M. Junaidi : Pembangunan Listrik Melalui Jalur Tengah dan Timur Belum Diperlukan

Wakil Ketua Komisi III DPRD  Lampung , M. Junaidi  BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com—Pemadaman  bergilir di Lampung seharusnya tidak terjadi  karena pasokan listrik Lampung seharusnya surplus 107 MW. Hal itu berdasar...

M. Junaidi : Pembangunan Listrik Melalui Jalur Tengah dan Timur Belum Diperlukan

Wakil Ketua Komisi III DPRD  Lampung , M. Junaidi 

BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com—Pemadaman  bergilir di Lampung seharusnya tidak terjadi  karena pasokan listrik Lampung seharusnya surplus 107 MW. Hal itu berdasarkan data PLN bahwa ketersediaan pasokan listrik sebesar 1.030 MW, sementara beban puncak adalah 854 MW.
“Ya seharusnya surplus 107 MW, sehingga tidak perlu ada pemadaman,” kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Lampung, M. Junaidi, Kamis (17/3).

Dijelaskannya, ketersediaan pasokan listrik sebesar 1.030 MW berasal dari pembangkit tarahan 200 MW, Ulu Belu 110 MW, Batu Tegi 36 MW, Way Besai 90 MW dan pembangkit lainnya sebesar 64,5 MW. Sehingga totalnya mencapai 505 MW.
“Jika ditambahkan transfer pasokan listrik dari Palembang melalui jalur Bukit Kemuning sebesar 325W dan ditambahkan lagi dengan pasokan dari pembangkit Sebalang Lamsel 200 MW, maka total ketersediaan listrik kita 1.030 MW,” jelasnya.

Sehingga, sambung wakil sekretaris DPD Partai Demokrat Lampung itu,  jika semua pembangkit normal dan tidak mengalami kerusakan, maka penambahan pasokan melalui jalur Timur yang melalui perkebunan tebu milik SGC saat ini belum diperlukan.
“Logikanya seperti itu, penambahan jalur Tengah danTimur belum mendesak. Hanya saja saat ini apesnya pembangkit Sebalang tidak berfungsi dengan baik sehingga jumlah pasokan menurun,” tegasnya.

Bakal calon Bupati Mesuji itu meminta masyarakat memberikan kesempatan kepada PLN agar segera memperbaiki pembangkit yang bermasalah. Dirinya berharap ke depan tidak terjadi lagi pemadaman akibat kerusakan pembangkit.

Dia menambahkan, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo sudah melakukan terobosan-terobosan agar Lampung surplus energi. Diantaranya akan dibangunnya IPP (independent power plant) 100 MW yang sudah MoU dengan PT Sewa Tama untuk membangun PLTG 100 MW, MoU dengan Senwa untuk pembangunan pembangkit Mine Mouth sebesar 6 X 360 MW.
“Langkah-langkah Gubernur tersebut telah diupayakan untuk masuk dalam RUPTL PLN dalam konsep kemandirian Lampung,” imbuhnya.
Sebab sambung mantan aktivis 98 itu, Lampung harusnya mengutamakan kemandirian energi di daerah dibandingkan bergantung suplai listrik dari Sumsel.

“Logika sederhanya, jika Sumsel membutuhkan energi listrik yang lebih maka Gubernur Sumsel pasti akan meminta PLN untuk Sumsel dengan mengurangi suplai ke daerah lain. Saat ini saja pembangkit di Sumsel mengalami gangguan PLTU Keban Agung dan PLTU Banjar Sari dengan 350 MW juga mengalami kerusakan. Artinya, kalau hari ini disebarluaskan bahwa seolah-seolah jika Sumsel kelebihan 436 MW, maka kurangi saja dengan yang rusak sekarang. Sehingga saat ini patut kita duga suplai listrik dari Palembang jalur Batu Raja Bukit Kemuning berkurang,” tandasnya.

(Lina/Rls)