Jumlah Penderita DBD pada 2015 Meningkat Tajam
Feaby/Teraslampung.com Pasien DBD di RSU Ryacudu Kotabumi (dok teraslampung.com) KOTABUMI–Jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Lampung Utara tahun ini mengalami peningkatan drastis dibandingkan dengan tahun 2014 si...

Feaby/Teraslampung.com
Pasien DBD di RSU Ryacudu Kotabumi (dok teraslampung.com) |
KOTABUMI–Jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Lampung Utara tahun ini mengalami peningkatan drastis dibandingkan dengan tahun 2014 silam.
Tahun lalu, jumlah penderita DBD hanya berjumlah 56 kasus dan tak ada korban jiwa. Sementara pada tahun 2015, hingga akhir Agustus 2015 saja penderita DBD di Lampung Utara mencapai 192 orang. Dua penderita di antaranya meninggal dunia.
“Jika dibandingkan tahun lalu, jumlah penderita dan korban DBD meningkat drastis tahun ini. Sampai Agustus lalu saja, jumlah kasus DBD sudah mencapai 192 orang dan yang meninggal dunia ada dua orang,” kata Kasie Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lampung Utara, M. Yusuf, Minggu (6/9).
M. Yusuf mengatakan, jumlah kasus DBD tiap bulannya mengalami siklus naik – turun. Jumlah kasus DBD terbanyak ditemukan pada bulan Januari dan Februari. Pada rentang dua bulan itu juga, kedua pasien DBD meninggal dunia. Sementara, jumlah kasus DBD terendah terjadi pada bulan Juli dan Juni.
“Rinciannya, Januari ada 34 kasus, Februari 47 kasus, Maret 26 kasus, April 21. Selanjutnya, Mei dengan 16 kasus, Juni ada 15 kasus. Lalu, Juli 5 kasus dan Agustus dengan 28 kasus. Sementara untuk September ini, belum terdata semuanya,” tutur dia.
Meski saat ini memasuki musim kemarau, namun ia meminta masyarakat Lampung Utara untuk berhati – hati dengan perkembangan penyakit ini khususnya sejumlah Kecamatan yang sering terjadi kasus DBD tiap tahunnya.
“Ada lima Kecamatan yang tiap tahunnya ditemukan kasus DBD. Kelima Kecamatan itu yakni Kecamatan Kotabumi, Kotabumi Selatan, Kotabumi Utara, Abung Selatan dan Bukit Kemuning,” katanya.
Kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya, menurut M. Yusuf sangat diperlukan dalam menekan atau memberantas jentik – jentik nyamuk yang berkembang dalam genangan air. Tanpa dukungan masyarakat maka kerja keras pihaknya seperti penyuluhan dan pembagian bubuk abate serta fogging (pengasapan) akan menjadi sia – sia. Dukungan dan bantuan masyarakat itu dapat berupa menutup, menguras dan mengubur berbagai tempat yang berpotensi sebagai tempat berkembang biaknyanya jentik – jentik nyamuk.
“Petugas di setiap Puskesmas sudah kembali digiatkan untuk melakukan Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masing – masing wilayahnya termasuk sekolah. Tapi, kami juga mengharapkan dukungan dan bantuan masyarakat untuk bersama – sama menjaga kebersihan lingkungannya masing – masing,” papar dia.