Para Pengusaha Konstruksi Lokal Merasa Ditinggalkan dalam Proyek Jalan Tol Trans Sumatera
Deswanda BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com–Pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di Provinsi Lampung terus digeber. Namun, masalah mulai muncul mulai soal ganti untung lahan warga yang malahan merugi hingga prote...
| Deswanda |
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com–Pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di Provinsi Lampung terus digeber. Namun, masalah mulai muncul mulai soal ganti untung lahan warga yang malahan merugi hingga protes dari sejumlah asosiasi konstruksi seperti Gapensi, Aspeknas dan INIKINDO yang merasa tidak dilibatkan dalam proyek tersebut.
H. Deswanda SE, Ketua Umum BPD Gapensi Lampung, menyatakan Gapensi dalam proyek pembangunan Jalan TOL Trans Sumatera (JTTS) sama sekali tidak dilibatkan. “Sepengetahuan saya Gapensi tidak pernah dilibatkan dalam proyek JTTS oleh Hutama Karya (HK). Seharusnya HK melibatkan jasa konstruksi Gapensi yang eksis secara nasional,” kata Deswanda, Sabtu (21/11).
Menurut Deswanda, seyogianya Hutama Karya mengajak Gapensi untuk duduk bersama membicarakan pembangunan jalan tol tersebut. “Minimal Hutama karya mengajak ngobrol Gapensi dan seharusnya mereka (HK) ada bukti tertulis untuk merangkul teman-teman pengusaha konstruksi daerah karena lebih tahu kondisi di lapangan . Semestinya HK memberi subpekerjaan kepada kami,” jelasnya.
Menurut Deswandam adanya subkontrak kepada perusahaan lokal dapat mempercepat proyek pembangunan JTTS sehingga akan menguntungkan pengusaha di daerah .
“Kemitraan ini memang perlu dilakukan sebagai wujud dan rasa tanggung jawab untuk kuantitas dan kualitas, terutama Gapensi yang secara teknis pekerjaan terbaik dan dapat dipertanggungjawaban sehingga dapat menjadi mitra pemerintah dan swasta,” katanya.
Deswanda mengaku sebagai leader dari proyek JTTS, Hutama Karya sama sekali tidak merangkul pengusaha konstruksi daerah yang ada di Lampung.
“Secara kelembagaan Gapensi tidak dirangkul, meski Hutama Karya mengerjakan jalan dari Bakauheni hingga Tegineneng. Oleh karena itu, Deswanda berharap agar kedepan pemerintah Provinsi Lampung akan melibatkan Gapensi secara kelembagaan bukan secara personal atau orang per orang dan bersama-sama membangun infrastruktur Lampung. Dan jangan ada personal saja yang masuk MoU dengan Hutama karya, karena pengusaha di Lampung juga ingin menjadi besar,: katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Aspeknas Lampung Aprozi Alam . “Kami juga dari Aspeknas tidak dilibatkan dalam proyek pembangunan jalan tol JTTS, dan kami tidak tahu kenapa alasannya pelaksana proyek HK tidak melibatkan kami,” kata Aprozi.
Aprozi mengimbau pelaksana pembangunan jalan tol di wilayah Lampung agar melibatkan pengusaha konstruksi lokal didalam proyek pembangunan JTTS secara otomatis pekerjaannya ke depan akan jauh lebih baik.
Selain itu, kata dia, sesuai dengan Undang-undang otonomi daerah UU Nomor 32 Tahun 2014 agar pemerintah daerah Lampung lebih memperhatikan pengusaha lokal khususnya di Lampung.
Mulyono, Ketua Umum DPD INKINDO Lampung, juga mengaku pihaknya tidak dilibatkan dalam proyek JTTS ini.
“Kami dari INKINDO Lampung juga tidak dilibatkan dan tidak tahu alasannya mengapa tidak diikutsertakan dalam proyek jalan tol tersebut,” kata Mulyono.
Menurut Mulyono, BUMN (Hutama Karya ) itu tidak melibatkan asosiasi dalam proyeknya tetapi secara personal atau pihak ketiga yang akan masuk dalam MoU.
“Sistemya memang desain lalu bangun dan tidak melibatkan pihak ketiga dalam pekerjaan sub kontraknya. Karena itu ke depan, kami berharap agar kalau bisa konstruksi lokal dapat dilibatkan dalam subkontrak kerja,” katanya.
Mas Alina



