Jangan Remehkan Tidur Mendengkur

Ilustrasi orang tidur. (howlifework.com) Jika Anda hanya memiliki waktu tidur 1-2 jam dalam sehari mungkin Anda tidak pernah tidur mengorok atau mendengkur. Tidur mendengkur acap diartikan sebagai tidur lelap. Konon, seseorang karena terlalu...

Jangan Remehkan Tidur Mendengkur
Ilustrasi orang tidur. (howlifework.com)

Jika Anda hanya memiliki waktu tidur 1-2 jam dalam sehari mungkin Anda tidak pernah tidur mengorok atau mendengkur. Tidur mendengkur acap diartikan sebagai tidur lelap. Konon, seseorang karena terlalu lelah maka tidurnya mendengkur. Namun, banyak pula orang yang selalu tidur mendengur: baik tidurnya lama atau pendek, baik capek atau tidak.

Tidur mendengkur mungkin saja menjadi sebuah kenikmatan bagi yang mengalaminya. Namun, hal itu bisa jadi, justru menyebabkan petaka bagi kawan seranjang. Setidaknya, teman tidur Anda akann sangat terganggu jika Anda tidur mendengkur.

Karena anggapan yang salah (dianggap karena terlalu lelap atau terlalu capek), kebiasaan tidur mendengkur biasanya tidak dianggap sebagai masalah serius. Padahal, sudah banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa tidur mendengkur terkait dengan masalah kesehatan.

Mendengkur atau gangguan tidur dalam istilah kesehatan disebut sleep apnea. Itu termasuk  kondisi medis yang serius. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, kebiasaan mendengkur  dapat merenggut nyawa.

 Sleep apnea merupakan suatu kondisi yang mengganggu pola pernapasan ketika Anda tidur. Napas Anda hanya berlangsung dalam beberapa detik kemudian berhenti. Hal itu dapat terjadi berulang kali. Akibatnya, Anda akan mengeluarkan suara dengkuran dan menyebabkan tubuh Anda tidak sepenuhnya beristirahat.

Anda mungkin akan merasa lelah dan hal ini sangat berdampak buruk bagi kesehatan. Berbagai penyakit dapat muncul akibat gangguan ini, seperti stroke, hilang ingatan, depresi
diabetes, dan serangan jantung.

Gangguan tidur ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Obstructive sleep apnea  (OSA)

Ini merupakan bentuk yang paling umum dari gangguan sleep apnea. Anda akan mengalami hal ini jika otot-otot dalam tenggorokan Anda mengendur atau rileks.

Berikut beberapa faktor yang memungkinkan Anda untuk lebih dapat mengalami jenis gangguan tidur ini:

  1. Riwayat keluarga: Jika ada dari anggota keluarga Anda yang mengalami sleep apnea, Anda juga mungkin akan mengalaminya.
  2. Ras: Orang berkulit hitam lebih berisiko mengalami obstructive sleep apnea.
  3. Jenis kelamin: Kaum pria memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami apnea tidur. Namun, kaum perempuan juga berisiko mengalaminya, terlebih jika mereka telah mengalami menopause.
  4. Usia: Gangguan tidur ini lebih sering dialami oleh orang yang berusia lebih dari 60 tahun.
  5. Berat badan: Jika Anda memiliki berat badan lebih dari ukuran normal, Anda berisiko mengalami jenis gangguan tidur ini. Sebab, lemak dalam tubuh Anda akan tertimbun di sekita saluran napas bagian atas di mana itu dapat menghambat pernapasan Anda. Namun, orang kurus juga dapat mengembangkan gangguan ini.
  6. Lingkar leher: Orang yang memiliki leher tebal kemungkinan saluran napasnya sempit dan memungkinkan dia untuk mengalami sleep apnea.
  7. Saluran napas: Akibat lingkar leher, mewarisi tenggorokan yang sempit, amandel, dan perbesaran kelenjar gondok, dapat memblokir saluran napas Anda dan bisa mengganggu siklus udara pernapasan ketika Anda tidur.
  8. Kondisi hidung: Masalah anatomi atau alergi yang dapat membuat Anda merasa sulit untuk bernapas melalui hidung. Hal itu juga dapat berkembang dan menimbulkan gangguan pada tidur, khususnya obstructive sleep apnea.
  9. Kebiasaan merokok: Perokok tiga kali lebih mungkin untuk mengalami obstructive sleep apnea. Sebab, kebiasaan ini akan meningkatkan jumlah peradangan dan retensi cairan di saluran napas bagian atas. Namun, gangguan ini dapat menghilang dengan sendirinya ketika Anda berhenti merokok.
  10. Mengkonsumsi alkohol, obat pereda nyeri, dan obat penenang: Jika Anda sering mengkonsumsi ketiga hal itu, Anda dapat mengalami sleep apnea. Sebab, di dalam alkohol dan obat terkandung zat-zat yang dapat mengendurkan otot tenggorokan.

2. Central sleep apnea (CSA).

Jenis gangguan tidur ini terjadi akibat otak Anda tidak mengirimkan sinyal yang tepat ke bagian otot yang memiliki fungsi mengontrol pernapasan. Dibandingkan dengan penderita sleep apnea jenis pertama, orang yang mengalami jenis gangguan tidur ini akan mengeluarkan suara dengkuran yang lebih keras.

Kedua jenis gangguan tidur di atas dapat dialami oleh semua orang bahkan bayi sekalipun. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami kedua jenis sleep apnea tersebut. Tapi, jika Anda juga terus merasa lelah, sakit kepala pengalaman tanpa alasan yang jelas atau memiliki tekanan darah tinggi, Anda bisa memiliki masalah yang lebih serius.

Itu karena ini semua bisa menjadi hasil dari mendengkur-yang, pada gilirannya, gejala yang paling umum dari apnea tidur obstruktif masalah kesehatan yang serius (OSA).

Sementara kebanyakan orang berpikir tentang mendengkur sebagai gangguan kecil, penelitian menunjukkan hal itu bisa berbahaya untuk kesehatan Anda. Itu karena selama lebih dari 18 juta orang Amerika itu terkait dengan apnea tidur obstruktif (OSA).

Orang yang menderita OSA berulang-ulang dan tanpa sadar berhenti bernapas pada malam hari karena obstruksi lengkap atau sebagian jalan napas mereka. Hal ini terjadi ketika otot-otot rahang, tenggorokan, dan lidah rileks, menghalangi jalan napas yang digunakan untuk bernapas. Kurangnya yang dihasilkan oksigen dapat berlangsung selama satu menit atau lebih, dan terjadi ratusan kali setiap malam.   Untungnya, kebanyakan orang bangun ketika obstruksi lengkap atau parsial terjadi, tetapi bisa membuat Anda merasa benar-benar lelah. OSA juga telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan.

Untungnya, sekarang ada pilihan pengobatan yang nyaman, jauh lebih mahal dan invasif yang tersedia. Sebuah studi kasus terbaru yang dipublikasikan oleh Divisi Eastern Virginia Medical School of Sleep Medicine di Journal of Clinical Sleep Medicine menyimpulkan bahwa memakai chinstrap sederhana saat Anda tidur dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk OSA. (Dewira)

sumber: howlifeworks.com