasuk dalam satu persepektif ke atas satu bidang yang sama, ke atas satu kanvas yang sama, menciptakan sebuah terobosan besar di dalam sejarah seni.
*
Pemikiran ruang empat dimensi adalah sebuah pemikiran futuristik yang sangat maju pada awal abad ke -20. Namun setelah lewat seratus tahun, ruang empat dimensi yang dipikirkan oleh seniman dan intelektual jaman itu, saya kira di awal abad ke-21 ini sudah tidak akan ada orang yang mau sinting memikirkannya lagi. Dalam seratus tahun ini telah terjadi sebuah perubahan besar, pada tahun 1905 Albert Einstein mencetuskan teori Relativitas Khusus, kemudian maju selangkah dengan teori Relativitas Umum ingin menyelidik rahasia semesta.
Dengan Relativitas Khusus, Einstein berhasil memecahkan teori ruang dan waktu, atau mungkin telah menjawab pemikiran ruang empat dimensi sejak abad ke-19, dengan kata lain, Einstein telah menemukan apa yang dia anggap sebagai ruang empat dimensi — waktu adalah dimensi ke empat. Karena Einstein kita menjadi makin paham hubungan antara ruang dan waktu, namun teori Einstein ini juga telah membasmi segala macam pemikiran dan bayangan tentang ruang empat dimensi yang lebih menarik dan tidak pasti di akhir abad ke -19 dan awal abad ke -20. Dan Ilmu Fisika di abad ke -20 juga masih terus memikirkan perihal ruang multi dimensi, namun pemikiran-pemikiran itu sudah tidak cocok lagi ditulis di sini, itu sudah terlalu canggih buat saya. Lagipula seperti di awal tulisan telah saya sebut, saya tidak begitu peduli bentuk bumi, atau bagaimana semesta terbentuk, saya benar bukan Atlas yang harus memikul Langit.